Maroko Kerahkan Pasukan ke Perbatasan Guerguerat, Awas Pecah Perang!

Minggu, 15 November 2020 - 02:02 WIB
loading...
Maroko Kerahkan Pasukan...
Militer Maroko menuju zona penyangga Guerguerat. Foto/Atalayar
A A A
RABAT - Militer Maroko mengakui telah mengerahkan pasukannya di perbatasan untuk mengamankan aliran barang dan orang melintasi zona penyangga Guerguerat. Perang baru bisa pecah di sana.

"Angkatan Bersenjata Kerajaan, pada Kamis malam, telah mengerahkan sabuk keamanan untuk mengamankan arus barang dan personel melalui zona penyangga Guerguerat," papar pernyataan militer Maroko.

Menurut Maroko, "Keputusan ini mengikuti blokade titik perlintasan oleh sekitar 60 orang di bawah pengawasan elemen Polisario bersenjata, di poros jalan yang memotong zona penyangga dan wilayah Guerguerat, yang menghubungkan Kerajaan Maroko dengan Republik Islam Mauritania yang menyebabkan pelarangan hak lintas."

"Operasi non-ofensif ini, tanpa niat tempur, dilakukan sesuai aturan keterlibatan yang jelas yang mengharuskan menghindari kontak dengan warga sipil dan menggunakan senjata hanya untuk pertahanan diri," papar pernyataan militer Maroko. (Baca Juga: Rusia-Turki Akhirnya Sepakat Kerjasama Kontrol Gencatan Senjata Nagorno-Karabakh)

Kementerian Luar Negeri Maroko mengeluarkan pernyataan tentang situasi di sana. "Mengingat provokasi serius dan tidak dapat diterima dari milisi Polisario di zona penyangga Guerguerat, Maroko memutuskan bertindak, dengan menghormati penuh yurisdiksinya," ungkap kementerian itu. (Lihat Infografis: China Akhirnya Beri Ucapan Selamat pada Biden dan Harris)

"Setelah Maroko mematuhi pengekangan sepenuhnya, mereka tidak punya pilihan selain memikul tanggung jawabnya untuk mengakhiri rintangan yang disebabkan gerakan ini dan membangun kembali kebebasan bergerak sipil dan komersial," papar pernyataan itu. (Lihat Video: Menang di Georgia, Biden Tutup Pilpres AS Unggul 306 Suara)

Pernyataan itu lebih lanjut menegaskan, "Maroko memutuskan bertindak sesuai kekuasaannya berdasarkan tugasnya dan kepatuhan penuh dengan legitimasi internasional."

Maroko menyalahkan Front Polisario atas konsekuensi dari situasi saat ini.

Menurut Maroko, sejak 2016, Front Polisario telah melipatgandakan tindakan yang tidak dapat ditoleransi dan berbahaya ini di zona penyangga, melanggar perjanjian militer dan menentang seruan yang dibuat sekretaris jenderal PBB, dan melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB, khususnya Resolusi 2414 dan Resolusi 2440, yang memerintahkan Front Polisario untuk mengakhiri tindakan destabilisasi.

Kerajaan Maroko segera memberi peringatan dan melaporkan secara rutin perkembangan yang sangat berbahaya ini kepada sekretaris jenderal dan pejabat senior PBB.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1125 seconds (0.1#10.140)