Gerakan Boikot Produk Prancis Raih Momentum di Bangladesh
loading...
A
A
A
Dalam unjuk rasa pada Minggu, mahasiswa Universitas Dhaka berkumpul di ibu kota untuk memprotes penerbitan karikatur Nabi Muhammad yang disponsori negara di Prancis.
Mereka meminta Kementerian Luar Negeri Bangladesh untuk memanggil duta besar Prancis.
Saleh Uddin Sifat, seorang mahasiswa hukum di universitas tersebut mengatakan, "Kami percaya pada kebebasan berekspresi dan pers, tetapi menghina keyakinan dan agama seseorang tidak boleh diterima. Kami menemukan ini dalam kartun propaganda anti-Semit Nazi Jerman."
Dorongan boikot itu berdampak pada perdagangan produk Prancis di Bangladesh, menurut para pedagang.
“Kami biasanya melihat orang bertanya tentang asal produk untuk menilai kualitasnya. Tapi selama beberapa hari terakhir, kami melihat beberapa orang bertanya apakah produk itu dari Prancis,” ungkap Md Sirajul Islam, pedagang produk kosmetik di Mal Perbelanjaan Pasar Baru Dhaka, kepada Anadolu.
Dia menambahkan, “Saya menjual banyak parfum Prancis, tetapi sekarang permintaannya telah mencapai titik terendah.”
Mereka meminta Kementerian Luar Negeri Bangladesh untuk memanggil duta besar Prancis.
Saleh Uddin Sifat, seorang mahasiswa hukum di universitas tersebut mengatakan, "Kami percaya pada kebebasan berekspresi dan pers, tetapi menghina keyakinan dan agama seseorang tidak boleh diterima. Kami menemukan ini dalam kartun propaganda anti-Semit Nazi Jerman."
Dorongan boikot itu berdampak pada perdagangan produk Prancis di Bangladesh, menurut para pedagang.
“Kami biasanya melihat orang bertanya tentang asal produk untuk menilai kualitasnya. Tapi selama beberapa hari terakhir, kami melihat beberapa orang bertanya apakah produk itu dari Prancis,” ungkap Md Sirajul Islam, pedagang produk kosmetik di Mal Perbelanjaan Pasar Baru Dhaka, kepada Anadolu.
Dia menambahkan, “Saya menjual banyak parfum Prancis, tetapi sekarang permintaannya telah mencapai titik terendah.”
(sya)