Pilpres AS, Partai Demokrat Tetap Kecewa Meski Kuasai Gedung Putih
loading...
A
A
A
Biden sudah mengamankan Arizona dan Wisconsin yang empat tahun lalu dimenangkan Trump. Biden juga menaklukkan Michigan sudah bisa membangun "Tembok Biru".
"Biden sudah mengumpulkan lebih banyak suara dibandingkan capres lainnya dalam sejarah," kata manajer kampanye Biden, Jen O’Malley Dillon. Dia menambahkan, pertarungan saat ini sangat keras. (Baca juga: Mendikbud Sosialisasikan Perubahan Skema Dana Bos)
Banyak pihak di Partai Demokrat harus menelan pil pahit karena lemahnya performa pada pertarungan Senat. "Kita telah salah melakukan kalkulasi," ungkap salah satu anggota parlemen dari Partai Demokrat yang enggan disebutkan namanya, dilansir CNN.
Di DPR, Demokrat juga kehilangan beberapa kursi meskipun tetap akan menjadi mayoritas. Demokrat harus menjadi minoritas di Senat. Banyak pihak mengirim pesan agar Demokrat harus fokus pada suara kiri yang menjadi energi negara tersebut.
"Saya masih harus yakin bahwa rakyat kita ingin bekerja sama," kata Senator Joe Manchin, seorang Demokrat konservatif. Perpecahan menjadi alasan melemahnya kekuatan Demokrat. "Saya mengatakan bahwa saya tidak ingin melakukan sesuatu yang memecah belah kita," paparnya.
Banyaknya perbedaan dan perpecahan di dalam Partai Demokrat menjadikan mereka lemah. Berbeda dengan Partai Republik yang solid dan memiliki loyalis yang sangat kuat. Mereka tetap mempertahankan loyalisnya dari Montana hingga South Carolina. Mereka mampu memainkan retorika yang membuat kesan Demokrat akan menutup ekonomi AS dan menjadi rakyat AS sebagai sosialis. (Lihat videonya: Status Gunung Merapi Naik ke Level Siaga)
Strategi kampanye Republik dan Trump pun diabaikan Demokrat. Pemimpin mayoritas Senat Republuk Mitch McConn3l mengatakan strategi kampanye lintas negara bagian mampu menjadikan orang tidak berpikir dan berekspektasi. Dukungan kampanye Trump dengan mengunjungi banyak negara bagian mampu menjadi kampanye luar biasa. "Saya pikir itu membantu kita dalam pertarungan di Senat," paparnya. (Andika H Mustaqim)
"Biden sudah mengumpulkan lebih banyak suara dibandingkan capres lainnya dalam sejarah," kata manajer kampanye Biden, Jen O’Malley Dillon. Dia menambahkan, pertarungan saat ini sangat keras. (Baca juga: Mendikbud Sosialisasikan Perubahan Skema Dana Bos)
Banyak pihak di Partai Demokrat harus menelan pil pahit karena lemahnya performa pada pertarungan Senat. "Kita telah salah melakukan kalkulasi," ungkap salah satu anggota parlemen dari Partai Demokrat yang enggan disebutkan namanya, dilansir CNN.
Di DPR, Demokrat juga kehilangan beberapa kursi meskipun tetap akan menjadi mayoritas. Demokrat harus menjadi minoritas di Senat. Banyak pihak mengirim pesan agar Demokrat harus fokus pada suara kiri yang menjadi energi negara tersebut.
"Saya masih harus yakin bahwa rakyat kita ingin bekerja sama," kata Senator Joe Manchin, seorang Demokrat konservatif. Perpecahan menjadi alasan melemahnya kekuatan Demokrat. "Saya mengatakan bahwa saya tidak ingin melakukan sesuatu yang memecah belah kita," paparnya.
Banyaknya perbedaan dan perpecahan di dalam Partai Demokrat menjadikan mereka lemah. Berbeda dengan Partai Republik yang solid dan memiliki loyalis yang sangat kuat. Mereka tetap mempertahankan loyalisnya dari Montana hingga South Carolina. Mereka mampu memainkan retorika yang membuat kesan Demokrat akan menutup ekonomi AS dan menjadi rakyat AS sebagai sosialis. (Lihat videonya: Status Gunung Merapi Naik ke Level Siaga)
Strategi kampanye Republik dan Trump pun diabaikan Demokrat. Pemimpin mayoritas Senat Republuk Mitch McConn3l mengatakan strategi kampanye lintas negara bagian mampu menjadikan orang tidak berpikir dan berekspektasi. Dukungan kampanye Trump dengan mengunjungi banyak negara bagian mampu menjadi kampanye luar biasa. "Saya pikir itu membantu kita dalam pertarungan di Senat," paparnya. (Andika H Mustaqim)
(ysw)