Institut China Sangkal Laporan 'Memberangus Kelahiran' di Xinjiang

Kamis, 17 September 2020 - 03:29 WIB
loading...
Institut China Sangkal...
Seorang pria etnik Uighur duduk di pasar lokal di Kashgar, provinsi Xinjiang, 2 Agustus 2011. Foto/REUTERS/Carlos Barria
A A A
BEIJING - Sebuah lembaga China membantah laporan kontraktor independen Adrian Zenz tentang kebijakan "memberangus kelahiran" penduduk di Xinjiang oleh pemerintah China. Klaim Zenz dianggap sebagai campuran dari tambal sulam yang acak dan spekulasi yang subjektif.

Artikel bantahan dari Human Rights Institute, Southwest University of Political Science & Law, mengatakan,"Laporan Zenz sangat tidak tepat menggambarkan hubungan antara gambar dan teks, menafsirkan kasus secara jahat, dan kesimpulannya tidak memiliki dasar faktual."

Artikel tersebut mengatakan Zenz mengunduh gambar online yang tidak sesuai dengan laporannya dan menyimpulkan situasi keluarga berencana (KB) di Xinjiang berdasarkan laporan palsu, membayangkan apa yang disebut "sterilisasi wajib" dan "genosida" di Xinjiang. Adrian Zenz merupakankontraktor independen di Victims of Communism Memorial Foundation di Washington, D.C. (Baca: China Dilaporkan Berlakukan Wajib Aborsi bagi Muslim Uighur )

Menentang norma dan etika akademik, lanjut artikel tersebut, praktik seperti yang dilakukan Zenz dilakukan secara politik atas nama penelitian akademik.

Misalnya, laporan Zenz mengatakan pemeriksaan kesehatan telah ada di mana-mana, terutama di daerah etnis minoritas Xinjiang, sebagai sarana untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk dan untuk menegakkan tindakan pengendalian kelahiran yang mengganggu.

Gambar terlampir, bagaimanapun, menunjukkan sekelompok orang lanjut usia yang menjalani pemeriksaan kesehatan gratis sebagai bagian dari gerakan pengentasan kemiskinan setempat.

"Upaya Zenz untuk membuktikan melalui gambar tidak dapat membuktikan kebohongan palsu seperti 'genosida' dan 'KB paksa', tetapi menunjukkan bahwa pekerjaan kesehatan masyarakat di Xinjiang telah membuahkan hasil," tulis institut tersebut, seperti dikutip Reuters, Kamis (17/9/2020).

Artikel institut tersebut juga mempertanyakan kesimpulan laporan Zenz, termasuk menyalahkan penurunan tingkat kesuburan kelompok etnis Uigur di Xinjiang pada pengendalian populasi pemerintah. (Baca juga: Dilaporkan Berlakukan Wajib Aborsi untuk Muslim Uighur, AS Kecam China )

Sebaliknya, laporan tersebut mengatakan bahwa tingkat kesuburan perempuan bergantung pada beberapa faktor, termasuk perkembangan sosial dan ekonomi, perawatan medis dan kesehatan, tingkat pendidikan perempuan, dan pelaksanaan kebijakan keluarga berencana. "Studi sepihak Zenz benar-benar membingungkan," sambung artikel tersebut.

Menurut artikel insititut tersebut klaim Zenz juga didukung oleh cerita pribadi yang telah dibantah sebagai klaim palsu. Pihak institut mempertanyakan mengapa cerita yang sama sering digunakan untuk mencemarkan nama baik China.

"'Laporan independen' seperti Adrian Zenz adalah sarana bagi pasukan anti-China di Barat untuk campur tangan dalam urusan dalam negeri China dengan membuat pernyataan palsu atas nama yang disebut para ahli," kata institut tersebut.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Netanyahu Melobi AS...
Netanyahu Melobi AS agar Tidak Jual Jet Tempur F-35 ke Turki
Oman bisa Jadi Penengah...
Oman bisa Jadi Penengah Perundingan Nuklir Baru Iran dan AS
Ini Tuntutan Masa Demonstran...
Ini Tuntutan Masa Demonstran Amerika, Banyak Kebijakan Partai Republik Diprotes
3 Tuntutan Masa Demonstran...
3 Tuntutan Masa Demonstran AS, Salah Satunya Menentang Tindakan Sewenang-wenang Trump
Mengejutkan, Miliarder...
Mengejutkan, Miliarder AS Bill Ackman Desak Trump Hentikan Perang Nuklir Ekonomi di Setiap Negara
Iran Cemas Gara-gara...
Iran Cemas Gara-gara Medianya Serukan Pembunuhan Donald Trump
Pria Ini Hendak Ziarah...
Pria Ini Hendak Ziarah Makam Leluhur, tapi Kuburan Lenyap Jadi Ladang Tebu
Donald Trump Umumkan...
Donald Trump Umumkan Anggaran Pertahanan USD1 Triliun untuk Pentagon
Jelang Musim Haji Saudi...
Jelang Musim Haji Saudi Setop Keluarkan Visa Jangka Pendek untuk WNI, Simak Penjelasannya!
Rekomendasi
PSSI Kerja Sama dengan...
PSSI Kerja Sama dengan Konami, Timnas Indonesia Akhirnya Punya Lisensi di eFootball
12 Orang Meninggal dalam...
12 Orang Meninggal dalam Bentrokan Pilkada Puncak Jaya
Kapan Piala Dunia U-17...
Kapan Piala Dunia U-17 2025 Digelar dan di Negara Mana?
Berita Terkini
9 Istri Para Pemimpin...
9 Istri Para Pemimpin Timur Tengah: Seperti Apa Penampilan Mereka dan Siapa Saja?
10 menit yang lalu
Netanyahu Melobi AS...
Netanyahu Melobi AS agar Tidak Jual Jet Tempur F-35 ke Turki
48 menit yang lalu
Oman bisa Jadi Penengah...
Oman bisa Jadi Penengah Perundingan Nuklir Baru Iran dan AS
3 jam yang lalu
Ini Tuntutan Masa Demonstran...
Ini Tuntutan Masa Demonstran Amerika, Banyak Kebijakan Partai Republik Diprotes
6 jam yang lalu
3 Tuntutan Masa Demonstran...
3 Tuntutan Masa Demonstran AS, Salah Satunya Menentang Tindakan Sewenang-wenang Trump
6 jam yang lalu
Mengejutkan, Miliarder...
Mengejutkan, Miliarder AS Bill Ackman Desak Trump Hentikan Perang Nuklir Ekonomi di Setiap Negara
6 jam yang lalu
Infografis
6 Taman di Jakarta Buka...
6 Taman di Jakarta Buka 24 Jam, Dapat Ciptakan Lapangan Kerja
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved