Raja Salman kepada Trump: Saudi Bersedia Capai Solusi Permanen untuk Palestina
loading...
A
A
A
RIYADH - Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud dari Kerajaan Arab Saudi melakukan kontak telepon dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Dalam percakapan itu, raja mengatakan bahwa Arab Saudi menyatakan kesediaannya untuk "mencapai solusi permanen dan adil bagi perjuangan Palestina untuk membawa perdamaian". (Baca: Saudi Izinkan Semua Negara Terbang di Langitnya, Termasuk Israel )
Percakapan telepon kedua pemimpin tersebut berlangsung hari Minggu sebagaimana dilaporkan media pemerintah Arab Saudi, Saudi Press Agency (SPA), Senin (7/9/2020).
Raja Salman menambahkan bahwa itu adalah titik awal untuk upaya Kerajaan Arab Saudi dan Prakarsa Perdamaian Arab tahun 2002.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Saudi Faisal bin Furhan mengomentari kesepakatan masa depan Israel-Uni Emirat Arab (UEA), dengan mengatakan bahwa Kerajaan Arab Saudi tetap teguh dalam posisinya pada perjuangan Palestina dan mendukung Inisiatif Perdamaian Arab serta resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan untuk menciptakan kemerdekaan Negara Palestina dengan ibu kota di Yerusalem Timur. (Baca: Sebuah Buku Ungkap Gaya Hidup Putra Mahkota Saudi, Termasuk Pesta 150 Model Cantik )
UEA mengatakan bahwa terlepas dari normalisasi hubungan dengan Israel, kesepakatan yang dibuat tidak menentang pembentukan negara Palestina yang merdeka.
Pada bulan Agustus, UEA dan Israel mencapai kesepakatan di mana rezim Zionis akan menangguhkan rencana aneksasi Tepi Barat. Kesepakatan itu ditanggapi secara negatif oleh otoritas Palestina.
Para pemimpin Palestina dan Arab secara tradisional bersikeras untuk memulihkan perbatasan antara Israel dan Palestina ke tempat sebelum Perang Enam Hari 1967 sebagai dasar perdamaian. (Baca: AS Pasok Jet Tempur Siluman F-35 ke UEA Imbalan Normalisasi dengan Israel? )
Selain membahas Palestina, percakapan telepon Raja Salman dan Presiden Trump juga membahas pekerjaan terbaru G-20 yang dipimpin Kerajaan Arab Saudi sebagai presiden tahun ini.
“Selama panggilan tersebut, mereka membahas pekerjaan G-20 yang diketuai oleh Kerajaan tahun ini, upaya yang dilakukan dalam pertemuan untuk melindungi kehidupan dan mata pencaharian untuk mengurangi efek pandemi virus corona, dan peninjauan kebijakan yang paling menonjol, yang telah disepakati untuk mengurangi aspek negatif dari pandemi pada masyarakat dan ekonomi global," bunyi poin percakapan telepon yang diterbitkan oleh SPA. (Baca juga: Operasi Woyla, Kopassus Hanya Butuh Waktu 2 Menit 49 Detik Bebaskan Sandera )
Dalam percakapan itu, raja mengatakan bahwa Arab Saudi menyatakan kesediaannya untuk "mencapai solusi permanen dan adil bagi perjuangan Palestina untuk membawa perdamaian". (Baca: Saudi Izinkan Semua Negara Terbang di Langitnya, Termasuk Israel )
Percakapan telepon kedua pemimpin tersebut berlangsung hari Minggu sebagaimana dilaporkan media pemerintah Arab Saudi, Saudi Press Agency (SPA), Senin (7/9/2020).
Raja Salman menambahkan bahwa itu adalah titik awal untuk upaya Kerajaan Arab Saudi dan Prakarsa Perdamaian Arab tahun 2002.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Saudi Faisal bin Furhan mengomentari kesepakatan masa depan Israel-Uni Emirat Arab (UEA), dengan mengatakan bahwa Kerajaan Arab Saudi tetap teguh dalam posisinya pada perjuangan Palestina dan mendukung Inisiatif Perdamaian Arab serta resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan untuk menciptakan kemerdekaan Negara Palestina dengan ibu kota di Yerusalem Timur. (Baca: Sebuah Buku Ungkap Gaya Hidup Putra Mahkota Saudi, Termasuk Pesta 150 Model Cantik )
UEA mengatakan bahwa terlepas dari normalisasi hubungan dengan Israel, kesepakatan yang dibuat tidak menentang pembentukan negara Palestina yang merdeka.
Pada bulan Agustus, UEA dan Israel mencapai kesepakatan di mana rezim Zionis akan menangguhkan rencana aneksasi Tepi Barat. Kesepakatan itu ditanggapi secara negatif oleh otoritas Palestina.
Para pemimpin Palestina dan Arab secara tradisional bersikeras untuk memulihkan perbatasan antara Israel dan Palestina ke tempat sebelum Perang Enam Hari 1967 sebagai dasar perdamaian. (Baca: AS Pasok Jet Tempur Siluman F-35 ke UEA Imbalan Normalisasi dengan Israel? )
Selain membahas Palestina, percakapan telepon Raja Salman dan Presiden Trump juga membahas pekerjaan terbaru G-20 yang dipimpin Kerajaan Arab Saudi sebagai presiden tahun ini.
“Selama panggilan tersebut, mereka membahas pekerjaan G-20 yang diketuai oleh Kerajaan tahun ini, upaya yang dilakukan dalam pertemuan untuk melindungi kehidupan dan mata pencaharian untuk mengurangi efek pandemi virus corona, dan peninjauan kebijakan yang paling menonjol, yang telah disepakati untuk mengurangi aspek negatif dari pandemi pada masyarakat dan ekonomi global," bunyi poin percakapan telepon yang diterbitkan oleh SPA. (Baca juga: Operasi Woyla, Kopassus Hanya Butuh Waktu 2 Menit 49 Detik Bebaskan Sandera )
(min)