Para Tentara Israel Jual Barang Jarahan yang Dicuri dari Gaza, Tepi Barat, dan Lebanon
loading...
A
A
A
"Jauh lebih mudah mengambil uang tunai daripada mengambil sesuatu dan menjualnya. Saya pernah mendengar situasi di mana sejumlah besar uang diambil, ribuan dan puluhan ribu shekel, uang kertas adalah hal termudah di dunia," ungkap prajurit lain, Omar, kepada publikasi tersebut.
Dia menegaskan, "Tidaklah tidak masuk akal untuk berpikir bahwa beberapa barang diambil untuk dijual, tetapi saya juga tahu banyak orang menyadari ini melampaui batas yang wajar, jadi mereka berusaha menyembunyikannya. Mereka yang menjual tidak akan langsung ingin membicarakannya dengan teman-teman mereka."
Omar menambahkan mereka yang berwenang tidak melihat masalah dengan tindakan tersebut.
Dia menjelaskan, "Di tingkat yang lebih tinggi, mereka menutup mata," seraya mencatat mereka tidak peduli dengan penanganan penjarahan tersebut.
Prajurit tersebut yakin ada juga penjarahan yang dilakukan para komandan, dengan barang-barang yang bahkan lebih berharga.
Laporan tersebut menyatakan ketika uang atau amunisi ditemukan, prajurit diharuskan memberi tahu atasan mereka, yang kemudian akan memberi tahu Unit Pembersihan Barang Rampasan (Yahpash) dari Direktorat Teknologi dan Logistik Angkatan Darat.
Satu bulan setelah perang Israel di Gaza, unit tersebut melaporkan lima juta shekel (USD1,3 juta) disita dari daerah kantong yang dikepung dan disetorkan ke kas negara.
Saat ini, angkanya mencapai 100 juta shekel (USD27,6 juta) dalam bentuk uang tunai dari Gaza dan Lebanon.
Pekan lalu, laporan baru oleh media Israel Ynet menguraikan sejumlah besar barang berharga yang dicuri tentara Israel dari Suriah, Lebanon, dan Gaza, termasuk kotak-kotak berisi uang tunai senilai hampir USD28 juta, emas batangan, perhiasan mewah, dan 183.000 senjata.
Penjarahan itu begitu meluas sehingga para tentara bercanda bahwa mereka "patah tulang belakang" karena membawa barang-barang curian itu.
Dia menegaskan, "Tidaklah tidak masuk akal untuk berpikir bahwa beberapa barang diambil untuk dijual, tetapi saya juga tahu banyak orang menyadari ini melampaui batas yang wajar, jadi mereka berusaha menyembunyikannya. Mereka yang menjual tidak akan langsung ingin membicarakannya dengan teman-teman mereka."
Omar menambahkan mereka yang berwenang tidak melihat masalah dengan tindakan tersebut.
Dia menjelaskan, "Di tingkat yang lebih tinggi, mereka menutup mata," seraya mencatat mereka tidak peduli dengan penanganan penjarahan tersebut.
Prajurit tersebut yakin ada juga penjarahan yang dilakukan para komandan, dengan barang-barang yang bahkan lebih berharga.
Laporan tersebut menyatakan ketika uang atau amunisi ditemukan, prajurit diharuskan memberi tahu atasan mereka, yang kemudian akan memberi tahu Unit Pembersihan Barang Rampasan (Yahpash) dari Direktorat Teknologi dan Logistik Angkatan Darat.
Satu bulan setelah perang Israel di Gaza, unit tersebut melaporkan lima juta shekel (USD1,3 juta) disita dari daerah kantong yang dikepung dan disetorkan ke kas negara.
Saat ini, angkanya mencapai 100 juta shekel (USD27,6 juta) dalam bentuk uang tunai dari Gaza dan Lebanon.
Pekan lalu, laporan baru oleh media Israel Ynet menguraikan sejumlah besar barang berharga yang dicuri tentara Israel dari Suriah, Lebanon, dan Gaza, termasuk kotak-kotak berisi uang tunai senilai hampir USD28 juta, emas batangan, perhiasan mewah, dan 183.000 senjata.
Penjarahan itu begitu meluas sehingga para tentara bercanda bahwa mereka "patah tulang belakang" karena membawa barang-barang curian itu.
Lihat Juga :