Kaligrafi Mao Zedong Senilai RP4,3 Triliun yang Dicuri Ditemukan Terpotong Dua
loading...
A
A
A
HONG KONG - Gulungan kaligrafi sepanjang 9 kaki (2,7 meter) karya mantan pemimpin komunis China Mao Zedong dicuri kawanan perampok. Kini, karya seni itu ditemukan dan telah terpotong menjadi dua.
Polisi mengatakan karya seni bernilai sekitar USD296,7 juta (lebih dari Rp4,3 triliun) tersebut dirampok dari rumah kolektor Fu Chunxiao di Hong Kong pada bulan lalu ketika dia terjebak di daratan China karena pandemi virus corona.
Para perampok juga mengambil enam gulungan lainnya, 24.327 perangko China, dan 10 koin tembaga senilai sekitar USD588 juta. (Baca: Indonesia Lontarkan Peringatan Keras kepada China soal Laut China Selatan )
Setelah gulungan kaligrafi Mau Zedong dicuri, karya seni itu dibeli dengan harga sekitar USD58 oleh seorang pria yang mengira itu palsu. Pria itu juga percaya gulungan itu terlalu panjang untuk dipajang sehingga dia memotongnya menjadi dua. Demikian dipaparkan Tony Ho, pejabat pengawas kejahatan terorganisir kepolisian Hong Kong.
Orang yang membeli karya seni curian tersebut menyerahkan dirinya pada 22 September ketika dia mendengar tentang kasus perampokan dan permohonan publik oleh polisi. Dia ditangkap karena dituduh jadi penadah properti curian. Sejak itu dia dibebaskan dengan uang jaminan.
Polisi Hong Kong pada hari Selasa menangkap salah satu dari tiga tersangka dalam pencurian karya seni bernilai tinggi. Mengutip South China Morning Post, Jumat (9/10/2020), polisi telah mengidentifikasi dua tersangka lainnya tetapi belum merilis informasi tambahan. (Baca juga: Media China Sentil Indonesia karena Menentang Klaim China di Laut China Selatan )
Fu Chunxiao mengatakan bahwa dia telah berencana untuk menyumbangkan kaligrafi Mao Zedong sebelum perampokan terjadi, tetapi dia tidak mengatakan akan disumbangkan kemana.
"Saya belum membuat keputusan tentang bagaimana menanganinya, (dan tidak akan) sampai saya mendapatkannya kembali," katanya.
Polisi mengatakan karya seni bernilai sekitar USD296,7 juta (lebih dari Rp4,3 triliun) tersebut dirampok dari rumah kolektor Fu Chunxiao di Hong Kong pada bulan lalu ketika dia terjebak di daratan China karena pandemi virus corona.
Para perampok juga mengambil enam gulungan lainnya, 24.327 perangko China, dan 10 koin tembaga senilai sekitar USD588 juta. (Baca: Indonesia Lontarkan Peringatan Keras kepada China soal Laut China Selatan )
Setelah gulungan kaligrafi Mau Zedong dicuri, karya seni itu dibeli dengan harga sekitar USD58 oleh seorang pria yang mengira itu palsu. Pria itu juga percaya gulungan itu terlalu panjang untuk dipajang sehingga dia memotongnya menjadi dua. Demikian dipaparkan Tony Ho, pejabat pengawas kejahatan terorganisir kepolisian Hong Kong.
Orang yang membeli karya seni curian tersebut menyerahkan dirinya pada 22 September ketika dia mendengar tentang kasus perampokan dan permohonan publik oleh polisi. Dia ditangkap karena dituduh jadi penadah properti curian. Sejak itu dia dibebaskan dengan uang jaminan.
Polisi Hong Kong pada hari Selasa menangkap salah satu dari tiga tersangka dalam pencurian karya seni bernilai tinggi. Mengutip South China Morning Post, Jumat (9/10/2020), polisi telah mengidentifikasi dua tersangka lainnya tetapi belum merilis informasi tambahan. (Baca juga: Media China Sentil Indonesia karena Menentang Klaim China di Laut China Selatan )
Fu Chunxiao mengatakan bahwa dia telah berencana untuk menyumbangkan kaligrafi Mao Zedong sebelum perampokan terjadi, tetapi dia tidak mengatakan akan disumbangkan kemana.
"Saya belum membuat keputusan tentang bagaimana menanganinya, (dan tidak akan) sampai saya mendapatkannya kembali," katanya.
(min)