Pria Palestina Pembuat Film ‘No Other Land’ Dipukuli Pemukim Zionis, lalu Ditahan Militer Israel
loading...
A
A
A
"No Other Land”, yang memenangkan Oscar tahun ini untuk film dokumenter terbaik, mengisahkan perjuangan penduduk daerah Masafer Yatta untuk menghentikan militer Israel menghancurkan desa-desa mereka.
Ballal dan Adra, keduanya dari Masafar Yatta, membuat produksi film gabungan Palestina-Israel dengan sutradara Israel Yuval Abraham dan Rachel Szor.
Film ini telah memenangkan serangkaian penghargaan internasional, dimulai dari Festival Film Internasional Berlin pada tahun 2024. Film ini juga menuai kemarahan di Israel dan luar negeri, seperti ketika Miami Beach mengusulkan untuk mengakhiri sewa gedung bioskop yang menayangkan film dokumenter tersebut.
Adra mengatakan bahwa para pemukim Zionis memasuki desa tersebut pada Senin malam tak lama setelah penduduk berbuka puasa Ramadan. Seorang pemukim, yang menurut Adra sering menyerang desa tersebut, berjalan ke rumah Ballal bersama militer, dan tentara melepaskan tembakan ke udara.
Istri Ballal mendengar suaminya dipukuli di luar dan berteriak, "Aku sekarat”, menurut Adra.
Adra kemudian melihat para tentara membawa Ballal, yang diborgol dan ditutup matanya, dari rumahnya ke dalam kendaraan militer.
Berbicara kepada AP melalui telepon, dia mengatakan darah Ballal masih berceceran di tanah di luar pintu depannya sendiri.
Beberapa rincian cerita Adra didukung oleh saksi mata lain, yang berbicara dengan syarat anonim karena takut akan pembalasan dari pihak Israel.
Sekelompok 10-20 pemukim bertopeng dengan batu dan tongkat juga menyerang aktivis dari Center for Jewish Nonviolence, memecahkan jendela mobil mereka dan merobek ban agar mereka melarikan diri dari daerah tersebut, menurut salah satu aktivis di tempat kejadian, Josh Kimelman, kepada AP.
Video yang disediakan oleh Center for Jewish Nonviolence menunjukkan seorang pemukim bertopeng mendorong dan mengayunkan tinjunya ke dua aktivis di lapangan berdebu pada malam hari. Para aktivis bergegas kembali ke mobil mereka saat batu terdengar menghantam kendaraan.
Ballal dan Adra, keduanya dari Masafar Yatta, membuat produksi film gabungan Palestina-Israel dengan sutradara Israel Yuval Abraham dan Rachel Szor.
Film ini telah memenangkan serangkaian penghargaan internasional, dimulai dari Festival Film Internasional Berlin pada tahun 2024. Film ini juga menuai kemarahan di Israel dan luar negeri, seperti ketika Miami Beach mengusulkan untuk mengakhiri sewa gedung bioskop yang menayangkan film dokumenter tersebut.
Adra mengatakan bahwa para pemukim Zionis memasuki desa tersebut pada Senin malam tak lama setelah penduduk berbuka puasa Ramadan. Seorang pemukim, yang menurut Adra sering menyerang desa tersebut, berjalan ke rumah Ballal bersama militer, dan tentara melepaskan tembakan ke udara.
Istri Ballal mendengar suaminya dipukuli di luar dan berteriak, "Aku sekarat”, menurut Adra.
Adra kemudian melihat para tentara membawa Ballal, yang diborgol dan ditutup matanya, dari rumahnya ke dalam kendaraan militer.
Berbicara kepada AP melalui telepon, dia mengatakan darah Ballal masih berceceran di tanah di luar pintu depannya sendiri.
Beberapa rincian cerita Adra didukung oleh saksi mata lain, yang berbicara dengan syarat anonim karena takut akan pembalasan dari pihak Israel.
Sekelompok 10-20 pemukim bertopeng dengan batu dan tongkat juga menyerang aktivis dari Center for Jewish Nonviolence, memecahkan jendela mobil mereka dan merobek ban agar mereka melarikan diri dari daerah tersebut, menurut salah satu aktivis di tempat kejadian, Josh Kimelman, kepada AP.
Video yang disediakan oleh Center for Jewish Nonviolence menunjukkan seorang pemukim bertopeng mendorong dan mengayunkan tinjunya ke dua aktivis di lapangan berdebu pada malam hari. Para aktivis bergegas kembali ke mobil mereka saat batu terdengar menghantam kendaraan.
Lihat Juga :