Raja Salman Kecam Keras Kartun Nabi Muhammad SAW
loading...
A
A
A
RIYADH - Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud dari Kerajaan Arab Saudi mengecam keras karikatur atau kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad SAW sebagai penghinaan. Kecaman pemimpin Saudi ini disampaikan ketika menerima panggilan telepon dari Kanselir Jerman Angela Merkel pada hari Selasa.
"Raja Salman menekankan sikap Kerajaan yang mengutuk keras kartun ofensif Nabi Muhammad, menambahkan bahwa kebebasan berekspresi adalah nilai moral yang mempromosikan rasa hormat dan hidup berdampingan di antara masyarakat, bukan alat untuk menyebarkan kebencian dan bentrokan budaya dan peradaban," tulis kantor berita pemerintah, Saudi Press Agency (SPA). (Baca: Polemik Kartun Nabi Muhammad, Menlu Prancis Sebut Negaranya Menghormati Islam )
Selain mengecam kartun yang diterbitkan majalah satire Prancis Charlie Hebdo tersebut, Raja Salman juga mengecam serangan teror di Prancis dan Austria. Kedua pemimpin sepakat tentang perlunya menghadapi semua bentuk ekstremisme.
Sikap Raja Salman disampaikan setelah muncul gerakan boikot produk-produk Prancis di dunia Muslim sebagai respons atas penerbitan kartun dan pernyataan kontroversial Presiden Prancis Emmanuel Macron tentang Islam.
Dalam percakapan telepon, Raja Arab Saudi juga menyoroti pentingnya menyebarkan nilai-nilai toleransi dan moderasi, serta menolak semua bentuk praktik yang menimbulkan kebencian, kekerasan, dan ekstremisme. (Baca juga: Imam Al Azhar: Jika Menghina Nabi Muhammad Kebebasan Berbicara, Kami Tegas Menolak )
Percakapan telepon itu awalnya membahas hubungan bilateral antara kedua negara dan cara meningkatkannya di berbagai bidang. Mereka juga membahas KTT G-20, yang akan diselenggarakan oleh Kerajaan Arab Saudi pada bulan ini.
"Raja Salman menekankan sikap Kerajaan yang mengutuk keras kartun ofensif Nabi Muhammad, menambahkan bahwa kebebasan berekspresi adalah nilai moral yang mempromosikan rasa hormat dan hidup berdampingan di antara masyarakat, bukan alat untuk menyebarkan kebencian dan bentrokan budaya dan peradaban," tulis kantor berita pemerintah, Saudi Press Agency (SPA). (Baca: Polemik Kartun Nabi Muhammad, Menlu Prancis Sebut Negaranya Menghormati Islam )
Selain mengecam kartun yang diterbitkan majalah satire Prancis Charlie Hebdo tersebut, Raja Salman juga mengecam serangan teror di Prancis dan Austria. Kedua pemimpin sepakat tentang perlunya menghadapi semua bentuk ekstremisme.
Sikap Raja Salman disampaikan setelah muncul gerakan boikot produk-produk Prancis di dunia Muslim sebagai respons atas penerbitan kartun dan pernyataan kontroversial Presiden Prancis Emmanuel Macron tentang Islam.
Dalam percakapan telepon, Raja Arab Saudi juga menyoroti pentingnya menyebarkan nilai-nilai toleransi dan moderasi, serta menolak semua bentuk praktik yang menimbulkan kebencian, kekerasan, dan ekstremisme. (Baca juga: Imam Al Azhar: Jika Menghina Nabi Muhammad Kebebasan Berbicara, Kami Tegas Menolak )
Percakapan telepon itu awalnya membahas hubungan bilateral antara kedua negara dan cara meningkatkannya di berbagai bidang. Mereka juga membahas KTT G-20, yang akan diselenggarakan oleh Kerajaan Arab Saudi pada bulan ini.
(min)