AS Blokir Produk China dari Xinjiang, Diduga Hasil Kerja Paksa

Selasa, 15 September 2020 - 16:29 WIB
loading...
A A A
Perintah baru yang menargetkan kerja paksa di China menyusul dua tahun penyelidikan oleh US CBP, pejabat senior yang menjalankan tugas komisaris di US CBP.

"Ini merupakan tahun paling agresif dalam menggunakan otoritas CBP untuk melawan kerja paksa dalam sejarahnya yang saya ketahui," ujar Cuccinelli.

Tindakan perdagangan AS ini adalah yang terbaru dari serangkaian langkah oleh pemerintahan Trump yang menargetkan otoritas dan bisnis China atas tuduhan pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang.

Hingga 2 juta warga minoritas Muslim di Xinjiang telah dipenjara di pusat-pusat pendidikan ulang massal, termasuk sejumlah besar orang Uighur , menurut Departemen Luar Negeri AS, dengan laporan yang muncul dari kamp-kamp pelecehan, indoktrinasi dan sterilisasi.

Pemerintah China menggambarkan pusat-pusat tersebut diikuti secara sukarela dan bagian dari kampanye deradikalisasi yang menjangkau luas.

Pada bulan Juli, pemerintahan Trump menjatuhkan sanksi pada beberapa pejabat Xinjiang, termasuk Chen Quanguo, sekretaris Partai Komunis di kawasan itu, dengan mengatakan AS tidak akan berpangku tangan ketika Partai Komunis China melakukan pelanggaran hak asasi manusia. (Baca juga: Melanggar HAM, AS Sanksi Pejabat China )

Satu bulan sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menandatangani Undang-Undang Hak Asasi Manusia Uighur menjadi undang-undang, mengutuk Partai Komunis China atas pelanggaran hak asasi manusia di wilayah tersebut. (Baca juga: Trump Teken UU Sanksi China Terkait Pelanggaran HAM Muslim Uighur )
(ber)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Trump Puji Presiden...
Trump Puji Presiden Suriah: Pria yang Menarik dan Tangguh
Ini Respons Huawei atas...
Ini Respons Huawei atas Tuduhan Suap pada Parlemen Eropa
Iran Terbuka untuk Pembatasan...
Iran Terbuka untuk Pembatasan Pengayaan Uranium Sementara
Bertemu Putra Mahkota...
Bertemu Putra Mahkota Arab Saudi, Trump akan Cabut Semua Sanksi AS pada Suriah
Arab Saudi Teken Kesepakatan...
Arab Saudi Teken Kesepakatan Lebih dari Rp4.982 Triliun dengan AS
Di Arab Saudi, Trump...
Di Arab Saudi, Trump Tegaskan Warga Gaza Berhak Dapat Masa Depan yang Jauh Lebih Baik
Bawa Permen Ganja dari...
Bawa Permen Ganja dari Thailand, Pebasket AS Ditangkap Polisi
Pertempuran Sengit Pecah...
Pertempuran Sengit Pecah di Ibu Kota Libya Tripoli, WNI Diminta Waspada
Artis Hollywood dan...
Artis Hollywood dan Tokoh Film Dunia Ramai-Ramai Kecam Genosida Israel di Gaza
Rekomendasi
Ekonomi Sulit, 73.992...
Ekonomi Sulit, 73.992 Pekerja Tersapu Badai PHK Hanya dalam 3 Bulan
Elon Musk Minta Robot...
Elon Musk Minta Robot Tesla Menari untuk Keluarga Kerajaan Arab Saudi
Seminggu, Polres Pelabuhan...
Seminggu, Polres Pelabuhan Tanjung Priok Bongkar 3 Kasus Curanmor
Berita Terkini
Ini Cara Unik Pangeran...
Ini Cara Unik Pangeran MBS Menyenangkan Donald Trump
Trump Puji Presiden...
Trump Puji Presiden Suriah: Pria yang Menarik dan Tangguh
Agama Penduduk Kashmir...
Agama Penduduk Kashmir dan Persentasenya
Pakistan dan India Bertukar...
Pakistan dan India Bertukar Tahanan di Perbatasan, Siapa yang Dibebaskan?
Tahun Lalu Kepalanya...
Tahun Lalu Kepalanya Dihargai Rp165 Miliar oleh AS, Kini Justru Berjabat Tangan dengan Trump
Masa Depan Jet Rafale...
Masa Depan Jet Rafale Makin Suram setelah Ditembak Jatuh Pakistan
Infografis
Sejumlah Pabrik di China...
Sejumlah Pabrik di China Mulai Stop Produksi Akibat Tarif AS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved