Lukashenko Tiba-tiba Dilantik, Oposisi Belarusia Semakin Marah
loading...
A
A
A
MINSK - Presiden Belarusia Alexander Lukashenko dilantik lagi secara tiba-tiba untuk periode keenam pada Rabu (23/9) setelah pemilu yang dikecam oposisi.
Lukashenko mengabaikan desakan untuk mengakhiri 26 tahun kekuasaannya. Upacara pelantikan presiden biasanya dipublikasikan sebagai acara besar kenegaraan tapi kali ini digelar tanpa pemberitahuan setelah Lukashenko mengklaim kemenangannya pada pemilu 9 Agustus.
Oposisi telah menggelar lebih dari enam pekan unjuk rasa menuntut Lukashenko mundur. Mereka mengecam pelantikan itu sebagai aksi ilegal dan menyerukan lebih banyak unjuk rasa.
Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) menyerukan sanksi pada para pejabat yang terlibat dalam pemilu dan aksi kekerasan terhadap demonstran.
“Lukashenko meletakkan tangan kanannya pada salinan konstitusi dan mengucapkan sumpah dalam acara yang dihadiri beberapa ratus orang,” papar laporan kantor berita Belta. (Baca Juga: Trump pada Yahudi: Jika Anda Cinta Negara Israel Kalian, Pilih Saya)
Pemimpin berumur 66 tahun itu menyatakan negaranya memerlukan keamanan dan konsensus di jurang krisis global. “Saya tidak bisa, saya tak memiliki hak untuk meninggalkan rakyat Belarusia,” ungkap Lukashenko. (Baca Infografis: F-16 Makin Canggih Dengan Senjata Laser Pelumpuh Rudal)
Demonstran membawa bendera oposisi merah dan putih di sejumlah lokasi di ibu kota, termasuk di tiga kampus. Oposisi menggunakan media sosial untuk menyerukan unjuk rasa skala besar. (Lihat Video: Hendak Dinaikkan ke Truk Pengangkut, Eksavator Terguling Menimpa JPO di Tebet)
Lukashenko mengabaikan desakan untuk mengakhiri 26 tahun kekuasaannya. Upacara pelantikan presiden biasanya dipublikasikan sebagai acara besar kenegaraan tapi kali ini digelar tanpa pemberitahuan setelah Lukashenko mengklaim kemenangannya pada pemilu 9 Agustus.
Oposisi telah menggelar lebih dari enam pekan unjuk rasa menuntut Lukashenko mundur. Mereka mengecam pelantikan itu sebagai aksi ilegal dan menyerukan lebih banyak unjuk rasa.
Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) menyerukan sanksi pada para pejabat yang terlibat dalam pemilu dan aksi kekerasan terhadap demonstran.
“Lukashenko meletakkan tangan kanannya pada salinan konstitusi dan mengucapkan sumpah dalam acara yang dihadiri beberapa ratus orang,” papar laporan kantor berita Belta. (Baca Juga: Trump pada Yahudi: Jika Anda Cinta Negara Israel Kalian, Pilih Saya)
Pemimpin berumur 66 tahun itu menyatakan negaranya memerlukan keamanan dan konsensus di jurang krisis global. “Saya tidak bisa, saya tak memiliki hak untuk meninggalkan rakyat Belarusia,” ungkap Lukashenko. (Baca Infografis: F-16 Makin Canggih Dengan Senjata Laser Pelumpuh Rudal)
Demonstran membawa bendera oposisi merah dan putih di sejumlah lokasi di ibu kota, termasuk di tiga kampus. Oposisi menggunakan media sosial untuk menyerukan unjuk rasa skala besar. (Lihat Video: Hendak Dinaikkan ke Truk Pengangkut, Eksavator Terguling Menimpa JPO di Tebet)
(sya)