Waspada! Korsel Siap Pertegas Langkah Hadapi Gelombang Ketiga COVID-19

Jum'at, 20 November 2020 - 15:10 WIB
loading...
Waspada! Korsel Siap...
Turis memakai masker saat berjalan di Istana Gyeongbok, Seoul, Korsel, 19 November 2020. Foto/REUTERS/Heo Ran
A A A
SEOUL - Perdana Menteri (PM) Korea Selatan (Korsel) Chung Sye-kyun menghimbau warga menghindari perkumpulan sosial. Dia memperingatkan langkah lebih tegas akan diterapkan untuk atasi gelombang ketiga COVID-19 yang sedang melanda.

PM Chung menyeru agar semua rencana perkumpulan sosial hingga akhir tahun ini dibatalkan. Para pengusaha diminta mendorong karyawannya bekerja dari rumah. Warga usia 60 tahun dan lebih tua diminta tetap tinggal di dalam rumah.

“Jika kita tidak menghentikan laju penyebaran sekarang, kehidupan harian kita di mana kita dapat setidaknya menarik nafas akan kembali dibatasi,” ujarnya pada pertemuan tanggap COVID-19, dilansir Reuters.

Korea Selatan memperketat pedoman pencegahan pada Kamis tetapi kekhawatiran meningkat bahwa larangan pertemuan publik besar tidak cukup mengatasi pandemi. (Baca Juga: Covid-19 Muncul di Italia Oktober 2019, China Tolak Dicap Biang Keladi)

Apalagi saat ini bar, klub malam, layanan keagamaan, dan acara olahraga masih diizinkan dibuka dengan batasan kehadiran. (Lihat Infografis: Otoritas Penerbangan AS Ijikan Boeing 737 Max Terbang Kembali)

“Gelombang ketiga pandemi sedang berlangsung dengan 363 kasus baru dikonfirmasi pada Kamis (19/11),” ungkap pernyataan Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korsel. (Lihat Video: Jelang Pemeriksaan Ridwan Kamil, Bareskrim Mabes Polri Sepi)



Menurut lembaga itu, pada hari ketiga berturut-turut penghitungan kasus telah melampaui 300. Korea Selatan sekarang telah melaporkan total 30.017 kasus dan 501 kematian.

"Kami yakin gelombang ketiga infeksi sekarang sedang berlangsung di wilayah ibu kota," papar pejabat Kementerian Kesehatan Yoon Tae-ho dalam pengarahan.

“Jumlah pasien COVID-19 yang sakit parah meningkat tajam dan mencapai 84 orang pada Jumat, sehingga membebani sumber daya unit perawatan intensif (ICU),” ujar Yoon.

Pejabat kesehatan mengatakan wilayah ibu kota Seoul, tempat sekitar setengah dari 52 juta orang tinggal dan bekerja, mungkin memerlukan pembatasan yang lebih ketat jika rata-rata infeksi komunitas harian selama sepekan naik menjadi 200 orang atau lebih.

Wilayah ibu kota Seoul mencatat 218 kasus baru pada Kamis, data harian pertama lebih dari 200 orang sejak Agustus.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2540 seconds (0.1#10.140)