Terungkap, AS Pernah Tembakkan Rudal yang Bisa Tepat Hantam Kim Jong-un

Senin, 14 September 2020 - 14:47 WIB
loading...
A A A
"(Mattis) tidak berpikir bahwa Presiden (Donald) Trump akan melancarkan serangan pendahuluan di Korea Utara, meskipun rencana untuk perang seperti itu ada di rak," kata Woodward dalam bukunya.

Reporter "Watergate" itu mengklaim bahwa Komando Strategis AS di Omaha, Nebraska, telah dengan cermat meninjau dan mempelajari Rencana Operasi 5027 (OPLAN 5027) yang katanya ditujukan untuk perubahan rezim di Korea Utara, yang mencakup penggunaan 80 senjata nuklir. (Baca juga: 'Menghilang' sejak 27 Juli, Pakar Khawatir Adik Kim Jong-un dalam Bahaya )

"Ini sangat membebani saya setiap hari. Saya harus mempertimbangkan setiap hari ini bisa terjadi. Ini bukan masalah teoritis," kata Mattis yang dikutip Woodward.

"Saya benar-benar fokus pada bagaimana mencegah ini atau menghentikannya secepat mungkin. Menyadari bahwa situasi yang paling buruk mungkin akan mendikte penggunaan senjata nuklir, dengan segala arti dalam istilah, bukan hanya perang itu, tetapi cara itu akan mengubah dunia. Sekarang senjata nuklir bisa digunakan lagi," ujar mantan bos Pentagon tersebut kepada Woodward.

Dalam bab terpisah, Woodward berbicara tentang salah satu dari 18 wawancara yang dia lakukan dengan Presiden Donald Trump untuk bukunya, di mana dia bertanya seberapa dekat AS dalam perang dengan Korea Utara pada 2017.

"Jauh lebih dekat daripada yang diketahui siapa pun. Jauh lebih dekat," kata Trump.

Ketegangan antara Washington dan Pyongyang mulai mendingin pada akhir 2017 ketika Korea Utara menyatakan telah menyempurnakan kemampuan nuklir dan ICBM-nya.

Hubungan keduanya semakin membaik ketika Trump dan Kim Jong-un mengadakan pertemuan puncak AS-Korea Utara yang pertama di Singapura pada Juni 2018.

Kedua pemimpin bertemu lagi pada Februari 2019 untuk pertemuan puncak kedua mereka dan pada Juni 2019 untuk pembicaraan singkat di Area Keamanan Bersama di dalam Zona Demiliterisasi yang membagi kedua Korea.

Pembicaraan mereka terhenti sejak itu, di tengah kebuntuan tentang bagaimana mengurutkan langkah-langkah denuklirisasi Korea Utara dan konsesi AS.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1359 seconds (0.1#10.140)