Buntut Pemenggelan Kepala Guru, Prancis Tutup Masjid di Paris

Selasa, 20 Oktober 2020 - 20:39 WIB
loading...
Buntut Pemenggelan Kepala...
Prancis tutup sebuah masjid di dekat Paris sebagai buntut dari pemenggalan kepala seorang guru. Foto/Yahoo
A A A
PARIS - Prancis memerintahkan penutupan sementara sebuah masjid di luar Paris pada Selasa (20/10/2020). Keputusan ini bagian dari tindakan keras terhadap umat Muslim yang menghasut kebencian setelah pemenggalan kepala seorang guru yang menunjukkan karikatur Nabi Muhammad di kelasnya.

Masjid Agung Pantin, terletak di pinggiran kota berpenghasilan rendah pinggiran timur laut ibu kota, telah membagikan video di halaman Facebook-nya sebelum serangan yang melampiaskan kebencian terhadap guru sejarah Samuel Paty.

Polisi menempelkan pemberitahuan tentang perintah penutupan di luar masjid ketika pihak berwenang berjanji akan merespon dengan keras terhadap para penyebar pesan kebencian, penceramah radikal dan orang asing yang diyakini menimbulkan ancaman keamanan bagi Prancis.

"Perintah yang berlaku selama enam bulan itu mempunyai tujuan tunggal untuk mencegah tindakan terorisme," bunyi pemberitahuan yang dikeluarkan oleh kepala departemen Seine-Saint-Denis seperti dilansir dari Reuters.

Rektor Masjidil Haram Panin, M'hammed Henniche, akhir pekan ini menyatakan penyesalannya dengan membagikan video tersebut di media sosial, setelah diketahui Paty menjadi korban kampanye intimidasi keji secara online bahkan sebelum ia dibunuh.

Dalam video tersebut, seorang ayah Muslim dari salah satu siswa Paty mengatakan bahwa guru sejarah telah memilih siswa Muslim dan meminta mereka untuk meninggalkan kelasnya sebelum memperlihatkan kartun tersebut. Dia menyebut Paty seorang preman dan mengatakan dia ingin gurunya disingkirkan.

Henniche mengatakan kepada Agence France Presse bahwa dia telah membagikan video tersebut, yang difilmkan oleh ayah seorang siswa di sekolah Paty, bukan untuk mendukung pengaduan tersebut tetapi karena kepedulian terhadap anak-anak Muslim.

Ayah siswa tersebut sekarang berada dalam tahanan polisi.

Panggilan telepon oleh Reuters ke masjid tidak dijawab.

"Tidak ada ruang untuk kekerasan dalam agama kami", kata pengurus masjid tersebut dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di Facebook pada hari Senin.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2466 seconds (0.1#10.140)