Hasil Polling Sudah Tak Lagi Bisa Prediksi Hasil Pilpres AS
loading...

Direktur Smartmatic, Gracia Hilman menuturkan hasil jajak pendapat sudah tidak lagi bisa memprediksi hasil pemilihan umum di Amerika Serikat (AS) saat ini. Foto/REUTERS
A
A
A
WASHINGTON - Direktur Smartmatic, Gracia Hilman menuturkan hasil jajak pendapat sudah tidak lagi bisa memprediksi hasil pemilihan umum (pemilu) di Amerika Serikat (AS) saat ini. Berdasarkan hasil jajak pendapat sementara, Joe Biden masih unggul dari Donald Trump saat ini.
Hilman, yang perusahaannya berfokus pada membangun dan menerapkan sistem pemungutan suara elektronik, menuturkan di masa lalu hasil jajak pendapat hampir selalu menggambarkan hasil akhir dari pemilu di AS. Namun, saat ini hal itu sudah tidak lagi berlaku. ( Baca juga: Pilpres Amerika Serikat, Dana Kampanye Biden Lampaui Trump )
"Saya pikir cara kita membuat jajak pendapat untuk memprediksi hasil di masa lalu tidak berlaku hari ini, itu tidak sama hari ini. Banyak sekali faktor yang mendasari dan orang-orang sudah bijak mengenai polling," ucap Hilman.
"Itu tergantung siapa yang melakukan polling, kapan pengambilannya, bagaimana pertanyaannya, siapa yang mereka tanyakan, berapa besar sampelnya," sambungnya, saat melakukan telekonferensi dengan awak media di Indonesia pada Kamis (22/10/2020).
Dia kemudian mengatakan bahwa jajak pendapat menunjukkan sesuatu. Tetapi, dia tidak akan pernah mengatakan kepada orang-orang bahwa jajak pendapat benar-benar adalah prediktor yang akurat tentang apa yang akan terjadi pada 3 November.
"Ini tergantung pada kandidat dan kemampuan keuangan, serta sumber daya manusia untuk menempatkan orang-orang mereka di semua negara bagian, untuk berbicara dengan orang-orang dan melacak aktivitas dan perasaan mereka," tukasnya.
Sejatinya, ketidakuratan hasil jajak pendapat sudah terlihat dalam pemilu tahun 2016 lalu. Di mana, kala itu Hillary Clinton selalu diunggulkan dalam jejak pendapat, tapi pada akhirnya Trump yang berhasil memenangkan pemilu. ( Baca juga: Ketidakpastian Global Akan Reda Pasca Pilpres AS )
Terkait dengan debat calon presiden, Hilman mengatakan, hampir setiap orang sejatinya sudah menentukan pilihan mereka. Tapi, menurutnya debat masih penting, karena hasil dari debat bisa merubah pendirian seseorang tentang siapa yang akan mereka pilih nanti.
Hilman, yang perusahaannya berfokus pada membangun dan menerapkan sistem pemungutan suara elektronik, menuturkan di masa lalu hasil jajak pendapat hampir selalu menggambarkan hasil akhir dari pemilu di AS. Namun, saat ini hal itu sudah tidak lagi berlaku. ( Baca juga: Pilpres Amerika Serikat, Dana Kampanye Biden Lampaui Trump )
"Saya pikir cara kita membuat jajak pendapat untuk memprediksi hasil di masa lalu tidak berlaku hari ini, itu tidak sama hari ini. Banyak sekali faktor yang mendasari dan orang-orang sudah bijak mengenai polling," ucap Hilman.
"Itu tergantung siapa yang melakukan polling, kapan pengambilannya, bagaimana pertanyaannya, siapa yang mereka tanyakan, berapa besar sampelnya," sambungnya, saat melakukan telekonferensi dengan awak media di Indonesia pada Kamis (22/10/2020).
Dia kemudian mengatakan bahwa jajak pendapat menunjukkan sesuatu. Tetapi, dia tidak akan pernah mengatakan kepada orang-orang bahwa jajak pendapat benar-benar adalah prediktor yang akurat tentang apa yang akan terjadi pada 3 November.
"Ini tergantung pada kandidat dan kemampuan keuangan, serta sumber daya manusia untuk menempatkan orang-orang mereka di semua negara bagian, untuk berbicara dengan orang-orang dan melacak aktivitas dan perasaan mereka," tukasnya.
Sejatinya, ketidakuratan hasil jajak pendapat sudah terlihat dalam pemilu tahun 2016 lalu. Di mana, kala itu Hillary Clinton selalu diunggulkan dalam jejak pendapat, tapi pada akhirnya Trump yang berhasil memenangkan pemilu. ( Baca juga: Ketidakpastian Global Akan Reda Pasca Pilpres AS )
Terkait dengan debat calon presiden, Hilman mengatakan, hampir setiap orang sejatinya sudah menentukan pilihan mereka. Tapi, menurutnya debat masih penting, karena hasil dari debat bisa merubah pendirian seseorang tentang siapa yang akan mereka pilih nanti.
(esn)
Lihat Juga :