Telan Viagra dan Pakai Krim Ereksi, Sopir Taksi Tewas saat Pesta Seks
loading...
A
A
A
BANGKOK - Seorang sopir taksi tewas saat pesta seks di Thailand . Korban tewas karena serangan jantung setelah mengonsumsi Viagra dan menggunakan krim ereksi.
Khun Thep, 44, mengonsummsi pil dan menggunakan krim "Marathon Rub" dalam pesta seks bulanan dengan teman-temannya di provinsi Samut Prakan pada 8 November. Korban membawa salah satu wanita ke kamar suite hotel.
Ketika dia muncul satu jam kemudian, teman-temannya mengatakan dia tampak sangat lelah. Khun Thep tergeletak di sofa dengan kondisi telanjang dari pinggang ke bawah, sementara teman-temannya melanjutkan pesta. (Baca: Trump Kalah Pilpres AS, Istri Pertama Menyebutnya Pecundang Buruk )
Mereka bergantian berhubungan seks dengan beberapa wanita muda di enam kamar berbeda.
Pada satu titik selama acara itu, teman-teman Thep memperhatikan bahwa dia tidak bergerak dan mulutnya berbusa.
Mereka mengguncang-guncangkan tubuhnya, tetapi tidak bisa membangunkannya. Salah satu temannya berkata: "Kami merayakannya seperti ini setiap bulan."
"Dia datang ke suite kami dan hanya tidur di sofa saat kami berpesta, kami pikir dia hanya lelah. Namun, setelah saya mengguncang tubuhnya, dia tidak merespons," kata teman korban yang tak disebutkan namanya seperti dikutip Daily Mirror, Rabu (11/11/2020). (Baca juga: Putin: Rusia Akan Terus Tingkatkan Senjata Nuklir karena Ada Ancaman )
Para pengunjung pesta yang terkejut segera menelepon polisi dan paramedis yang menyatakan dia meninggal setelah memeriksa denyut nadinya.
Di tempat kejadian, polisi menemukan alkohol, sebungkus Viagra, krim ereksi, dan dua pil tak dikenal tergeletak di atas meja.
Ada juga beberapa botol wiski, kaleng bir dan camilan termasuk kacang tanah, ayam goreng, dan udang kering.
Petugas mengatakan bahwa korban menderita serangan jantung yang disebabkan oleh hubungan seks yang energik dan mengonsumsi koktail alkohol dan obat-obatan seks.
Tidak ada tanda-tanda luka yang ditemukan di tubuhnya, meski autopsi resmi belum dilakukan.
"Tidak ada yang mencurigakan tentang kematiannya di hotel," kata pejabat polisi setempat, Kapten Polisi Namasphong Madha.
"Namun, ini memalukan bagi keluarganya karena mereka tidak tahu bahwa dia ada di sana. Kami akan menyelidiki," ujarnya.
Khun Thep, 44, mengonsummsi pil dan menggunakan krim "Marathon Rub" dalam pesta seks bulanan dengan teman-temannya di provinsi Samut Prakan pada 8 November. Korban membawa salah satu wanita ke kamar suite hotel.
Ketika dia muncul satu jam kemudian, teman-temannya mengatakan dia tampak sangat lelah. Khun Thep tergeletak di sofa dengan kondisi telanjang dari pinggang ke bawah, sementara teman-temannya melanjutkan pesta. (Baca: Trump Kalah Pilpres AS, Istri Pertama Menyebutnya Pecundang Buruk )
Mereka bergantian berhubungan seks dengan beberapa wanita muda di enam kamar berbeda.
Pada satu titik selama acara itu, teman-teman Thep memperhatikan bahwa dia tidak bergerak dan mulutnya berbusa.
Mereka mengguncang-guncangkan tubuhnya, tetapi tidak bisa membangunkannya. Salah satu temannya berkata: "Kami merayakannya seperti ini setiap bulan."
"Dia datang ke suite kami dan hanya tidur di sofa saat kami berpesta, kami pikir dia hanya lelah. Namun, setelah saya mengguncang tubuhnya, dia tidak merespons," kata teman korban yang tak disebutkan namanya seperti dikutip Daily Mirror, Rabu (11/11/2020). (Baca juga: Putin: Rusia Akan Terus Tingkatkan Senjata Nuklir karena Ada Ancaman )
Para pengunjung pesta yang terkejut segera menelepon polisi dan paramedis yang menyatakan dia meninggal setelah memeriksa denyut nadinya.
Di tempat kejadian, polisi menemukan alkohol, sebungkus Viagra, krim ereksi, dan dua pil tak dikenal tergeletak di atas meja.
Ada juga beberapa botol wiski, kaleng bir dan camilan termasuk kacang tanah, ayam goreng, dan udang kering.
Petugas mengatakan bahwa korban menderita serangan jantung yang disebabkan oleh hubungan seks yang energik dan mengonsumsi koktail alkohol dan obat-obatan seks.
Tidak ada tanda-tanda luka yang ditemukan di tubuhnya, meski autopsi resmi belum dilakukan.
"Tidak ada yang mencurigakan tentang kematiannya di hotel," kata pejabat polisi setempat, Kapten Polisi Namasphong Madha.
"Namun, ini memalukan bagi keluarganya karena mereka tidak tahu bahwa dia ada di sana. Kami akan menyelidiki," ujarnya.
(min)