Jika Terpilih Jadi Presiden AS, Biden Siap untuk Bertemu Jong-un
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Salah seorang penasihat Joe Biden mengatakan bahwa jika terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) , Biden siap untuk bertemu dengan pemimpin Korea Utara (Korut ), Kim Jong-un. Dalam jajak pendapat, Biden diunggulkan untuk memenangkan pemilihan umum November mendatang.
Menurut Brian McKeon, yang telah bekerja erat dengan Biden sejak tahun 1985, meskipun pekerjaan dasar yang diperlukan akan diperlukan terlebih dahulu, sebuah pertemuan akan terus berjalan jika dipandang memfasilitasi denuklirisasi Korut. (Lihat grafis: Trump Stop Bahas Bantuan Krisis, Biden: Presiden Tinggalkan Rakyat )
"Setiap pertemuan harus didahului oleh beberapa pekerjaan diplomatik yang serius di tingkat yang lebih rendah, daripada hanya memberikan pertemuan antara kedua pemimpin," kata McKenon, seperti dilansir Sputnik pada Senin (12/10/2020).
"Sebab, seperti yang diketahui, setiap negosiasi yang rumit tentang tantangan seperti masalah nuklir Korut, Anda hanya tidak bisa mengharapkan dua pemimpin puncak untuk melakukan itu dalam pertemuan satu atau dua jam," sambungnya.
Dia menggarisbawahi bahwa pendekatan Biden terhadap Korut akan berbeda dengan pendekatan Donald Trump. "Saya pasti berpikir itu akan berbeda dari pemerintahan Trump. Joe Biden memahami bahwa masalah Korut cukup rumit dan Anda tidak bisa hanya menyelesaikannya dengan beberapa pertemuan pemimpin-ke-pemimpin," ucapnya.
Pendekatan terhadap masalah Korut, ujarnya, akan bergantung pada penilaian masa depan dari situasi saat ini dan kemungkinan juga akan berbeda dari pemerintahan Barack Obama di mana Biden menjabat sebagai wakil presiden. ( Baca juga: Kim Jong-un Menangis Saat Berpidato Soal Kesulitan Korea Utara )
"Biden bukanlah Obama dan dunia sekarang berbeda empat tahun kemudian karena program nuklir Korut telah berlanjut, dan kami harus menilai situasi yang dia warisi dan kemudian mengembangkan strategi," tukasnya.
Menurut Brian McKeon, yang telah bekerja erat dengan Biden sejak tahun 1985, meskipun pekerjaan dasar yang diperlukan akan diperlukan terlebih dahulu, sebuah pertemuan akan terus berjalan jika dipandang memfasilitasi denuklirisasi Korut. (Lihat grafis: Trump Stop Bahas Bantuan Krisis, Biden: Presiden Tinggalkan Rakyat )
"Setiap pertemuan harus didahului oleh beberapa pekerjaan diplomatik yang serius di tingkat yang lebih rendah, daripada hanya memberikan pertemuan antara kedua pemimpin," kata McKenon, seperti dilansir Sputnik pada Senin (12/10/2020).
"Sebab, seperti yang diketahui, setiap negosiasi yang rumit tentang tantangan seperti masalah nuklir Korut, Anda hanya tidak bisa mengharapkan dua pemimpin puncak untuk melakukan itu dalam pertemuan satu atau dua jam," sambungnya.
Dia menggarisbawahi bahwa pendekatan Biden terhadap Korut akan berbeda dengan pendekatan Donald Trump. "Saya pasti berpikir itu akan berbeda dari pemerintahan Trump. Joe Biden memahami bahwa masalah Korut cukup rumit dan Anda tidak bisa hanya menyelesaikannya dengan beberapa pertemuan pemimpin-ke-pemimpin," ucapnya.
Pendekatan terhadap masalah Korut, ujarnya, akan bergantung pada penilaian masa depan dari situasi saat ini dan kemungkinan juga akan berbeda dari pemerintahan Barack Obama di mana Biden menjabat sebagai wakil presiden. ( Baca juga: Kim Jong-un Menangis Saat Berpidato Soal Kesulitan Korea Utara )
"Biden bukanlah Obama dan dunia sekarang berbeda empat tahun kemudian karena program nuklir Korut telah berlanjut, dan kami harus menilai situasi yang dia warisi dan kemudian mengembangkan strategi," tukasnya.
(esn)