Erdogan pada Putin: Gencatan Senjata Nagorno-Karabakh Langkah Tepat
loading...
A
A
A
ANKARA - Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan pada Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa kesepakatan gencatan senjata Nagorno-Karabakh langkah tepat menuju solusi jangka panjang.
Pasukan penjaga perdamaian Rusia telah dikerahkan ke Nagorno-Karabakh pada Selasa sesuai kesepakatan gencatan senjata untuk menghentikan pertempuran selama enam pekan antara pasukan Azerbaijan dan etnis Armenia serta membekukan perolehan wilayah oleh Azerbaijan.
Turki adalah sekutu dekat Azerbaijan. Selama pertempuran, Turki memasok persenjataan untuk Azerbaijan hingga dapat merebut kembali sejumlah wilayah yang dikontrol etnis Armenia.
Melalui telepon, Erdogan mengatakan kepada Putin bahwa Turki akan mendirikan pusat untuk mengamati gencatan senjata bersama dengan Rusia. (Baca Juga: Armenia, Azerbaijan, Rusia Sepakat Akhiri Konflik Nagorno-Karabakh)
Lokasi pusat pengamatan gencatan senjata itu, menurut Erdogan, di tanah yang dibebaskan dari pendudukan Armenia, yang ditentukan oleh Azerbaijan. (Lihat Infografis: Akankah Frigat 30DX Jepang Jadi Destroyer Masa Depan Indonesia?)
Erdogan juga mengungkapkan pentingnya membuka koridor antara Azerbaijan dan Nakhchivan agar warga Azerbaijan dapat kembali ke Karabakh. Nakhchivan dipisahkan lokasinya dari Azerbaijan oleh Armenia. (Lihat Video: Terkait Status Habib Rizieq, Ini Penjelasan Polisi)
Azerbaijan mencoba mendapatkan kembali tanah yang hilang selama perang pada 1990-an. Mereka memuji kesepakatan itu sebagai kemenangan.
Pasokan senjata dan dukungan diplomatik Turki memberi Azerbaijan keunggulan dalam perang tersebut. Azerbaijan berhasil memperluas wilayah yang mereka kontrol di Karabakh.
Rusia, yang memiliki pakta pertahanan dengan Armenia dan pangkalan militer di sana, tampaknya menyambut kesepakatan itu sebagai tanda bahwa mereka masih menjadi penengah utama di Kaukasus Selatan yang kaya sumber energi.
Pasukan penjaga perdamaian Rusia telah dikerahkan ke Nagorno-Karabakh pada Selasa sesuai kesepakatan gencatan senjata untuk menghentikan pertempuran selama enam pekan antara pasukan Azerbaijan dan etnis Armenia serta membekukan perolehan wilayah oleh Azerbaijan.
Turki adalah sekutu dekat Azerbaijan. Selama pertempuran, Turki memasok persenjataan untuk Azerbaijan hingga dapat merebut kembali sejumlah wilayah yang dikontrol etnis Armenia.
Melalui telepon, Erdogan mengatakan kepada Putin bahwa Turki akan mendirikan pusat untuk mengamati gencatan senjata bersama dengan Rusia. (Baca Juga: Armenia, Azerbaijan, Rusia Sepakat Akhiri Konflik Nagorno-Karabakh)
Lokasi pusat pengamatan gencatan senjata itu, menurut Erdogan, di tanah yang dibebaskan dari pendudukan Armenia, yang ditentukan oleh Azerbaijan. (Lihat Infografis: Akankah Frigat 30DX Jepang Jadi Destroyer Masa Depan Indonesia?)
Erdogan juga mengungkapkan pentingnya membuka koridor antara Azerbaijan dan Nakhchivan agar warga Azerbaijan dapat kembali ke Karabakh. Nakhchivan dipisahkan lokasinya dari Azerbaijan oleh Armenia. (Lihat Video: Terkait Status Habib Rizieq, Ini Penjelasan Polisi)
Azerbaijan mencoba mendapatkan kembali tanah yang hilang selama perang pada 1990-an. Mereka memuji kesepakatan itu sebagai kemenangan.
Pasokan senjata dan dukungan diplomatik Turki memberi Azerbaijan keunggulan dalam perang tersebut. Azerbaijan berhasil memperluas wilayah yang mereka kontrol di Karabakh.
Rusia, yang memiliki pakta pertahanan dengan Armenia dan pangkalan militer di sana, tampaknya menyambut kesepakatan itu sebagai tanda bahwa mereka masih menjadi penengah utama di Kaukasus Selatan yang kaya sumber energi.
(sya)