Trump ingin Batalkan Pertemuan dengan Zelensky, Macron Langsung Bertindak

Jum'at, 28 Februari 2025 - 21:45 WIB
loading...
Trump ingin Batalkan...
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bertemu Presiden AS Donald Trump pada 2024. Foto/president.gov.ua
A A A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dilaporkan enggan menjamu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada hari Jumat (28/2/2025).

Satu sumber diplomatik Prancis, yang dikutip BFMTV pada hari Kamis, menyatakan meskipun Gedung Putih telah berencana membatalkan pertemuan tersebut, keputusan tersebut dicabut setelah Zelensky menelepon Presiden Prancis Emmanuel Macron dan memintanya campur tangan.

Zelensky mengunjungi AS untuk menghadiri upacara penandatanganan mengenai perjanjian tentang tanah langka dan sumber daya alam lainnya, yang digambarkan Trump sebagai pembayaran kembali atas bantuan Amerika kepada Ukraina.

Menurut draf teks yang diterbitkan media Ukraina, pejabat tingkat kabinet akan menyelesaikan dokumen tersebut dengan tanda tangan mereka.

Ketika ditanya tentang kemungkinan kunjungan Zelensky awal pekan ini, Trump berkata, "Saya dengar dia akan datang pada hari Jumat. Tentu saja, saya setuju, jika dia mau."

Macron mengunjungi AS pada hari Rabu, yang dilaporkan bertujuan mencegah Trump menjauhkan AS dari konflik Ukraina.

Pemerintahan Trump telah menekankan pasukan Amerika dan NATO tidak akan terlibat dalam pengaturan keamanan pasca-gencatan senjata.

Orang dalam, sebagaimana dilaporkan Politico, menganggap pertemuan Macron-Trump sebagai "pemborosan waktu."

Kesepakatan mineral muncul dari usulan Zelensky agar AS mendapatkan keuntungan dari sumber daya Ukraina, yang menyebabkan ketegangan setelah dia menolak menandatangani tawaran awal dari Menteri Keuangan AS Scott Bessent.

Zelensky secara terbuka menantang Trump, taktik yang dikritik sebagai kontraproduktif oleh rekan-rekan presiden AS.

Trump mengecam Zelensky, menyebutnya sebagai "diktator tanpa pemilihan" dengan dukungan publik yang rendah.

Dokumen yang akan ditandatangani pada hari Jumat menguraikan perjanjian kerangka kerja di tingkat pemerintah, yang menyatakan niat kedua negara untuk mendirikan dana khusus untuk investasi di Ukraina.

Banyak rincian penting yang dihilangkan, sambil menunggu dokumen terpisah yang dilaporkan tidak lengkap.

Zelensky mengatakan persyaratannya telah membaik secara signifikan. "Meskipun tidak mencakup semua jaminan keamanan yang ingin dilihat Ukraina, saya ingin agar mencakup setidaknya satu kalimat tentangnya, dan memang demikian," ujar dia kepada wartawan.

Rancangan teks tersebut menyatakan AS mendukung upaya Kiev untuk mendapatkan jaminan keamanan.

Kesepakatan mineral tersebut berfungsi sebagai jaminan yang cukup bagi Ukraina, Trump menyatakan pada hari Kamis.

Saat menjamu Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, dia mengatakan kepada wartawan, "Itu adalah jalan keluar... Saya tidak berpikir siapa pun akan bermain-main jika kita berada di sana (di Ukraina) dengan banyak pekerja."

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan potensi kesepakatan AS-Ukraina mengenai mineral tanah jarang "tidak menjadi perhatian" Moskow.

Dia menambahkan Rusia memiliki "sumber daya yang jauh lebih banyak dari jenis ini daripada Ukraina" dan siap bekerja sama dengan AS dalam mengembangkan endapan mineral tanah langka, termasuk di "wilayah bersejarah baru kita."

Baca juga: Warga Gaza Sambut Ramadan di Tengah Reruntuhan
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Gencatan Senjata India...
Gencatan Senjata India dan Pakistan Sangat Rapuh, Trump Tawarkan Bantuan
Rusia Tidak Takut dengan...
Rusia Tidak Takut dengan Ancaman Sanksi Besar-besaran dari Barat
Putin Usul Rusia-Ukraina...
Putin Usul Rusia-Ukraina Berunding Langsung Tanpa Prasyarat di Istanbul 15 Mei
Presiden Negara NATO...
Presiden Negara NATO Sebut Jalan Kemenangan Perang Ukraina atas Rusia Telah Hancur
Ini Jawaban Rusia setelah...
Ini Jawaban Rusia setelah Ditekan untuk Gencatan Senjata 30 Hari dengan Ukraina
Trump: India dan Pakistan...
Trump: India dan Pakistan Sepakat untuk Gencatan Senjata
Dampak Nyata Penjualan...
Dampak Nyata Penjualan Tesla Akibat Arah Politik Elon Musk
Kim Jong Un Pantau Uji...
Kim Jong Un Pantau Uji Coba Rudal Balistik Korut, Tekankan Kesiapan Kekuatan Nuklir
Putin Ingin Berunding...
Putin Ingin Berunding Langsung dengan Ukraina, Tanpa Syarat
Rekomendasi
Prancis Bersiap Terjunkan...
Prancis Bersiap Terjunkan Pasukan Robot Khusus untuk Perang
Profil Wahyudi Andrianto,...
Profil Wahyudi Andrianto, Adik Ipar Jokowi yang Serahkan Ijazah Asli ke Bareskrim
Habiburokhman Jadi Penjamin...
Habiburokhman Jadi Penjamin Mahasiswi ITB Dibebaskan, Aktivis 98: Jamin Demokrasi Tetap Terjaga
Berita Terkini
Ini Bukti Militer Pakistan...
Ini Bukti Militer Pakistan Dicintai Rakyatnya, Pengusaha Ini Sumbang Rp2,9 Miliar
Hilang selama 43 Tahun,...
Hilang selama 43 Tahun, Jenazah Tentara Israel Ditemukan di Jantung Suriah
Gencatan Senjata India...
Gencatan Senjata India dan Pakistan Sangat Rapuh, Trump Tawarkan Bantuan
Benazir Bhutto Sunni...
Benazir Bhutto Sunni atau Syiah? Ini Jawabannya
Rayakan Kemenangan,...
Rayakan Kemenangan, Rakyat Pakistan Turun ke Jalan
Pakar Ini Ungkap Banyak...
Pakar Ini Ungkap Banyak Kejutan Pakistan yang Mengecoh Militer India
Infografis
Presiden AS Donald Trump...
Presiden AS Donald Trump Kecam Serangan India ke Pakistan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved