Bela Hizbullah, Tokoh Amnesty Finlandia: Israel Lebih Buruk
loading...
A
A
A
HELSINKI - Fisikawan Finlandia, Syksy Rasanen, yang merupakan anggota Amnesty Finlandia membela Hizbullah, setelah kelompok itu dimasukan dalam daftar teroris oleh Jerman. Rasanen mengatakan, Israel jauh lebih buruk dari Hizbullah, tapi Jerman tidak berbuat apa-apa terhadap Tel Aviv.
Seperti diketahui, Jerman pekan lalu mengumumkan bahwa mereka menunjukan sayap militer dan politik Hizbullah sebagai organisasi teroris. Berlin kemudian melarang semua kegiatannya di negara itu dan melakukan penggerebekan di lokasi-lokasi yang menurut polisi terkait dengan kelompok itu.
Rasanen, yang juga ketua cabang Finlandia dari Komite Israel Melawan Penghancuran Rumah (ICAHD) yang bertujuan untuk mengakhiri pendudukan dan apartheid Israel, mengatakan bahwa larangan Jerman pada Hizbollah adalah ilustrasi sempurna tentang bagaimana daftar teroris adalah alat dari politik kekuasaan.
Dia mengatakan bahwa Hizbullah dilarang karena menyerukan penghapusan keras Israel dan mempertanyakan hal Israel untuk ada. Sementara itu, jelasnya, pihak-pihak Israel telah menerapkan penghapusan Palestina, bukan hanya menyerukan untuk Itu.
"Likud, Yesh Atid, Shas, Labour dan lain-lain adalah mitra yang dihargai untuk Jerman dan Uni Eropa (UE), bukannya dicap sebagai teroris," kata Rasanen, seperti dilansir Al Arabiya pada Rabu (6/5/2020).
"Juga kelompok pemberontak Suriah, yang tidak hanya menyerukan tetapi berjuang untuk menjatuhkan pemerintah Suriah tidak dicap sebagai teroris oleh UE. Sebaliknya mereka didukung oleh negara-negara Eropa, sejalan dengan kebijakan resmi UE," tukasnya.
Seperti diketahui, Jerman pekan lalu mengumumkan bahwa mereka menunjukan sayap militer dan politik Hizbullah sebagai organisasi teroris. Berlin kemudian melarang semua kegiatannya di negara itu dan melakukan penggerebekan di lokasi-lokasi yang menurut polisi terkait dengan kelompok itu.
Rasanen, yang juga ketua cabang Finlandia dari Komite Israel Melawan Penghancuran Rumah (ICAHD) yang bertujuan untuk mengakhiri pendudukan dan apartheid Israel, mengatakan bahwa larangan Jerman pada Hizbollah adalah ilustrasi sempurna tentang bagaimana daftar teroris adalah alat dari politik kekuasaan.
Dia mengatakan bahwa Hizbullah dilarang karena menyerukan penghapusan keras Israel dan mempertanyakan hal Israel untuk ada. Sementara itu, jelasnya, pihak-pihak Israel telah menerapkan penghapusan Palestina, bukan hanya menyerukan untuk Itu.
"Likud, Yesh Atid, Shas, Labour dan lain-lain adalah mitra yang dihargai untuk Jerman dan Uni Eropa (UE), bukannya dicap sebagai teroris," kata Rasanen, seperti dilansir Al Arabiya pada Rabu (6/5/2020).
"Juga kelompok pemberontak Suriah, yang tidak hanya menyerukan tetapi berjuang untuk menjatuhkan pemerintah Suriah tidak dicap sebagai teroris oleh UE. Sebaliknya mereka didukung oleh negara-negara Eropa, sejalan dengan kebijakan resmi UE," tukasnya.
(esn)