Hari Ini, Mantan Presiden Filipina Duterte Diadili di ICC untuk Pertama Kalinya
loading...
A
A
A
Sara berada di Belanda untuk mendukung ayahnya, setelah menyebut penangkapannya sebagai "penindasan dan penganiayaan", dengan keluarga Duterte telah meminta putusan darurat dari Mahkamah Agung untuk menghentikan pemindahannya.
Namun para korban "perang melawan narkoba" berharap Duterte akhirnya akan diadili atas kejahatan yang dituduhkan kepadanya.
Gilbert Andres, seorang pengacara yang mewakili para korban perang narkoba, mengatakan kepada AFP: "Klien saya sangat bersyukur kepada Tuhan karena doa mereka telah dijawab."
"Penangkapan Rodrigo Duterte merupakan sinyal yang bagus untuk keadilan pidana internasional. Itu berarti tidak ada seorang pun yang kebal hukum," imbuh Andres.
Kasus Duterte yang menjadi sorotan publik juga muncul pada saat yang kritis bagi ICC, karena menghadapi tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari semua pihak, termasuk sanksi Amerika Serikat (AS).
Bulan lalu, Presiden AS Donald Trump menjatuhkan sanksi kepada pengadilan tersebut atas apa yang disebutnya sebagai “tindakan tidak sah dan tidak berdasar yang menargetkan Amerika dan sekutu dekat kita, Israel."
ICC telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan menteri pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan selama perang Gaza.
Kepala Jaksa ICC Karim Khan memuji penangkapan Duterte sebagai momen penting bagi para korban dan keadilan internasional secara keseluruhan.
"Banyak yang mengatakan bahwa hukum internasional tidak sekuat yang kita inginkan, dan saya setuju dengan itu. Namun, seperti yang saya tekankan berulang kali, hukum internasional tidak selemah yang mungkin dipikirkan sebagian orang," kata Khan dalam sebuah pernyataan setelah kedatangan Duterte dalam tahanan ICC.
"Ketika kita bersatu... ketika kita membangun kemitraan, supremasi hukum dapat menang. Surat perintah dapat dilaksanakan," katanya.
Namun para korban "perang melawan narkoba" berharap Duterte akhirnya akan diadili atas kejahatan yang dituduhkan kepadanya.
Gilbert Andres, seorang pengacara yang mewakili para korban perang narkoba, mengatakan kepada AFP: "Klien saya sangat bersyukur kepada Tuhan karena doa mereka telah dijawab."
"Penangkapan Rodrigo Duterte merupakan sinyal yang bagus untuk keadilan pidana internasional. Itu berarti tidak ada seorang pun yang kebal hukum," imbuh Andres.
Kasus Duterte yang menjadi sorotan publik juga muncul pada saat yang kritis bagi ICC, karena menghadapi tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari semua pihak, termasuk sanksi Amerika Serikat (AS).
Bulan lalu, Presiden AS Donald Trump menjatuhkan sanksi kepada pengadilan tersebut atas apa yang disebutnya sebagai “tindakan tidak sah dan tidak berdasar yang menargetkan Amerika dan sekutu dekat kita, Israel."
ICC telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan menteri pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan selama perang Gaza.
Kepala Jaksa ICC Karim Khan memuji penangkapan Duterte sebagai momen penting bagi para korban dan keadilan internasional secara keseluruhan.
"Banyak yang mengatakan bahwa hukum internasional tidak sekuat yang kita inginkan, dan saya setuju dengan itu. Namun, seperti yang saya tekankan berulang kali, hukum internasional tidak selemah yang mungkin dipikirkan sebagian orang," kata Khan dalam sebuah pernyataan setelah kedatangan Duterte dalam tahanan ICC.
"Ketika kita bersatu... ketika kita membangun kemitraan, supremasi hukum dapat menang. Surat perintah dapat dilaksanakan," katanya.
Lihat Juga :