Perusahaan Jerman Bersihkan Bahan Berbahaya di Pelabuhan Beirut

Jum'at, 20 November 2020 - 21:02 WIB
loading...
Perusahaan Jerman Bersihkan...
Kondisi kerusakan di lokasi ledakan pelabuhan Beirut, Lebanon, 12 Agustus 2020. Foto/REUTERS
A A A
BEIRUT - Otoritas Lebanon menandatangani kontrak pada bulan ini dengan perusahaan Jerman , Combi Lift, untuk membersihkan bahan berbahaya yang disimpan selama lebih dari satu dekade di pelabuhan Beirut.

Lokasi pelabuhan Beirut meledak pada Agustus hingga menewaskan 200 orang dan mengakibatkan kerusakan di ibu kota.

Combi Lift menandatangani kontrak tiga bulan setelah sejumlah besar bahan kimia yang disimpan dengan buruk meledak dengan dahsyat. “Combi Lift akan memindahkan bahan kimia yang mudah terbakar dan sangat reaktif dari 49 kontainer di pelabuhan,” ungkap pernyataan kantor perdana menteri sementara pada Reuters.



Beberapa bahan kimia yang akan dipindahkan Combi Lift itu telah disimpan di pelabuhan sejak 2009, meskipun tidak ada rincian. (Baca Juga: Biden Yakin Sudah Pilih Menteri Keuangan yang Disukai Semua Demokrat)

Fakta bahwa butuh waktu sekitar tiga bulan sejak ledakan untuk menandatangani kesepakatan untuk memindahkan material berbahaya yang masih tertinggal di pelabuhan yang hancur itu menambah kemarahan publik. (Lihat Infografis: Trump Kembali Mengeluarkan Kebijakan Kontroversial)

Saat ini unjuk rasa semakin sering terjadi di Lebanon untuk mengecam krisis ekonomi dan politik yang terjadi di negara itu. Demonstran mengecam para politisi itu korupsi dan salah urus negara. (Lihat Video: Tegas, Pangdam Jaya Dudung Abdurachman akan Bubarkan FPI)

Banyak warga Lebanon, terutama mereka yang kehilangan rumah atau yang masih mengerjakan perbaikan sejak ledakan 4 Agustus, marah karena hasil penyelidikan ledakan itu belum dirilis.

"Seratus hari setelah tragedi nasional ledakan pelabuhan Beirut, seratus hari penyelidikan melibatkan pakar internasional dan masih belum ada kejelasan, tidak ada akuntabilitas, tidak ada keadilan," kecam koordinator khusus PBB untuk Lebanon, Jan Kubis, pada 13 November.

Dia memberi pengarahan kepada Dewan Keamanan PBB tentang Lebanon. Dia menyebut kurangnya kejelasan tentang penyelidikan itu meskipun banyak permohonan dan petisi warga untuk penyelidikan yang tidak memihak.

Kabinet mengundurkan diri setelah ledakan tetapi masih bertindak sebagai pengurus sementara karena belum ada kesepakatan untuk membentuk pemerintahan baru.

Amonium nitrat yang meledak pada Agustus telah disimpan di pelabuhan pada 2014. Pihak berwenang mengabaikan beberapa peringatan dari pejabat tentang bahaya menyimpan material itu di sana.

Pihak berwenang telah menahan 25 orang, termasuk petugas pelabuhan dan bea cukai. Otoritas mengatakan penyelidikan dilakukan secepat mungkin.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Israel Kembali Bom Beirut,...
Israel Kembali Bom Beirut, 4 Orang Tewas
Israel Ancam Bombardir...
Israel Ancam Bombardir Lebanon setelah Hizbullah Tembakkan Roket
Langgar Gencatan Senjata...
Langgar Gencatan Senjata Lebanon, Israel Bom Gedung di Beirut
Israel Gelar Serangan...
Israel Gelar Serangan Baru ke Lebanon, Dunia Kutuk Zionis
Hizbullah Hujani Israel...
Hizbullah Hujani Israel Roket, Zionis Meradang dan Siap Perang
Pemimpin Hizbullah Ancam...
Pemimpin Hizbullah Ancam Hadapi Israel di Lebanon Selatan
3 Tanda Kehancuran NATO...
3 Tanda Kehancuran NATO di Depan Mata, Salah Satunya Potensi Penarikan Diri Anggota Kunci
Kebakaran Pipa Gas Petronas,...
Kebakaran Pipa Gas Petronas, 63 Orang Dilarikan ke RS
Luncurkan Kapal Selam...
Luncurkan Kapal Selam Pembawa Rudal Zircon, Putin: AL Rusia yang Terkuat!
Rekomendasi
Raffi Ahmad dan Nagita...
Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Hadiri Open House Prabowo di Istana Negara
4 Film Komedi Seru untuk...
4 Film Komedi Seru untuk Menemani Momen Libur Lebaran Bersama Keluarga
Pemuda Desa Tial dan...
Pemuda Desa Tial dan Desa Tulehu Maluku Bentrok, 1 Orang Tewas
Berita Terkini
Netanyahu Batal Tunjuk...
Netanyahu Batal Tunjuk Eli Sharafit Jadi Bos Baru Shin Bet karena Kritik Trump
1 jam yang lalu
Warga Gaza Gelar Salat...
Warga Gaza Gelar Salat Idulfitri di Atas Reruntuhan Masjid di Tengah Serangan Israel
3 jam yang lalu
China Gelar Latihan...
China Gelar Latihan Militer Dekat Taiwan, AS Kirim Jet Tempur F-16 Block 70 Viper
4 jam yang lalu
Jepang Prediksi Gempa...
Jepang Prediksi Gempa Bumi Besar yang bisa Tewaskan 300.000 Orang
5 jam yang lalu
Lebih dari 2.000 Orang...
Lebih dari 2.000 Orang Tewas akibat Gempa Myanmar, 700 Muslim Meninggal di Masjid
6 jam yang lalu
Perang Panas Trump dan...
Perang Panas Trump dan Iran Bisa Picu Kiamat Inflasi?
7 jam yang lalu
Infografis
4 Tentara AS Tewas saat...
4 Tentara AS Tewas saat Latihan Tempur di Dekat Sekutu Rusia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved