Cegah Virus Corona, PM Abe Minta Semua Sekolah di Jepang Tutup
A
A
A
TOKYO - Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe menyatakan seluruh sistem sekolah di Jepang, mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) akan diminta untuk tutup mulai Senin (2/3) hingga libur musim semi pada akhir Maret untuk membantu mengatasi wabah virus corona.
Langkah dramatis Jepang itu dilakukan setelah publik mengkritik pemerintah tak banyak bertindak untuk mengatasi wabah tersebut.
"Pekan mendatang atau dua pekan ini adalah masa sangat penting," kata PM Abe pada gugus tugas penanganan virus corona baru (Covid-19).
Dia menyatakan, "Memprioritaskan kesehatan dan keselamatan anak di atas segalanya, kami akan meminta semua SD, Sekolah Menangah Pertama (SMP) dan SMA di penjuru Jepang untuk tutup sementara mulai 2 Maret hingga libur musim semi."
Tahun ajaran sekolah di Jepang berakhir pada Maret, dengan liburan musim semi biasanya dimulai pada pekan terakhir Maret.
Langkah pemerintah meliburkan sekolah juga membuat para orang tua bingung. "Perasaan saya sejujurnya, semua sekolah tutup? Penting untuk melindungi anak, tapi apa yang terjadi jika mereka memiliki orang tua yang bekerja?" tweet @Kogoro1982.
"Seorang wanita yang bekerja sebagai pemandu bus wisata kembali terinfeksi virus corona, dia dites positif setelah sempat pulih dari infeksi sebelumnya," ungkap pemerintah Osaka.
Kasusnya yang pertama diketahui di Jepang itu menunjukkan masih banyak hal yang tak diketahui tentang virus itu, saat kekhawatiran muncul tentang penyebaran virus ke penjuru dunia.
Jumlah kasus di Jepang meningkat menjadi lebih dari 200 pada Kamis (27/2), naik dari data resmi 186 pada Rabu (26/2).
Di pulau Hokkaido, 15 kasus baru, termasuk dua anak berumur di bawah 10 tahun telah terkonfirmasi.
Pemerintah meminta pertemuan besar dan acara olahraga dibatalkan atau dibatasi selama dua pekan untuk mencegah penyebaran wabah.
Meski demikian, pemerintah berjanji Olimpiade Musim Panas 2020 akan tetap berlangsung di Tokyo.
Langkah dramatis Jepang itu dilakukan setelah publik mengkritik pemerintah tak banyak bertindak untuk mengatasi wabah tersebut.
"Pekan mendatang atau dua pekan ini adalah masa sangat penting," kata PM Abe pada gugus tugas penanganan virus corona baru (Covid-19).
Dia menyatakan, "Memprioritaskan kesehatan dan keselamatan anak di atas segalanya, kami akan meminta semua SD, Sekolah Menangah Pertama (SMP) dan SMA di penjuru Jepang untuk tutup sementara mulai 2 Maret hingga libur musim semi."
Tahun ajaran sekolah di Jepang berakhir pada Maret, dengan liburan musim semi biasanya dimulai pada pekan terakhir Maret.
Langkah pemerintah meliburkan sekolah juga membuat para orang tua bingung. "Perasaan saya sejujurnya, semua sekolah tutup? Penting untuk melindungi anak, tapi apa yang terjadi jika mereka memiliki orang tua yang bekerja?" tweet @Kogoro1982.
"Seorang wanita yang bekerja sebagai pemandu bus wisata kembali terinfeksi virus corona, dia dites positif setelah sempat pulih dari infeksi sebelumnya," ungkap pemerintah Osaka.
Kasusnya yang pertama diketahui di Jepang itu menunjukkan masih banyak hal yang tak diketahui tentang virus itu, saat kekhawatiran muncul tentang penyebaran virus ke penjuru dunia.
Jumlah kasus di Jepang meningkat menjadi lebih dari 200 pada Kamis (27/2), naik dari data resmi 186 pada Rabu (26/2).
Di pulau Hokkaido, 15 kasus baru, termasuk dua anak berumur di bawah 10 tahun telah terkonfirmasi.
Pemerintah meminta pertemuan besar dan acara olahraga dibatalkan atau dibatasi selama dua pekan untuk mencegah penyebaran wabah.
Meski demikian, pemerintah berjanji Olimpiade Musim Panas 2020 akan tetap berlangsung di Tokyo.
(sfn)