3 Ulama Arab Saudi yang Pernah Ditangkap karena Dianggap Terlalu Vokal Terhadap Pemerintah
loading...
A
A
A
Pada September 2017, al-Qarni ditangkap oleh otoritas Saudi dalam gelombang penahanan terhadap ulama, akademisi, dan aktivis yang dianggap kritis terhadap pemerintah. Penangkapannya didasarkan pada tuduhan menggunakan media sosial untuk menyebarkan konten yang dianggap subversif dan dapat mengganggu ketertiban umum.
Selain itu, al-Qarni juga dituduh mendukung gerakan Ikhwanul Muslimin dalam sebuah video. Pada Januari 2023, jaksa penuntut umum Saudi dilaporkan menuntut hukuman mati untuk al-Qarni atas tuduhan tersebut.
Seperti banyak lainnya, tuduhan dalam kasus al-Qarni, tidak jelas dan berlebihan. Satu utama, pemerintah memang menuduhnya menentang kerajaan, tuduhan yang mencakup berbagai tindakan dan pendapat, termasuk kritik damai di media sosial.
Tentu, kasus tersebut memicu kekhawatiran internasional mengenai kebebasan berpendapat dan hak asasi manusia di Arab Saudi. Organisasi seperti Amnesty International terus menyerukan pembebasan al-Qarni dan mengecam penahanan serta ancaman hukuman mati yang dihadapinya sebagai pelanggaran terhadap kebebasan berekspresi.
Pada Juli 2023, Sheikh Badr Al-Meshari ditangkap oleh otoritas Saudi tanpa penjelasan resmi mengenai alasan penahanannya. Meski tidak ada pernyataan resmi, banyak pengamat menduga bahwa penangkapannya terkait dengan kritiknya terhadap aktivitas yang dipromosikan oleh Otoritas Hiburan Umum Saudi, seperti konser musik dan festival yang dianggap bertentangan dengan norma-norma keagamaan dan budaya.
Setelah lebih dari satu setengah tahun dalam tahanan, Sheikh Badr Al-Meshari akhirnya dibebaskan pada Januari 2025. Selama masa penahanannya, tidak ada proses hukum yang jelas atau dakwaan resmi yang diumumkan kepada publik.
Demikian ulasan mengenai beberapa ulama Arab Saudi yang pernah ditangkap karena dianggap terlalu vokal terhadap pemerintah.
Selain itu, al-Qarni juga dituduh mendukung gerakan Ikhwanul Muslimin dalam sebuah video. Pada Januari 2023, jaksa penuntut umum Saudi dilaporkan menuntut hukuman mati untuk al-Qarni atas tuduhan tersebut.
Seperti banyak lainnya, tuduhan dalam kasus al-Qarni, tidak jelas dan berlebihan. Satu utama, pemerintah memang menuduhnya menentang kerajaan, tuduhan yang mencakup berbagai tindakan dan pendapat, termasuk kritik damai di media sosial.
Tentu, kasus tersebut memicu kekhawatiran internasional mengenai kebebasan berpendapat dan hak asasi manusia di Arab Saudi. Organisasi seperti Amnesty International terus menyerukan pembebasan al-Qarni dan mengecam penahanan serta ancaman hukuman mati yang dihadapinya sebagai pelanggaran terhadap kebebasan berekspresi.
3. Sheikh Badr Al-Meshari
Lanjut, ada Sheikh Badr bin Nader Al-Meshari. Ia adalah seorang ulama terkemuka asal Arab Saudi yang dikenal luas melalui ceramah-ceramahnya yang inspiratif dan penyampaian dakwah yang menyentuh hati.Pada Juli 2023, Sheikh Badr Al-Meshari ditangkap oleh otoritas Saudi tanpa penjelasan resmi mengenai alasan penahanannya. Meski tidak ada pernyataan resmi, banyak pengamat menduga bahwa penangkapannya terkait dengan kritiknya terhadap aktivitas yang dipromosikan oleh Otoritas Hiburan Umum Saudi, seperti konser musik dan festival yang dianggap bertentangan dengan norma-norma keagamaan dan budaya.
Setelah lebih dari satu setengah tahun dalam tahanan, Sheikh Badr Al-Meshari akhirnya dibebaskan pada Januari 2025. Selama masa penahanannya, tidak ada proses hukum yang jelas atau dakwaan resmi yang diumumkan kepada publik.
Demikian ulasan mengenai beberapa ulama Arab Saudi yang pernah ditangkap karena dianggap terlalu vokal terhadap pemerintah.
(ahm)
Lihat Juga :