Rusia Jengkel Pesawat Pembom dan Pengintai AS Hilir Mudik Dekat Crimea
loading...
A
A
A
MOSKOW - Meningkatnya kehadiran pesawat pembom dan pengintai Amerika Serikat (AS) di wilayah Laut Hitam membuat Rusia jengkel.Moskow lantas menuduh AS dan sekutunya sengaja memprovokasi ketegangan di wilayah itu.
Kepala departemen operasional utama Staf Umum Rusia, Sergei Rudskoi, menuduh AS dan anggota NATO lainnya telah secara signifikan meningkatkan cakupan aktivitas militer mereka di wilayah tersebut.
"AS dan sekutu NATO-nya akan memikul tanggung jawab penuh atas kemungkinan eskalasi situasi di kawasan itu," ujarnya seperti dilansir dari AP, Sabtu (19/9/2020).
Rudskoi menunjuk pada serangkaian penerbangan oleh pembom strategis B-52 AS pada Agustus dan September di Laut Hitam dan Laut Azov. Ia menuduh misi tersebut dimaksudkan untuk mensimulasikan serangan rudal terhadap fasilitas di Rusia selatan. Dia mengatakan para bomber itu terbang sedekat 11 kilometer ke perbatasan Rusia.(Baca juga: Unjuk Kekuatan, Enam Bomber B-52 AS Akan Terbang di Langit 30 Negara NATO )
Jenderal Rusia itu mencatat bahwa AS dan sekutu NATO-nya juga telah meningkatkan penerbangan intelijen mereka di dekat Crimea, yang katanya meningkat 40% dibandingkan tahun lalu. Ia menambahkan bahwa pada satu kesempatan pada 4 September, lima pesawat pengintai NATO berdengung di daerah dekat Crimea pada saat yang sama.
"Rusia mengirimkan jet tempurnya untuk mencegat dan mengawal pembom AS dan NATO serta pesawat pengintai pada 27 kesempatan bulan ini saja," ungkap Rudskoi.
Ia menambahkan bahwa kapal perang NATO juga menghabiskan waktu lebih lama di Laut Hitam tahun ini.
Rudskoi mengatakan bahwa Rusia telah mengusulkan kepada NATO untuk mengurangi kegiatan militer di sepanjang perbatasan dan membahas langkah-langkah tambahan untuk membantu mencegah insiden militer, tetapi aliansi tersebut telah menghalangi proposal tersebut.(Baca juga: Jet Tempur NATO Rutin Simulasi Serangan Rudal terhadap Rusia )
Setelah menerbangkan tiga pembom berat B-1 di atas Laut Siberia Timur pekan lalu, militer AS mengatakan bahwa latihan yang sedang berlangsung dimaksudkan untuk menunjukkan kemampuan Angkatan Udara untuk terus melaksanakan misi terbang dan mempertahankan kesiapan dalam mendukung Sekutu dan mitra AS.
Hubungan Rusia-Barat telah tenggelam ke posisi terendah pasca-Perang Dingin setelah aneksasi Rusia terhadap Semenanjung Krimea Ukraina tahun 2014.
Rusia juga marah atas pengerahan pasukan NATO di Baltik dan menuduh bahwa manuver aliansi di dekat perbatasannya menimbulkan ancaman keamanan. NATO dan Moskow juga semakin sering bertukar tuduhan atas penerbangan militer.
Lihat Juga: Ukraina Dalangi Pembunuhan Jenderal Kirillov, Sukses Kerjai Rusia tapi Tak Ubah Hasil Perang
Kepala departemen operasional utama Staf Umum Rusia, Sergei Rudskoi, menuduh AS dan anggota NATO lainnya telah secara signifikan meningkatkan cakupan aktivitas militer mereka di wilayah tersebut.
"AS dan sekutu NATO-nya akan memikul tanggung jawab penuh atas kemungkinan eskalasi situasi di kawasan itu," ujarnya seperti dilansir dari AP, Sabtu (19/9/2020).
Rudskoi menunjuk pada serangkaian penerbangan oleh pembom strategis B-52 AS pada Agustus dan September di Laut Hitam dan Laut Azov. Ia menuduh misi tersebut dimaksudkan untuk mensimulasikan serangan rudal terhadap fasilitas di Rusia selatan. Dia mengatakan para bomber itu terbang sedekat 11 kilometer ke perbatasan Rusia.(Baca juga: Unjuk Kekuatan, Enam Bomber B-52 AS Akan Terbang di Langit 30 Negara NATO )
Jenderal Rusia itu mencatat bahwa AS dan sekutu NATO-nya juga telah meningkatkan penerbangan intelijen mereka di dekat Crimea, yang katanya meningkat 40% dibandingkan tahun lalu. Ia menambahkan bahwa pada satu kesempatan pada 4 September, lima pesawat pengintai NATO berdengung di daerah dekat Crimea pada saat yang sama.
"Rusia mengirimkan jet tempurnya untuk mencegat dan mengawal pembom AS dan NATO serta pesawat pengintai pada 27 kesempatan bulan ini saja," ungkap Rudskoi.
Ia menambahkan bahwa kapal perang NATO juga menghabiskan waktu lebih lama di Laut Hitam tahun ini.
Rudskoi mengatakan bahwa Rusia telah mengusulkan kepada NATO untuk mengurangi kegiatan militer di sepanjang perbatasan dan membahas langkah-langkah tambahan untuk membantu mencegah insiden militer, tetapi aliansi tersebut telah menghalangi proposal tersebut.(Baca juga: Jet Tempur NATO Rutin Simulasi Serangan Rudal terhadap Rusia )
Setelah menerbangkan tiga pembom berat B-1 di atas Laut Siberia Timur pekan lalu, militer AS mengatakan bahwa latihan yang sedang berlangsung dimaksudkan untuk menunjukkan kemampuan Angkatan Udara untuk terus melaksanakan misi terbang dan mempertahankan kesiapan dalam mendukung Sekutu dan mitra AS.
Hubungan Rusia-Barat telah tenggelam ke posisi terendah pasca-Perang Dingin setelah aneksasi Rusia terhadap Semenanjung Krimea Ukraina tahun 2014.
Rusia juga marah atas pengerahan pasukan NATO di Baltik dan menuduh bahwa manuver aliansi di dekat perbatasannya menimbulkan ancaman keamanan. NATO dan Moskow juga semakin sering bertukar tuduhan atas penerbangan militer.
Lihat Juga: Ukraina Dalangi Pembunuhan Jenderal Kirillov, Sukses Kerjai Rusia tapi Tak Ubah Hasil Perang
(ber)