Jelang Hari Pemilu, AS Catat 9 Juta Kasus Virus Corona
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) mencatat sembilan juta kasus virus corona saat warga negara itu bersiap mengikuti Hari Pemilu di tengah pandemi yang memburuk.
Studi Universitas Johns Hopkins menemukan 9.007.298 infeksi COVID-19 di AS sejak wabah muncul, serta 229.293 kematian, jumlah kasus dan kematian tertinggi di negara mana pun di seluruh dunia.
“AS mencatat 971 kematian terkait COVID-19 pada Kamis,” ungkap data universitas.
Angka tersebut turun dari 2.000 kematian harian pada April, tetapi tetap tinggi karena jumlah kasus harian memecahkan rekor sepanjang masa. (Lihat Infografis: Jelang Pemilu, Trump Cabut Pembatasan AS di Pemukiman Israel)
Negara itu melaporkan 88.521 infeksi virus corona baru pada Kamis, meningkat 9.540 dari hari sebelumnya. “Data menunjukkan tingkat sekitar satu kasus baru per detik,” papar hasil studi itu. (Lihat Infografis: Selain Ditabrak Mobil, Berikut Beberapa Kejadian berbahaya di Masjidil Haram)
Jumlah kematian biasanya lebih rendah dari jumlah infeksi baru. (Lihat Video: Penabrak Masjidil Haram Dalam Kondisi Tidak Normal)
Dengan pemilihan umum pada 3 November di tengah pandemi yang memburuk, jutaan warga Amerika Serikat telah memilih memberikan suara melalui surat atau memberikan suara lebih awal untuk menghindari keramaian saat Hari Pemilu.
“Lebih dari 85 juta orang telah memberikan suara, dengan beberapa negara bagian mencatat jumlah pemilih yang melampaui jumlah yang terlihat pada 2016,” papar data yang dikumpulkan Proyek Pemilu AS.
Pemilu presiden kali ini berlangsung sangat ketat. Calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden memimpin dalam berbagai survei nasional.
Meski demikian, Presiden Donald Trump tetap berpeluang merebut suara di sejumlah negara bagian swing. Situasi ini memicu kekhawatiran bahwa hasil pemilu akan menjadi sengketa kedua calon yang dapat mengakibatkan kerusuhan atau kekerasan.
Studi Universitas Johns Hopkins menemukan 9.007.298 infeksi COVID-19 di AS sejak wabah muncul, serta 229.293 kematian, jumlah kasus dan kematian tertinggi di negara mana pun di seluruh dunia.
“AS mencatat 971 kematian terkait COVID-19 pada Kamis,” ungkap data universitas.
Angka tersebut turun dari 2.000 kematian harian pada April, tetapi tetap tinggi karena jumlah kasus harian memecahkan rekor sepanjang masa. (Lihat Infografis: Jelang Pemilu, Trump Cabut Pembatasan AS di Pemukiman Israel)
Negara itu melaporkan 88.521 infeksi virus corona baru pada Kamis, meningkat 9.540 dari hari sebelumnya. “Data menunjukkan tingkat sekitar satu kasus baru per detik,” papar hasil studi itu. (Lihat Infografis: Selain Ditabrak Mobil, Berikut Beberapa Kejadian berbahaya di Masjidil Haram)
Jumlah kematian biasanya lebih rendah dari jumlah infeksi baru. (Lihat Video: Penabrak Masjidil Haram Dalam Kondisi Tidak Normal)
Dengan pemilihan umum pada 3 November di tengah pandemi yang memburuk, jutaan warga Amerika Serikat telah memilih memberikan suara melalui surat atau memberikan suara lebih awal untuk menghindari keramaian saat Hari Pemilu.
“Lebih dari 85 juta orang telah memberikan suara, dengan beberapa negara bagian mencatat jumlah pemilih yang melampaui jumlah yang terlihat pada 2016,” papar data yang dikumpulkan Proyek Pemilu AS.
Pemilu presiden kali ini berlangsung sangat ketat. Calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden memimpin dalam berbagai survei nasional.
Meski demikian, Presiden Donald Trump tetap berpeluang merebut suara di sejumlah negara bagian swing. Situasi ini memicu kekhawatiran bahwa hasil pemilu akan menjadi sengketa kedua calon yang dapat mengakibatkan kerusuhan atau kekerasan.
(sya)