Sekjen PBB: Saatnya Setiap Negara Bantu Danai Upaya Vaksin Covid-19 Global
loading...
A
A
A
NEW YORK - Sekretaris Jenderal (Sekjen ) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan sudah waktunya bagi negara-negara di dunia untuk mulai menggunakan uang dari pemulihan Covid-19 nasional mereka dan rencana respons untuk membantu mendanai rencana vaksin global Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) .
Program ACT-Accelerator dan fasilitas COVAX-nya sejauh ini telah menerima USD3 miliar, tetapi membutuhkan USD35 miliar lagi. Program ini bertujuan untuk memberikan dua miliar dosis vaksin virus Corona pada akhir tahun depan, 245 juta perawatan, dan 500 juta tes.
“ACT-Accelerator menyediakan satu-satunya cara yang aman dan pasti untuk membuka kembali ekonomi global secepat mungkin. Upaya vaksin nasional di beberapa negara tidak akan membuka pintu ke ekonomi global dan memulihkan mata pencaharian,” kata Guterres dalam acara virtual di Sidang Umum PBB .
Guterres mengatakan program tersebut membutuhkan suntikan dana segera sebesar USD15 miliar untuk menghindari kehilangan peluang untuk pembelian dan produksi di muka, untuk membangun stok secara paralel dengan perizinan, meningkatkan penelitian, dan membantu negara-negara bersiap.(Baca juga: Iran dan Rusia Bahas Produksi Bersama Vaksin Covid-19 )
“Kami tidak dapat membiarkan kelambatan dalam akses untuk semakin memperluas ketidaksetaraan yang sudah sangat besar,” ujar Guterres.
“Tapi mari kita perjelas: Kami tidak akan sampai di sana dengan donor hanya mengalokasikan sumber daya hanya dari anggaran Bantuan Pembangunan Resmi,” ia menambahkan.
“Kita perlu berpikir lebih besar. Sudah waktunya bagi negara-negara untuk menarik dana dari respons mereka sendiri dan program pemulihan,” ucapnya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (30/9/2020).
Guterres meminta semua negara untuk meningkatkan secara signifikan dalam tiga bulan ke depan.
Dia mencatat bahwa negara-negara maju telah menghabiskan triliunan dolar untuk dampak sosial-ekonomi dari krisis.
"Tentunya, kami dapat menginvestasikan sebagian kecil dari itu untuk menghentikan penyebaran penyakit di mana-mana," ujarnya.(Baca juga: Putin Tawarkan Vaksin Covid-19 Gratis ke PBB )
Sementara itu Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mendesak negara lain untuk bergabung dalam upaya global, mengatakan pada pertemuan PBB bahwa ACT-Accelerator adalah harapan terbaik untuk mengendalikan pandemi.
“Kami memiliki kewajiban untuk memastikan vaksin, perawatan dan pengujian untuk Covid-19 tersedia untuk semua – menghentikan penyebaran global pandemic dapat melindungi rakyat Inggris dan mendorong seluruh umat manusia menuju pemulihan,” kata Raab dalam rilis yang diterima Sindonews.
“Kolaborasi di bawah ACT-Accelerator sangat penting untuk mempromosikan pengembangan, produksi, dan akses untuk semua negara,” ia memungkasi.
Lihat Juga: Masih Disubsidi Negara, Padahal Keluarga Kerajaan Inggris Raih Rp470 Miliar dari Bisnis Properti
Program ACT-Accelerator dan fasilitas COVAX-nya sejauh ini telah menerima USD3 miliar, tetapi membutuhkan USD35 miliar lagi. Program ini bertujuan untuk memberikan dua miliar dosis vaksin virus Corona pada akhir tahun depan, 245 juta perawatan, dan 500 juta tes.
“ACT-Accelerator menyediakan satu-satunya cara yang aman dan pasti untuk membuka kembali ekonomi global secepat mungkin. Upaya vaksin nasional di beberapa negara tidak akan membuka pintu ke ekonomi global dan memulihkan mata pencaharian,” kata Guterres dalam acara virtual di Sidang Umum PBB .
Guterres mengatakan program tersebut membutuhkan suntikan dana segera sebesar USD15 miliar untuk menghindari kehilangan peluang untuk pembelian dan produksi di muka, untuk membangun stok secara paralel dengan perizinan, meningkatkan penelitian, dan membantu negara-negara bersiap.(Baca juga: Iran dan Rusia Bahas Produksi Bersama Vaksin Covid-19 )
“Kami tidak dapat membiarkan kelambatan dalam akses untuk semakin memperluas ketidaksetaraan yang sudah sangat besar,” ujar Guterres.
“Tapi mari kita perjelas: Kami tidak akan sampai di sana dengan donor hanya mengalokasikan sumber daya hanya dari anggaran Bantuan Pembangunan Resmi,” ia menambahkan.
“Kita perlu berpikir lebih besar. Sudah waktunya bagi negara-negara untuk menarik dana dari respons mereka sendiri dan program pemulihan,” ucapnya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (30/9/2020).
Guterres meminta semua negara untuk meningkatkan secara signifikan dalam tiga bulan ke depan.
Dia mencatat bahwa negara-negara maju telah menghabiskan triliunan dolar untuk dampak sosial-ekonomi dari krisis.
"Tentunya, kami dapat menginvestasikan sebagian kecil dari itu untuk menghentikan penyebaran penyakit di mana-mana," ujarnya.(Baca juga: Putin Tawarkan Vaksin Covid-19 Gratis ke PBB )
Sementara itu Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mendesak negara lain untuk bergabung dalam upaya global, mengatakan pada pertemuan PBB bahwa ACT-Accelerator adalah harapan terbaik untuk mengendalikan pandemi.
“Kami memiliki kewajiban untuk memastikan vaksin, perawatan dan pengujian untuk Covid-19 tersedia untuk semua – menghentikan penyebaran global pandemic dapat melindungi rakyat Inggris dan mendorong seluruh umat manusia menuju pemulihan,” kata Raab dalam rilis yang diterima Sindonews.
“Kolaborasi di bawah ACT-Accelerator sangat penting untuk mempromosikan pengembangan, produksi, dan akses untuk semua negara,” ia memungkasi.
Lihat Juga: Masih Disubsidi Negara, Padahal Keluarga Kerajaan Inggris Raih Rp470 Miliar dari Bisnis Properti
(ber)