Kushner: Saudi Buka Langit untuk Penerbangan Israel, Robohkan Penghalang 72 Tahun

Kamis, 10 September 2020 - 11:33 WIB
loading...
Kushner: Saudi Buka...
Penerbangan El Al yang berbasis di Israel. Foto/ELBIT/Jerusalem Post
A A A
WASHINGTON - Jared Kushner, menantu sekaligus penasihat senior Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan Arab Saudi telah setuju untuk membuka wilayah udaranya untuk semua penerbangan dari Israel .

Menurutnya, ini menjadi sejarah karena wilayah udara atau langit negara itu terlarang bagi penerbangan Israel selama 72 tahun terakhir. (Baca: Saudi Izinkan Semua Negara Terbang di Atas Langitnya, Termasuk Israel )

Dalam pengarahan pers hari Rabu menjelang upacara penandatanganan "Abraham Accords" antara Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) 15 September mendatang, Kushner mengatakan langit Arab Saudi dibuka tidak hanya untuk penerbangan dari Israel ke Uni Emirat Arab dan sebaliknya, tetapi untuk semua perjalanan ke arah timur.

"Itu akan menghemat banyak waktu dan merobohkan penghalang yang telah dibangun selama 72 tahun," kata Kushner, seperti dilansir The Jerusalem Post, Kamis (10/9/2020).

“Negara-negara mulai melepaskan konflik lama dan bergerak ke arah perdamaian,” ujarnya. Kushner menambahkan menyusul Arab Saudi, Bahrain, mengambil langkah yang sama. (Baca: Raja Salman kepada Trump: Saudi Bersedia Capai Solusi Permanen untuk Palestina )

"Semua ini akan memangkas banyak waktu perjalanan antara berbagai negara yang memungkinkan orang-orang dari Saudi untuk pergi ke Eropa lebih cepat jika mereka terbang di atas Israel dan orang-orang dari Israel ke Asia dan Asia ke Israel untuk memiliki lebih banyak konektivitas," paparnya.

“Itu adalah penghalang luar biasa yang telah diambil,” katanya. "Anda melihat pengumuman baru setiap hari tentang maskapai penerbangan yang ingin terbang dari Israel ke kota-kota Arab yang berbeda yang secara tradisional mereka tidak diizinkan untuk pergi dan mundur," ujarnya.

"Anda memiliki banyak kegembiraan yang terbangun di dunia Arab dan dunia Muslim dengan orang-orang yang ingin pergi ke Israel untuk mengunjungi lokasi wisata dan berdoa di Masjid Al-Aqsa. Anda melihat restoran halal dibuka sekarang dan Dubai, dan jadi setiap hari kami melihat pengumuman baru dan baru, yang menunjukkan kemajuan yang dibawa perdamaian ini ke Timur Tengah," imbuh Kushner. (Baca: AS Terus Doroang Saudi Normalisasi Hubungan dengan Israel )

Berbicara tentang upacara antara Israel dan UEA, Kushner mengatakan bahwa pemerintah berencana mengundang perwakilan dari kedua belah pihak untuk menghadiri acara tersebut.

"Ini adalah sesuatu yang harus bipartisan. Kami akan mengundang (Partai) Demokrat atau Republik untuk hadir di sini. Ini dipuji oleh orang-orang di kedua sisi, dan mudah-mudahan ini menjadi salah satu masalah yang bisa keluar dari politik,” katanya.

Penasihat senior juga membahas rencana "Peace for Prosperity (Damai untuk Kemakmuran)" dan konflik Israel-Palestina. “Orang ingin melihat resolusi yang adil dan tepat, tetapi mereka tidak akan menahan kemajuan mereka sendiri sekarang untuk membiarkan konflik ini terus terjebak di lumpur,” katanya. (Baca juga: Rouhani Sebut Kesepakatan UEA-Israel Pengkhianatan terhadap Perjuangan Palestina )

"Kami mengeluarkan proposal paling rinci untuk Palestina," imbuh Kushner. “Israel menyetujui sebuah negara untuk Palestina, dan mereka menyetujui peta, yang merupakan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Dalam pertemuan pertama dengan Presiden Abbas, kata dia, jika Anda bisa membuat Israel menyetujui sebuah peta, maka sisanya akan mudah diketahui. Kami melakukan lebih baik dari itu. Kami membuat mereka menyetujui sebuah negara."
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Trump Rayakan 100 Hari...
Trump Rayakan 100 Hari Pertama Masa Jabatannya dengan Rapat Umum di Michigan
Trump Ingin Jadi Paus...
Trump Ingin Jadi Paus Berikutnya, Gantikan Fransiskus Pimpin Gereja Katolik
Kenapa Alaska Dijual...
Kenapa Alaska Dijual Rusia ke Amerika Serikat?
Israel Tolak Usulan...
Israel Tolak Usulan Gencatan Senjata 5 Tahun dengan Hamas
Trump Peringatkan Ukraina...
Trump Peringatkan Ukraina Bisa Runtuh dalam 3 Tahun Tanpa Kesepakatan Damai
Houthi Akui Serang Kapal...
Houthi Akui Serang Kapal Induk AS Harry S Truman di Laut Merah
Begini Hubungan Kerabat...
Begini Hubungan Kerabat Raja Salman dengan Pangeran Arab Saudi Si Sleeping Prince yang Koma 20 Tahun
5 Cerita WNI Terjebak...
5 Cerita WNI Terjebak 18 Jam Mati Listrik di Spanyol: Enggak Ada yang Nyalain Lilin
Ketika Trump Bercanda...
Ketika Trump Bercanda Ingin Jadi Paus Gantikan Mendiang Fransiskus
Rekomendasi
Riwayat Pendidikan Mulyono,...
Riwayat Pendidikan Mulyono, Tinggalkan UGM Hingga Jadi Lulusan Terbaik Sekolah Militer
Istana Ungkap Pengalihan...
Istana Ungkap Pengalihan Aset GBK ke Danantara Arahan Presiden Prabowo
SPPG Polri di Pejaten...
SPPG Polri di Pejaten Dikunjungi Rockefeller Foundation-Asian Development Bank
Berita Terkini
Trump Rayakan 100 Hari...
Trump Rayakan 100 Hari Pertama Masa Jabatannya dengan Rapat Umum di Michigan
29 menit yang lalu
Pakistan Tuding India...
Pakistan Tuding India Berencana Melancarkan Serangan dalam 24 Jam Mendatang
47 menit yang lalu
Korea Utara Uji Sistem...
Korea Utara Uji Sistem Senjata Kapal Perusak Choe Hyon
1 jam yang lalu
5 Fakta Mahathir Mohamad,...
5 Fakta Mahathir Mohamad, Eks PM Malaysia Sebut Singapura Diambil Orang China dari Bangsa Melayu
2 jam yang lalu
Trump Ingin Jadi Paus...
Trump Ingin Jadi Paus Berikutnya, Gantikan Fransiskus Pimpin Gereja Katolik
3 jam yang lalu
65.000 Anak Gaza Dirawat...
65.000 Anak Gaza Dirawat di Rumah Sakit karena Gizi Buruk, 1,1 Juta Warga Kelaparan Tiap Hari
3 jam yang lalu
Infografis
Cegah Gencatan Senjata,...
Cegah Gencatan Senjata, Israel Palsukan Penemuan Terowongan Hamas
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved