Investigasi Hubungan Trump-Rusia, Eks Bos FBI Akui Lakukan Kesalahan 'Memalukan'

Jum'at, 02 Oktober 2020 - 02:34 WIB
loading...
Investigasi Hubungan...
Presiden AS Donald Trump dan mantan Direktur FBI James Comey. Foto/ABC News
A A A
WASHINGTON - Sudah tiga tahun sejak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memecat James Comey sebagai Direktur FBI, tetapi tindakan badan itu dan penyelidikan yang terjadi di bawah kepemimpinannya telah mengganggu pemerintahan Trump tanpa akhir.

Comey mengakui bahwa biro tersebut membuat kesalahan yang "memalukan" dan "mengkhawatirkan" ketika memperoleh surat perintah pengadilan untuk memata-matai mantan asisten Donald Trump, Carter Page. Meski begitu ia tetap membela penyelidikan FBI pada tahun 2016 atas dugaan hubungan antara kampanye Trump dan Rusia .

"Ini adalah investigasi yang diprediksikan dengan tepat, dan itu harus dibuka, dan - pada dasarnya - dilakukan dengan cara yang benar," kata Comey kepada Komite Kehakiman Senat AS seperti dikutip dari Sputnik, Jumat (2/10/2020).(Baca juga: Trump Dikritik karena Tak Kutuk Supremasi Kulit Putih saat Debat Capres AS )

Namun, mengomentari laporan Horowitz tentang penyelidikan Trump-Rusia yang dipimpin FBI, yang merinci kelalaian dan kesalahan yang signifikan dalam cara biro memimpin penyelidikan, Comey dengan tegas mengatakan:

"Ini mencerminkan saya sepenuhnya, dan itu adalah tanggung jawab saya. Saya tidak ingin mengabaikan tanggung jawab."

Pada saat yang sama, pria 59 tahun itu mengatakan bahwa tidak ada indikasi bahwa FBI dan karyawannya melakukan hal-hal buruk dengan sengaja, merujuk pada pengacara FBI yang memalsukan email untuk mendukung pengawasan badan itu terhadap mantan penasihat kampanye Donald Trump, Page Carter.

Ketua Komite Kehakiman Senat AS, Lindsey Graham mengatakan, kelalaian dan kesalahan yang dibuat oleh FBI ketika sedang menyelidiki dugaan hubungan antara kampanye Trump dan Rusia "tidak acak", tetapi berorientasi pada politik.

"Mereka mencoba menjatuhkan presiden," kata Graham dalam sidang.

"Yang paling mengejutkan saya adalah bahwa Direktur FBI yang bertanggung jawab atas penyelidikan ini, yang melibatkan presiden yang sedang menjabat, sama sekali tidak tahu apa-apa tentang informasi yang diperoleh agensinya untuk menimbulkan kecurigaan atas dokumen tersebut," tuturnya lagi.

Untuk pernyataan itu, Comey menjawab bahwa jika ia menyadari kesalahan tersebut, dirinya tidak akan menyetujui pengawasan terhadap penasihat Trump.

Sementara itu , Direktur Intelijen Nasional AS, John Ratcliffe, baru-baru ini mengirim surat kepada Komite Kehakiman Senat di mana dia mengatakan bahwa pada tahun 2016, intelijen Rusia mengirim informasi kepada para pejabat AS bahwa Hillary Clinton telah memberi lampu hijau untuk sebuah proposal menjelekkan Donald Trump dengan mengaduk-aduk skandal yang mengklaim gangguan oleh layanan keamanan Rusia.(Baca juga: Iran dan Israel, Alasan Negara Teluk Berharap Trump Terpilih Kembali )

Mengomentari surat itu, Comey berkata:

"Saya tidak cukup memahami surat Ratcliffe untuk mengomentarinya. Itu membingungkan. Saya benar-benar tidak tahu apa yang dia lakukan".

Kesaksian Comey datang hampir sebulan sebelum pemilu presiden mendatang. Selama empat tahun terakhir, pemerintahan Trump telah berurusan dengan tuduhan dari Partai Demokrat bahwa kampanye Trump berkolusi dengan Rusia untuk memenangkan pemilu 2016. Trump pun telah berulang kali menepis tuduhan itu, menyebutnya sebagai perburuan penyihir yang dirancang untuk merusak kepresidenannya.

Pada 2017, Trump memecat Comey setelah FBI memutuskan untuk menyelidiki tuduhan Partai Demokrat. Pemecatan tersebut mendorong Departemen Kehakiman AS untuk membuka penyelidikan independen atas masalah tersebut. Penyelidikan itu dipimpin oleh Penasihat Khusus Robert Mueller, yang laporannya tidak menemukan bukti bahwa kampanye Trump telah berkolusi dengan Kremlin, meskipun laporan itu tidak lantas membebaskan Trump.
(ber)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0777 seconds (0.1#10.140)