Indonesia-Inggris Gelar Lokakarya Percepatan Pemanfaatan Telemedicine
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kedutaan Besar Inggris bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyelenggarakan lokakarya tentang akselerasi penggunaan telemedicine berbasis komunitas.
Kegiatan ini menghadirkan beberapa pakar kesehatan internasional yang berbagi pengetahuan dan keahlian mereka tentang penerapan telemedicine di berbagai negara, termasuk di Inggris. Selain itu, perwakilan dari Kemenkes memaparkan roadmap pengembangan pelayanan kesehatan berbasis digital (digital health) di Indonesia.
Acara daring yang dilakukan selama dua hari pada 2-3 November bertujuan untuk mendukung Kemenkes dalam menyusun berbagai peraturan terkait telemedicine serta mengembangkan sektor ini lebih lanjut dalam rangka menyediakan pelayanan kesehatan yang lebih optimal ke seluruh masyarakat Indonesia. Selain itu bertujuan untuk memberikan informasi bagaimana negara-negara lain mengembangkan dan memanfaatkan telemedicine di negara mereka dan pelajaran apa yang bisa diambil oleh Indonesia dalam mengembangkan pelayanan kesehatan berbasis digital ini.
“Telemedicine berbasis komunitas sangatlah penting bagi Indonesia yang merupakan negara keempat dengan populasi terbesar dunia. Indonesia memiliki berbagai potensi yang dibutuhkan untuk mengembangkan layanan dan teknologi kesehatan digital. Pengembangan layanan kesehatan digital diharapkan dapat meningkatkan akses kesehatan seluruh masyarakat Indonesia," ujar Staf Ahli Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi Kemenkes, Achmad Yurianto.
"Saya meyakini bahwa ini akan membawa banyak manfaat bagi lebih dari 269 juta masyarakat Indonesia yang tersebar di 17,504 pulau. Saat ini, Kemenkes sedang berusaha sekuat tenaga untuk mengembangkan platform telemedicine untuk membuka akses pelayanan kesehatan yang aman, nyaman dan berkualitas seluas-luasnya bagi seluruh warganya di semua penjuru nusantara. Program ini kami sebut SehatPedia,” tuturnya.(Baca juga: Konsumen Takut ke Rumah Sakit, Telemedicine Kian Diminati Masyarakat )
Sementara itu Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins, mengatakan:
“Kita semua sedang dan terus mengakeselerasi penggunaan pelayanan jasa kesehatan dn konsultasi jarak jauh guna meningkatkan keamanan dan mengurangi resiko penyebaran COVID-19. Inggris bangga akan inovasinya dalam sektor kesehatan digital dan sangat senang bisa berbagi ilmu dan pengalaman dengan Indonesia."
"Peraturan telemedicine yang tertata dengan baik sangat penting bagi pengembangan telemedicine dan penguatan jasa kesehatan digital saat ini dan di masa yang akan datang. Kami berharap dapat terus berkolaborasi dengan Pemerintah Indonesia dalam mengembangkan sektor ini," imbuhnya dalam rilis yang diterima Sindonews, Kamis (5/11/2020).
Deputi Kepala Informasi Klinis (CCIO) NHSx, layanan kesehatan dan layanan sosial terbesar di dunia, Gareth Thomas yang merupakan salah satu narasumber dalam acara ini.
Ia mengatakan kolaborasi antara Pemerintah dengan para tenaga medik serta instansi terkait lainnya sangatlah penting dalam pengembangan kesehatan digital.
"Transformasi digital atas respon terhadap pandemi saat ini telah mendorong akselerasi pemanfaatan pengecekan klinis secara jarak jauh, transfer data klinis dan preskripsi digital. Kami telah menghimbau para karyawan kami untuk bekerja dan mengambil keputusan secara cepat dan tepat, dan juga mempermudah alur birokrasi agar lebih efektif,” ujarnya.
Direktur Inovasi NHSx, Lisa Hollins, mengatakan salah satu inovasi penting yang sedang dilakukan pihaknya adalah pengawasan secara jarak jauh, dimana para tenaga medik dapat memonitor para pasien di rumah dengan menggunakan HP atau perangkat semacamnya. (Baca juga: Permudah Nasabah, Generali Indonesia Luncurkan Telemedicine Dokter Leo )
"Di wilayah-wilayah yang tingkat penularan COVID-19 tergolong tinggi, NHSx menyediakan perawatan virtual untuk para pasien. NHSx bahkan juga berharap, penanganan pasien yang mengidap penyakit kronis yang biasanya dilakukan dengan konsultasi tatap muka, ke depan dapat pula dilakukan secara daring sehingga proses pengawasan dapat dilakukan secara lebih rutin dan sering," ungkapnya.
"Selain itu, penerapan teknologi digital ini juga memungkinkan bagi pasien untuk mendapatkan pelayanan dan konsultasi kesehatan tanpa harus pergi ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya. Kami juga memastikan bahwa mereka akan tetap ditangani secara sigap dan tepat oleh para tenaga kesehatan,” ujarnya.
Kegiatan ini menghadirkan beberapa pakar kesehatan internasional yang berbagi pengetahuan dan keahlian mereka tentang penerapan telemedicine di berbagai negara, termasuk di Inggris. Selain itu, perwakilan dari Kemenkes memaparkan roadmap pengembangan pelayanan kesehatan berbasis digital (digital health) di Indonesia.
Acara daring yang dilakukan selama dua hari pada 2-3 November bertujuan untuk mendukung Kemenkes dalam menyusun berbagai peraturan terkait telemedicine serta mengembangkan sektor ini lebih lanjut dalam rangka menyediakan pelayanan kesehatan yang lebih optimal ke seluruh masyarakat Indonesia. Selain itu bertujuan untuk memberikan informasi bagaimana negara-negara lain mengembangkan dan memanfaatkan telemedicine di negara mereka dan pelajaran apa yang bisa diambil oleh Indonesia dalam mengembangkan pelayanan kesehatan berbasis digital ini.
“Telemedicine berbasis komunitas sangatlah penting bagi Indonesia yang merupakan negara keempat dengan populasi terbesar dunia. Indonesia memiliki berbagai potensi yang dibutuhkan untuk mengembangkan layanan dan teknologi kesehatan digital. Pengembangan layanan kesehatan digital diharapkan dapat meningkatkan akses kesehatan seluruh masyarakat Indonesia," ujar Staf Ahli Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi Kemenkes, Achmad Yurianto.
"Saya meyakini bahwa ini akan membawa banyak manfaat bagi lebih dari 269 juta masyarakat Indonesia yang tersebar di 17,504 pulau. Saat ini, Kemenkes sedang berusaha sekuat tenaga untuk mengembangkan platform telemedicine untuk membuka akses pelayanan kesehatan yang aman, nyaman dan berkualitas seluas-luasnya bagi seluruh warganya di semua penjuru nusantara. Program ini kami sebut SehatPedia,” tuturnya.(Baca juga: Konsumen Takut ke Rumah Sakit, Telemedicine Kian Diminati Masyarakat )
Sementara itu Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins, mengatakan:
“Kita semua sedang dan terus mengakeselerasi penggunaan pelayanan jasa kesehatan dn konsultasi jarak jauh guna meningkatkan keamanan dan mengurangi resiko penyebaran COVID-19. Inggris bangga akan inovasinya dalam sektor kesehatan digital dan sangat senang bisa berbagi ilmu dan pengalaman dengan Indonesia."
"Peraturan telemedicine yang tertata dengan baik sangat penting bagi pengembangan telemedicine dan penguatan jasa kesehatan digital saat ini dan di masa yang akan datang. Kami berharap dapat terus berkolaborasi dengan Pemerintah Indonesia dalam mengembangkan sektor ini," imbuhnya dalam rilis yang diterima Sindonews, Kamis (5/11/2020).
Deputi Kepala Informasi Klinis (CCIO) NHSx, layanan kesehatan dan layanan sosial terbesar di dunia, Gareth Thomas yang merupakan salah satu narasumber dalam acara ini.
Ia mengatakan kolaborasi antara Pemerintah dengan para tenaga medik serta instansi terkait lainnya sangatlah penting dalam pengembangan kesehatan digital.
"Transformasi digital atas respon terhadap pandemi saat ini telah mendorong akselerasi pemanfaatan pengecekan klinis secara jarak jauh, transfer data klinis dan preskripsi digital. Kami telah menghimbau para karyawan kami untuk bekerja dan mengambil keputusan secara cepat dan tepat, dan juga mempermudah alur birokrasi agar lebih efektif,” ujarnya.
Direktur Inovasi NHSx, Lisa Hollins, mengatakan salah satu inovasi penting yang sedang dilakukan pihaknya adalah pengawasan secara jarak jauh, dimana para tenaga medik dapat memonitor para pasien di rumah dengan menggunakan HP atau perangkat semacamnya. (Baca juga: Permudah Nasabah, Generali Indonesia Luncurkan Telemedicine Dokter Leo )
"Di wilayah-wilayah yang tingkat penularan COVID-19 tergolong tinggi, NHSx menyediakan perawatan virtual untuk para pasien. NHSx bahkan juga berharap, penanganan pasien yang mengidap penyakit kronis yang biasanya dilakukan dengan konsultasi tatap muka, ke depan dapat pula dilakukan secara daring sehingga proses pengawasan dapat dilakukan secara lebih rutin dan sering," ungkapnya.
"Selain itu, penerapan teknologi digital ini juga memungkinkan bagi pasien untuk mendapatkan pelayanan dan konsultasi kesehatan tanpa harus pergi ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya. Kami juga memastikan bahwa mereka akan tetap ditangani secara sigap dan tepat oleh para tenaga kesehatan,” ujarnya.
(ber)