Virus Corona Sudah Bunuh 2.858 Orang, China, Italia dan Iran Parah

Jum'at, 28 Februari 2020 - 08:11 WIB
Virus Corona Sudah Bunuh 2.858 Orang, China, Italia dan Iran Parah
Virus Corona Sudah Bunuh 2.858 Orang, China, Italia dan Iran Parah
A A A
JAKARTA - Wabah virus Corona baru, Covid-19 , sudah membunuh 2.858 orang secara global hingga pagi ini (28/2/2020). Wabah terparah masih terjadi di China, Italia, Iran dan Korea Selatan.

Secara global jumlah kasus infeksi Covid-19 sudah mencapai 83.105 orang dengan 36.525 pasien sembuh.

Data yang diolah SINDOnews.com dari situs pelaporan online worldometers.info, di China ada 78.825 kasus infeksi dengan korban meninggal sebanyak 2.788 orang termasuk 43 kematian terbaru. (Baca: Saudi: Penangguhan Umrah Hanya untuk Jamaah Negara Terdampak Corona )

Di Korea Selatan ada 1.766 kasus infeksi dengan jumlah korban meninggal 13 orang termasuk 1 kematian terbaru. Selanjutnya di Italia terdapat 655 kasus infeksi dengan korban meninggal 17 orang termasuk 5 kematian terbaru. Kemudian di Iran terdapat 245 kasus infeksi dengan korban meninggal 26 orang termasuk 7 kematian terbaru.

Korban meninggal lainnya terjadi di Jepang 4 orang. Di kapal pesiar Diamond Princess 4 orang, Hong Kong 2 orang, Prancis 2 orang, Taiwan 1 Orang dan Filipina 1 orang.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa tidak ada negara yang boleh membuat kesalahan fatal dengan asumsi terhindar dari virus Corona baru. (Baca juga: Paus Fransiskus Jatuh Sakit saat Virus Corona Mengganas di Italia )

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan infeksi baru Covid-19 dilaporkan nyaris di seluruh dunia. Menurutnya, negara-negara kaya harus bersiap untuk kejutan.

"Tidak ada negara yang beranggapan tidak akan mendapatkan kasus, itu akan menjadi kesalahan fatal, secara harfiah," kata Tedros, seperti dikutip AFP.

Tingkat wabah mulai menurun di China setelah kampanye penahanan yang agresif, tetapi meningkat di negara-negara lain.

Ada kekhawatiran khusus atas suatu kasus di Jepang di mana seorang wanita dinyatakan positif terkena virus untuk kedua kalinya. Tes positif kedua juga telah dilaporkan di China dan dapat berarti bahwa tertular penyakit tidak memberikan kekebalan. Para ilmuwan memperingatkan bahwa masih banyak yang tidak diketahui tentang virus tersebut.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4654 seconds (0.1#10.140)