India akan Bebaskan Tentara China yang Ditahan di Perbatasan

Selasa, 20 Oktober 2020 - 03:03 WIB
loading...
India akan Bebaskan...
Tentara India beristirahat dekat meriam artileri di kamp transit sebelum ke Ladakh, tenggara Srinagar, 16 Juni 2020. Foto/REUTERS
A A A
NEW DELHI - Militer India menyatakan segera membebaskan seorang tentara China yang ditangkap di wilayah Ladakh, Himalaya utara, pada Senin (19/10).

Tentara yang diidentifikasi bernama Kopral Wang Ya Long itu ditangkap di sektor Demchok, wilayah Ladakh timur, di mana kedua negara telah mengerahkan ribuan tentara setelah bentrok berdarah pada Juni lalu.

Prajurit itu ditahan setelah dia melintasi Garis Kontrol Aktual (LAC), perbatasan defacto antara kedua negara.

"Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) itu telah diberi bantuan medis termasuk oksigen, makanan, dan pakaian hangat untuk melindunginya dari penyakit ketinggian yang ekstrim dan kondisi iklim yang keras," ungkap pernyataan militer India.

Militer India menambahkan bahwa permintaan telah diterima dari China tentang tentara yang hilang itu. Tentara India juga mengonfirmasi bahwa mereka akan menyerahkan tentara tersebut kepada pejabat China setelah menyelesaikan formalitas.

Ketegangan perbatasan antara kedua negara berlangsung selama tujuh dekade. Perselisihan terbaru dimulai pada 5 Mei, dan sejak itu tentara kedua negara terlibat konfrontasi langsung. (Baca Juga: Peneliti: India Krisis Bunuh Diri, Butuh Kebijakan untuk Cegah Korban Berikutnya)

Meskipun beberapa perundingan dilakukan, serta konflik itu terus memakan korban, kebuntuan berlanjut hingga saat ini. (Lihat Infografis: Arab Saudi Dinilai Sukses Menjinakkan Pandemi Covid-19)

Bentrok di perbatasan itu terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Bentrok terjadi secara langsung antar tentara, tanpa memakai senjata api. Puluhan korban jiwa jatuh dalam bentrok tersebut. (Lihat Video: Diduga Depresi Sekolah Daring, Pelajar Nekat Bunuh Diri)

Kedua negara pun mengerahkan tentara tambahan, dilengkapi dengan persenjataan berat yang jika dipicu dapat mengakibatkan konflik bersenjata yang lebih berbahaya.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1817 seconds (0.1#10.140)