AS Marah karena Turki Jajal Sistem Rudal S-400 Rusia
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) marah kepada Turki karena nekat menguji coba sistem rudal S-400 buatan Rusia yang sangat canggih pada hari Jumat. Ankara telah mengabaikan peringatan Washington.
Stasiun televisi Haber, yang dekat dengan pemerintah Turki, melaporkan bahwa tentara Turki melakukan uji tembak sistem S-400 di provinsi utara Sinop dekat Laut Hitam. (Baca: Rudal Ditembakkan di Lokasi Turki Tes Sistem Pertahanan S-400 )
"Peluncuran rudal itu tidak sesuai dengan tanggung jawab Turki sebagai sekutu NATO dan mitra strategis AS," kata Departemen Luar Negeri AS, seperti dikutip Voice of America, Minggu (18/10/2020).
Seorang juru bicara Departemen Pertahanan Amerika mengatakan; "Kami telah menjelaskan: operasional sistem S-400 tidak konsisten dengan komitmen Turki sebagai sekutu AS dan NATO. Kami keberatan dengan pembelian sistem oleh Turki dan sangat prihatin dengan laporan bahwa Turki mengoperasikannya."
Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS, Jim Risch dari Partai Republik, menyebut tes senjata tersebut sebagai perilaku yang tidak dapat diterima dari sekutu NATO. (Baca: AS Desak Turki Tarik Lagi Sistem Rudal S-400 Rusia yang Dikerahkan )
Risch mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa langkah tersebut merusak NATO dan merupakan ancaman langsung bagi pesawat jet tempur siluman F-35 AS dan sistem sekutu AS dan NATO lainnya.
"Undang-undang AS mewajibkan sanksi terhadap negara-negara yang terus memperdalam hubungan pertahanan mereka dengan Rusia, dan pemerintah harus mengirimkan sinyal kuat bahwa Turki harus melepaskan S-400-nya," bunyi pernyataan Risch.
Senator Bob Menendez dari Partai Demokrat mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Turki harus segera diberi sanksi atas pembelian dan penggunaan sistem rudal S-400 Rusia. (Baca juga: Turki Bantah Gunakan S-400 Rusia untuk Mendeteksi F-16 AS )
Menendez tidak melewatkan administrasi Trump dari kritik, dengan mengatakan; "Kegagalan Presiden Trump untuk mengikuti undang-undang dan kedekatannya dengan (Presiden Turki) Recep Tayyip Erdogan menimbulkan ancaman serius bagi keamanan nasional kami dan sekutu NATO serta mitra kami di Eropa."
Kementerian Pertahanan Turki telah menolak untuk mengonfirmasi atau pun membantah telah melakukan uji coba sistem rudal S-400.
Turki menandatangani kesepakatan pembelian S-400 dengan Rusia pada 2017, dengan pengiriman pertama baterai rudal senilai USD2,5 miliar berlangsung pada Juli tahun lalu.
Stasiun televisi Haber, yang dekat dengan pemerintah Turki, melaporkan bahwa tentara Turki melakukan uji tembak sistem S-400 di provinsi utara Sinop dekat Laut Hitam. (Baca: Rudal Ditembakkan di Lokasi Turki Tes Sistem Pertahanan S-400 )
"Peluncuran rudal itu tidak sesuai dengan tanggung jawab Turki sebagai sekutu NATO dan mitra strategis AS," kata Departemen Luar Negeri AS, seperti dikutip Voice of America, Minggu (18/10/2020).
Seorang juru bicara Departemen Pertahanan Amerika mengatakan; "Kami telah menjelaskan: operasional sistem S-400 tidak konsisten dengan komitmen Turki sebagai sekutu AS dan NATO. Kami keberatan dengan pembelian sistem oleh Turki dan sangat prihatin dengan laporan bahwa Turki mengoperasikannya."
Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS, Jim Risch dari Partai Republik, menyebut tes senjata tersebut sebagai perilaku yang tidak dapat diterima dari sekutu NATO. (Baca: AS Desak Turki Tarik Lagi Sistem Rudal S-400 Rusia yang Dikerahkan )
Risch mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa langkah tersebut merusak NATO dan merupakan ancaman langsung bagi pesawat jet tempur siluman F-35 AS dan sistem sekutu AS dan NATO lainnya.
"Undang-undang AS mewajibkan sanksi terhadap negara-negara yang terus memperdalam hubungan pertahanan mereka dengan Rusia, dan pemerintah harus mengirimkan sinyal kuat bahwa Turki harus melepaskan S-400-nya," bunyi pernyataan Risch.
Senator Bob Menendez dari Partai Demokrat mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Turki harus segera diberi sanksi atas pembelian dan penggunaan sistem rudal S-400 Rusia. (Baca juga: Turki Bantah Gunakan S-400 Rusia untuk Mendeteksi F-16 AS )
Menendez tidak melewatkan administrasi Trump dari kritik, dengan mengatakan; "Kegagalan Presiden Trump untuk mengikuti undang-undang dan kedekatannya dengan (Presiden Turki) Recep Tayyip Erdogan menimbulkan ancaman serius bagi keamanan nasional kami dan sekutu NATO serta mitra kami di Eropa."
Kementerian Pertahanan Turki telah menolak untuk mengonfirmasi atau pun membantah telah melakukan uji coba sistem rudal S-400.
Turki menandatangani kesepakatan pembelian S-400 dengan Rusia pada 2017, dengan pengiriman pertama baterai rudal senilai USD2,5 miliar berlangsung pada Juli tahun lalu.
(min)