Pemenggal Guru karena Kartun Nabi Muhammad Kelahiran Chechnya
loading...
A
A
A
PARIS - Tersangka pemenggal kepala seorang guru di pinggiran Paris, Prancis , pada hari Jumat lalu merupakan pria kelahiran Chechnya, Rusia. Korban yang merupakan guru sejarah dan geografi di College du Bois d'Aulne dibunuh karena mengajarkan kebebasan berekspresi dengan memperlihatkan karikatur yang dianggap menggambarkan sosok Nabi Muhammad .
Kedutaan Besar Rusia di Prancis mengatakan bahwa tersangka berusia 18 tahun kelahiran Chechnya. Menurut kedutaan, tersangka tidak ada hubungannya dengan Rusia karena keluarganya pindah ke Prancis pada tahun 2008 dan tinggal di negara tersebut. (Baca: Pelaku Pemenggalan Kepala Guru di Prancis Sempat Teriakkan Takbir )
Pernyataan kedutaan muncul ketika jaksa anti-teroris Prancis mengonfirmasi bahwa penyerang lahir di Moskow pada 2002.
"Orang yang dinetralkan...Abdulak Abuezidovich A. lahir pada 12 Maret 2002 di Moskow," kata jaksa Jean-Francois Ricard, seperti dikutip Sputniknews, Minggu (18/10/2020).
Ricard mencatat bahwa salah satu orang yang ditahan sehubungan dengan serangan brutal itu memiliki saudara perempuan tiri, yang merupakan anggota kelompok teroris Daesh atau ISIS.
Menurut Ricard, pelaku sempat mendekati murid-murid di dekat sekolah tempat penyerangan tersebut dan meminta mereka untuk menunjukkan korbannya. Tak lama kemudian, pelaku benar-benar membunuh korban. (Baca: Prancis Tahan Sembilan Orang Diduga Terkait Pemenggalan Guru )
Menurut jaksa, setelah membunuh dan memenggal kepala korban, penyerang mem-posting foto korbannya di Twitter. Posting tersebut disertai dengan pesan yang mengatakan bahwa dia bertanggung jawab atas pembunuhan itu.
Ricard membenarkan bahwa 9 orang telah ditahan sebagai bagian dari penyelidikan serangan hari Jumat.
Kebebasan Ekspresi Berujung Maut
Serangan itu terjadi pada 16 Oktober pukul 17.00 sore waktu setempat di dekat sekolah tempat korban, Samuel Paty, 47 tahun, bekerja. Awal bulan ini, Paty mulai mengajar kelasnya tentang kebebasan berekspresi. Dia dilaporkan menunjukkan kepada siswanya karikatur Nabi Muhammad yang dicetak di majalah satire Prancis Charlie Hebdo pada tahun 2015.
Kedutaan Besar Rusia di Prancis mengatakan bahwa tersangka berusia 18 tahun kelahiran Chechnya. Menurut kedutaan, tersangka tidak ada hubungannya dengan Rusia karena keluarganya pindah ke Prancis pada tahun 2008 dan tinggal di negara tersebut. (Baca: Pelaku Pemenggalan Kepala Guru di Prancis Sempat Teriakkan Takbir )
Pernyataan kedutaan muncul ketika jaksa anti-teroris Prancis mengonfirmasi bahwa penyerang lahir di Moskow pada 2002.
"Orang yang dinetralkan...Abdulak Abuezidovich A. lahir pada 12 Maret 2002 di Moskow," kata jaksa Jean-Francois Ricard, seperti dikutip Sputniknews, Minggu (18/10/2020).
Ricard mencatat bahwa salah satu orang yang ditahan sehubungan dengan serangan brutal itu memiliki saudara perempuan tiri, yang merupakan anggota kelompok teroris Daesh atau ISIS.
Menurut Ricard, pelaku sempat mendekati murid-murid di dekat sekolah tempat penyerangan tersebut dan meminta mereka untuk menunjukkan korbannya. Tak lama kemudian, pelaku benar-benar membunuh korban. (Baca: Prancis Tahan Sembilan Orang Diduga Terkait Pemenggalan Guru )
Menurut jaksa, setelah membunuh dan memenggal kepala korban, penyerang mem-posting foto korbannya di Twitter. Posting tersebut disertai dengan pesan yang mengatakan bahwa dia bertanggung jawab atas pembunuhan itu.
Ricard membenarkan bahwa 9 orang telah ditahan sebagai bagian dari penyelidikan serangan hari Jumat.
Kebebasan Ekspresi Berujung Maut
Serangan itu terjadi pada 16 Oktober pukul 17.00 sore waktu setempat di dekat sekolah tempat korban, Samuel Paty, 47 tahun, bekerja. Awal bulan ini, Paty mulai mengajar kelasnya tentang kebebasan berekspresi. Dia dilaporkan menunjukkan kepada siswanya karikatur Nabi Muhammad yang dicetak di majalah satire Prancis Charlie Hebdo pada tahun 2015.