Tegang di Langit Indo-Pasifik, Jet Tempur China Kejar Pesawat AS Dekat Kapal Induk
loading...
A
A
A
Laut Filipina terletak di antara rantai pulau pertama dan kedua—dua jalur pertahanan maritim yang merupakan bagian dari strategi pembatasan (containment) Amerika Serikat untuk menghalangi ekspansi militer China ke Pasifik terbuka.
Dalam laporan yang sama, Pentagon juga mencatat bahwa sejak akhir 2023, Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) telah mengurangi jumlah intersepsi udara yang bersifat koersif dan berisiko tinggi terhadap platform militer Amerika dibandingkan dua tahun sebelumnya. Saat itu, PLA dilaporkan melakukan peningkatan agresivitas secara signifikan, terutama di wilayah Laut China Timur dan Selatan.
Di sisi lain, juru bicara Armada Pasifik AS menegaskan komitmen negaranya untuk tetap mempertahankan prinsip kebebasan navigasi dan penerbangan di wilayah tersebut.
“Angkatan Laut AS berkomitmen untuk menegakkan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, bersama sekutu dan mitra kami, di mana semua negara besar maupun kecil memiliki kebebasan untuk berlayar dan terbang sesuai dengan hukum internasional,” katanya.
Sebelumnya, kapal induk pertama milik China, CNS Liaoning, juga sempat terlihat pada September tahun lalu berada sekitar 900 kilometer barat laut dari Guam, wilayah paling barat milik Amerika Serikat yang menjadi pusat militer strategis di Pasifik.
Konfrontasi udara ini menambah daftar panjang interaksi militer yang kerap berlangsung dengan tensi tinggi antara kedua negara. Meskipun tidak mengarah pada bentrokan fisik, insiden-insiden semacam ini tetap memicu kekhawatiran akan potensi salah perhitungan yang bisa memicu eskalasi konflik terbuka di kawasan Indo-Pasifik yang sangat strategis.
Dalam laporan yang sama, Pentagon juga mencatat bahwa sejak akhir 2023, Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) telah mengurangi jumlah intersepsi udara yang bersifat koersif dan berisiko tinggi terhadap platform militer Amerika dibandingkan dua tahun sebelumnya. Saat itu, PLA dilaporkan melakukan peningkatan agresivitas secara signifikan, terutama di wilayah Laut China Timur dan Selatan.
Di sisi lain, juru bicara Armada Pasifik AS menegaskan komitmen negaranya untuk tetap mempertahankan prinsip kebebasan navigasi dan penerbangan di wilayah tersebut.
“Angkatan Laut AS berkomitmen untuk menegakkan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, bersama sekutu dan mitra kami, di mana semua negara besar maupun kecil memiliki kebebasan untuk berlayar dan terbang sesuai dengan hukum internasional,” katanya.
Sebelumnya, kapal induk pertama milik China, CNS Liaoning, juga sempat terlihat pada September tahun lalu berada sekitar 900 kilometer barat laut dari Guam, wilayah paling barat milik Amerika Serikat yang menjadi pusat militer strategis di Pasifik.
Konfrontasi udara ini menambah daftar panjang interaksi militer yang kerap berlangsung dengan tensi tinggi antara kedua negara. Meskipun tidak mengarah pada bentrokan fisik, insiden-insiden semacam ini tetap memicu kekhawatiran akan potensi salah perhitungan yang bisa memicu eskalasi konflik terbuka di kawasan Indo-Pasifik yang sangat strategis.
(mas)
Lihat Juga :