4 Hal Ini Bisa Dilakukan Trump Setelah Lengser Presiden, Ada Sedihnya
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Donald Trump akan tetap menjabat hingga 20 Januari, saat dia menyerahkan pekerjaan itu kepada penggantinya dan bergabung klub eksklusif mantan presiden Amerika Serikat (AS).
Lantas apa yang akan dilakukan Trump selanjutnya?
Ada pilihan untuk menjadi pembicara, menulis memoar, dan membuat perpustakaan presiden.
Mantan Presiden AS Jimmy Carter memilih kegiatan kemanusiaan, dan George W Bush melukis. Tapi Trump tidak pernah menjadi politisi pada umumnya. (Baca Juga: Biden: Tak Ada yang Akan Hentikan Transisi Kekuasaan di AS)
"Donald Trump telah mematahkan banyak norma sebagai presiden," ungkap Tim Calkins, profesor marketing di Sekolah Manajemen Kellogg Universitas Northwestern. (Lihat Infografis: Penuh Rintangan, Bisakah Joe Biden Menjadi Presiden Hebat?)
"Tidak ada alasan untuk berpikir bahwa Donald Trump akan bertindak seperti mantan presiden mana pun yang pernah kita lihat," ujar dia. (Lihat Video: Terkait Status Habib Rizieq, Ini Penjelasan Polisi)
Berikut beberapa kemungkinan yang akan dilakukan Trump setelah tinggalkan Gedung Putih.
Pertama, Dia Bisa Mencalonkan Lagi
Ini mungkin bukan akhir dari ambisi politik Trump dan dia dapat mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua.
Dia bisa meniru Grover Cleveland, satu-satunya presiden AS yang meninggalkan Gedung Putih dan kembali empat tahun kemudian, menjabat pada 1885 dan kemudian kembali pada 1893.
Konstitusi AS menetapkan, "Tidak ada orang yang akan dipilih untuk jabatan Presiden lebih dari dua kali" tetapi tidak ada istilah harus berturut-turut.
Dan mantan ajudannya menyatakan Trump mungkin berusaha melakukan hal itu. "Saya benar-benar akan memasukkannya ke dalam daftar orang-orang yang kemungkinan akan mencalonkan diri pada 2024," ujar mantan kepala staf Trump, Mick Mulvaney, baru-baru ini.
Trump jelas menyukai kampanye dan dia menerima 71,5 juta suara dalam pemilu 2020, rekor total tertinggi untuk kandidat yang kalah. Jumlah itu jelas menunjukkan basis dukungan yang besar di antara publik Amerika.
"Dia akan meninggalkan kursi kepresidenan dengan brand yang dalam beberapa hal sama kuatnya dengan saat dia menjadi presiden," ujar Prof Calkins, dilansir BBC.
Ada juga spekulasi bahwa putra tertua presiden, Donald Trump Jr, tertarik mencalonkan diri untuk jabatan puncak.
Kedua, Menyelamatkan Kerajaan Bisnisnya
Sebelum menjadi politisi, Trump adalah maestro real estate, bintang reality televisi, dan duta mereknya sendiri, menggunakan namanya untuk berbagai kesepakatan lisensi yang menguntungkan.
Dia mungkin tertarik melanjutkan apa yang dia tinggalkan empat tahun lalu dan kembali ke dunia bisnis.
The New York Times telah melaporkan Trump memiliki lebih dari USD400 juta pinjaman yang akan jatuh tempo dalam beberapa tahun mendatang, meskipun dia mengatakan itu hanya "bagian kecil" dari kekayaan bersihnya.
Trump Organization memiliki banyak hotel dan lapangan golf.
Ada properti bermerek Trump di Mumbai, Istanbul, dan Filipina, dan tentu saja Washington DC. Ada juga lapangan golf di AS, Inggris, Dubai, dan Indonesia.
Tetapi jika itu yang dipilih presiden pada Januari, dia akan memiliki banyak pekerjaan di depannya.
Banyak dari usaha bisnisnya berada di industri perjalanan dan rekreasi, yang terkena dampak pandemi virus corona.
Forbes telah melaporkan kekayaannya bisa berkurang USD1 miliar karena terpukul pandemi Covid-19.
Berdasarkan dokumen pajak selama dua dekade yang dilihat New York Times, surat kabar itu juga melaporkan "kerugian kronis dan tahun-tahun penghindaran pajak".
New York Times mengatakan Trump tidak membayar pajak penghasilan sama sekali dalam 10 dari 15 tahun sebelumnya. "Sebagian besar karena dia melaporkan kerugian lebih banyak daripada uang yang dia hasilkan," papar laporan Times.
Trump Organization dan Trump mengkritik laporan New York Times itu tidak akurat.
Calkins mengatakan presiden telah membuktikan berkali-kali bahwa dia memiliki kemampuan luar biasa untuk mempertahankan brandnya "dalam percakapan" dan itu tetap kuat oleh kepresidenan.
"Ini menjadi lebih dari polarisasi dan jauh lebih khas, yang dalam beberapa hal membuatnya kurang menarik sebagai brand bisnis," ujar dia.
"Sekarang jika Anda akan mengadakan pernikahan di hotel Trump, itu benar-benar membuat pernyataan, itu tidak terjadi sebelum kepresidenan," tutur dia.
Ketiga, Menjadi Seorang Maestro Media
Presiden Trump tidak asing dengan televisi, setelah meluncurkan reality show The Apprentice.
Ada banyak spekulasi bahwa ambisinya adalah terlibat di media berita, baik dengan meluncurkan salurannya sendiri atau bekerja sama dengan jaringan konservatif yang mapan.
"Dia pasti akan memiliki audiens potensial," ujar Henry Schafer, wakil presiden eksekutif di Q Scores Company.
“Trump berhasil membangun mereknya sebagai ‘kepribadian cinta-untuk-benci’ seperti Kardashians atau Howard Stern,” papar Schafer.
Schafer memperkirakan dia akan kembali pada apa yang terbaik untuknya yakni “kontroversi".
"Dia berkembang pesat dalam kontroversi, dia memutar kontroversi untuk keuntungannya, itu 'MO' (modus operandi)-nya," kata dia.
Kemungkinan kolaboratornya adalah jaringan kabel One American News Network (OANN) atau Newsmax. OANN adalah favorit Trump dan sebaliknya.
Para mantan presiden sering menandatangani kesepakatan buku, dengan Barack Obama dan Michelle Obama mencetak kesepakatan bersama yang memecahkan rekor bernilai USD65 juta, meskipun jumlah itu jarang. George W Bush mendapat uang muka USD10 juta yang dikabarkan untuk memoarnya.
Keluarga Obama juga menandatangani kesepakatan produksi jutaan dolar dengan Netflix, dan keluarga Bill Clinton memiliki kesepakatan podcast.
Keempat, Menikmati Pensiun Presiden
Trump akan mendapatkan pensiun presiden dengan banyak fasilitas lainnya, ketika dia meninggalkan jabatannya.
Undang-Undang Mantan Presiden, yang disahkan pada 1958 untuk "menjaga martabat" kantor, memberikan manfaat termasuk pensiun tahunan, sebesar USD207.800 pada 2017.
Mantan presiden juga berhak atas perlindungan Secret Service seumur hidup, tunjangan kesehatan, serta biaya kantor dan staf perjalanan.
Jadi, Trump, sekarang 74 tahun, bisa memutuskan untuk pensiun secara diam-diam.
Dia bisa menghabiskan hari-harinya terlibat dalam kegiatan filantropi, meningkatkan saldo banknya sebagai pembicara dan merencanakan perpustakaan kepresidenannya.
Dan dia bisa mengisi waktu luang dengan bersantai dan bermain golf di Florida, Mar-a-Lago, tempat peristirahatan Palm Beach-nya.
Tetapi Prof Calkins tidak melihat kehidupan yang tenang sebagai skenario yang mungkin terjadi bagi Trump yang menghabiskan begitu banyak waktu sebagai pusat perhatian.
"Donald Trump sebagai kepribadian tidak mungkin memudar dan saya pikir kita akan terus melihat brand Trump di dunia," tutur dia.
Pada Oktober, Trump bahkan berspekulasi bahwa, jika dia kalah dalam pemilihan, dia akan merasa sangat sedih sehingga "mungkin saya harus meninggalkan negara ini, saya tidak tahu."
Lihat Juga: Elon Musk Disebut The Real President, Trump Ungkap 3 Alasan Pendiri Tesla Tidak Akan Jadi Pemimpin AS
Lantas apa yang akan dilakukan Trump selanjutnya?
Ada pilihan untuk menjadi pembicara, menulis memoar, dan membuat perpustakaan presiden.
Mantan Presiden AS Jimmy Carter memilih kegiatan kemanusiaan, dan George W Bush melukis. Tapi Trump tidak pernah menjadi politisi pada umumnya. (Baca Juga: Biden: Tak Ada yang Akan Hentikan Transisi Kekuasaan di AS)
"Donald Trump telah mematahkan banyak norma sebagai presiden," ungkap Tim Calkins, profesor marketing di Sekolah Manajemen Kellogg Universitas Northwestern. (Lihat Infografis: Penuh Rintangan, Bisakah Joe Biden Menjadi Presiden Hebat?)
"Tidak ada alasan untuk berpikir bahwa Donald Trump akan bertindak seperti mantan presiden mana pun yang pernah kita lihat," ujar dia. (Lihat Video: Terkait Status Habib Rizieq, Ini Penjelasan Polisi)
Berikut beberapa kemungkinan yang akan dilakukan Trump setelah tinggalkan Gedung Putih.
Pertama, Dia Bisa Mencalonkan Lagi
Ini mungkin bukan akhir dari ambisi politik Trump dan dia dapat mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua.
Dia bisa meniru Grover Cleveland, satu-satunya presiden AS yang meninggalkan Gedung Putih dan kembali empat tahun kemudian, menjabat pada 1885 dan kemudian kembali pada 1893.
Konstitusi AS menetapkan, "Tidak ada orang yang akan dipilih untuk jabatan Presiden lebih dari dua kali" tetapi tidak ada istilah harus berturut-turut.
Dan mantan ajudannya menyatakan Trump mungkin berusaha melakukan hal itu. "Saya benar-benar akan memasukkannya ke dalam daftar orang-orang yang kemungkinan akan mencalonkan diri pada 2024," ujar mantan kepala staf Trump, Mick Mulvaney, baru-baru ini.
Trump jelas menyukai kampanye dan dia menerima 71,5 juta suara dalam pemilu 2020, rekor total tertinggi untuk kandidat yang kalah. Jumlah itu jelas menunjukkan basis dukungan yang besar di antara publik Amerika.
"Dia akan meninggalkan kursi kepresidenan dengan brand yang dalam beberapa hal sama kuatnya dengan saat dia menjadi presiden," ujar Prof Calkins, dilansir BBC.
Ada juga spekulasi bahwa putra tertua presiden, Donald Trump Jr, tertarik mencalonkan diri untuk jabatan puncak.
Kedua, Menyelamatkan Kerajaan Bisnisnya
Sebelum menjadi politisi, Trump adalah maestro real estate, bintang reality televisi, dan duta mereknya sendiri, menggunakan namanya untuk berbagai kesepakatan lisensi yang menguntungkan.
Dia mungkin tertarik melanjutkan apa yang dia tinggalkan empat tahun lalu dan kembali ke dunia bisnis.
The New York Times telah melaporkan Trump memiliki lebih dari USD400 juta pinjaman yang akan jatuh tempo dalam beberapa tahun mendatang, meskipun dia mengatakan itu hanya "bagian kecil" dari kekayaan bersihnya.
Trump Organization memiliki banyak hotel dan lapangan golf.
Ada properti bermerek Trump di Mumbai, Istanbul, dan Filipina, dan tentu saja Washington DC. Ada juga lapangan golf di AS, Inggris, Dubai, dan Indonesia.
Tetapi jika itu yang dipilih presiden pada Januari, dia akan memiliki banyak pekerjaan di depannya.
Banyak dari usaha bisnisnya berada di industri perjalanan dan rekreasi, yang terkena dampak pandemi virus corona.
Forbes telah melaporkan kekayaannya bisa berkurang USD1 miliar karena terpukul pandemi Covid-19.
Berdasarkan dokumen pajak selama dua dekade yang dilihat New York Times, surat kabar itu juga melaporkan "kerugian kronis dan tahun-tahun penghindaran pajak".
New York Times mengatakan Trump tidak membayar pajak penghasilan sama sekali dalam 10 dari 15 tahun sebelumnya. "Sebagian besar karena dia melaporkan kerugian lebih banyak daripada uang yang dia hasilkan," papar laporan Times.
Trump Organization dan Trump mengkritik laporan New York Times itu tidak akurat.
Calkins mengatakan presiden telah membuktikan berkali-kali bahwa dia memiliki kemampuan luar biasa untuk mempertahankan brandnya "dalam percakapan" dan itu tetap kuat oleh kepresidenan.
"Ini menjadi lebih dari polarisasi dan jauh lebih khas, yang dalam beberapa hal membuatnya kurang menarik sebagai brand bisnis," ujar dia.
"Sekarang jika Anda akan mengadakan pernikahan di hotel Trump, itu benar-benar membuat pernyataan, itu tidak terjadi sebelum kepresidenan," tutur dia.
Ketiga, Menjadi Seorang Maestro Media
Presiden Trump tidak asing dengan televisi, setelah meluncurkan reality show The Apprentice.
Ada banyak spekulasi bahwa ambisinya adalah terlibat di media berita, baik dengan meluncurkan salurannya sendiri atau bekerja sama dengan jaringan konservatif yang mapan.
"Dia pasti akan memiliki audiens potensial," ujar Henry Schafer, wakil presiden eksekutif di Q Scores Company.
“Trump berhasil membangun mereknya sebagai ‘kepribadian cinta-untuk-benci’ seperti Kardashians atau Howard Stern,” papar Schafer.
Schafer memperkirakan dia akan kembali pada apa yang terbaik untuknya yakni “kontroversi".
"Dia berkembang pesat dalam kontroversi, dia memutar kontroversi untuk keuntungannya, itu 'MO' (modus operandi)-nya," kata dia.
Kemungkinan kolaboratornya adalah jaringan kabel One American News Network (OANN) atau Newsmax. OANN adalah favorit Trump dan sebaliknya.
Para mantan presiden sering menandatangani kesepakatan buku, dengan Barack Obama dan Michelle Obama mencetak kesepakatan bersama yang memecahkan rekor bernilai USD65 juta, meskipun jumlah itu jarang. George W Bush mendapat uang muka USD10 juta yang dikabarkan untuk memoarnya.
Keluarga Obama juga menandatangani kesepakatan produksi jutaan dolar dengan Netflix, dan keluarga Bill Clinton memiliki kesepakatan podcast.
Keempat, Menikmati Pensiun Presiden
Trump akan mendapatkan pensiun presiden dengan banyak fasilitas lainnya, ketika dia meninggalkan jabatannya.
Undang-Undang Mantan Presiden, yang disahkan pada 1958 untuk "menjaga martabat" kantor, memberikan manfaat termasuk pensiun tahunan, sebesar USD207.800 pada 2017.
Mantan presiden juga berhak atas perlindungan Secret Service seumur hidup, tunjangan kesehatan, serta biaya kantor dan staf perjalanan.
Jadi, Trump, sekarang 74 tahun, bisa memutuskan untuk pensiun secara diam-diam.
Dia bisa menghabiskan hari-harinya terlibat dalam kegiatan filantropi, meningkatkan saldo banknya sebagai pembicara dan merencanakan perpustakaan kepresidenannya.
Dan dia bisa mengisi waktu luang dengan bersantai dan bermain golf di Florida, Mar-a-Lago, tempat peristirahatan Palm Beach-nya.
Tetapi Prof Calkins tidak melihat kehidupan yang tenang sebagai skenario yang mungkin terjadi bagi Trump yang menghabiskan begitu banyak waktu sebagai pusat perhatian.
"Donald Trump sebagai kepribadian tidak mungkin memudar dan saya pikir kita akan terus melihat brand Trump di dunia," tutur dia.
Pada Oktober, Trump bahkan berspekulasi bahwa, jika dia kalah dalam pemilihan, dia akan merasa sangat sedih sehingga "mungkin saya harus meninggalkan negara ini, saya tidak tahu."
Lihat Juga: Elon Musk Disebut The Real President, Trump Ungkap 3 Alasan Pendiri Tesla Tidak Akan Jadi Pemimpin AS
(sya)