Benarkah Sekarang Amerika Mendukung Rusia? Ini 5 Pertanda Dukungan AS ke Moskow

Rabu, 26 Februari 2025 - 17:21 WIB
loading...
Benarkah Sekarang Amerika...
AS dan Rusia kini makin mesra. Foto/X
A A A
WASHINGTON - Benarkah Amerika mendukung Rusia dan mulai menarik dukungannya dari Ukraina saat ini? Banyak pihak menilai jika perubahan keberpihakan ini terjadi setelah Presiden AS yang baru, Donald Trump menjabat.

Setelah Donald Trump kembali menduduki kursi kekuasaan tertinggi di Negeri Paman Sam, sedikit banyak sudah memunculkan pergerakan yang sangat berbeda dari Presiden AS sebelumnya Joe Biden. Terutama terkait hubungan dengan negara lain.

Salah satu kebijakan Trump yang bertolak belakang dengan Biden adalah terkait tindakan AS atas konflik antara Ukraina dan Rusia.

Dimana dalam konflik ini, Trump kini justru seakan lebih condong ke Rusia ketimbang sebelumnya yang sangat banyak membantu Ukraina baik dari segi militer atau bantuan sosial.

5 Pertanda Amerika Mendukung Rusia

1. Menentang Resolusi yang Mengutuk Moskow

Amerika mendukung Rusia dengan memberikan suara menentang resolusi yang mengutuk invasi Moskow ke Ukraina. Membuat resolusi tersebut menerima dukungan yang lebih sedikit dari sebelumnya.

Dalam pemungutan suara sebanyak 93 negara mendukung resolusi berjudul "Advancing a comprehensive, just, and lasting peace in Ukraine." Sementara itu, sebanyak 65 negara abstain soal resolusi tersebut, yang mayoritas merupakan negara yang memang punya relasi cukup dekat dengan Moskow.

Dimana resolusi dari PBB ini menuntut Rusia untuk "segera, sepenuhnya, dan tanpa syarat menarik seluruh pasukan militernya dari wilayah Ukraina dalam batas-batas yang diakui secara internasional."

Penolakan terhadap resolusi ini menempatkan AS berseberangan dengan sekutu-sekutunya di Eropa dan justru sejalan dengan agresor dalam perang ini.

Baca Juga: Efisiensi Tanpa Henti, Menggelorakan Revolusi Sayap Kanan

2. Meminta Ganti Rugi ke Ukraina

Presiden AS Donald Trump mengungkapkan jika Ukraina harus memberikan bayaran yang setimpal untuk AS karena telah memberi banyak bantuan pada saat invasi terjadi.

“Saya ingin mereka memberi kami sesuatu untuk semua uang yang kami pasang,” katanya. "Jadi, kami meminta tanah jarang dan minyak, apa pun yang bisa kami dapatkan" ungkap Trump.

Presiden berpendapat bahwa Washington seharusnya tidak menanggung beban sendirian, dengan mengatakan “Ini mempengaruhi Eropa, itu tidak benar-benar mempengaruhi kita. Eropa harus memasang lebih banyak uang dari kita.”

Tercatat jika AS telah menggelontorkan dana sekitar USD 350 miliar untuk Ukraina, sedangkan total negara Eropa hanya mampu membantu USD 100 miliar saja. Karena inilah Trump ingin Ukraina membayar bantuan tersebut dengan berbagai cara.

3. Menghentikan Pasokan Senjata ke Ukraina

Tidak hanya meminta uangnya kembali, AS juga menyetop pasokan dan penjualan senjata ke Ukraina. Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Komite Parlemen Ukraina untuk Pertahanan Keamanan Nasional dan Intelijen Roman Kostenko.

Pada hari yang sama, Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz mengungkapkan jika tindakan tersebut dilakukan karena sebagian besar cadangan militer AS semakin menipis.

Hal ini membuat Ukraina mencari alternatif lain dengan membeli senjata di AS dengan uang yang disediakan oleh Uni Eropa. Sayangnya skema ini masih belum dan sulit untuk berjalan.

4. Menyebut jika Ukraina Bertanggung Jawab atas Invasi

Presiden Donald Trump menyarankan Selasa bahwa Ukraina bertanggung jawab atas invasi Rusia ke negara itu tiga tahun lalu, dengan alasan Kyiv bisa membuat kesepakatan untuk menghindari konflik.

“Anda seharusnya tidak pernah memulainya,” kata Trump tentang Ukraina saat mengkritik Presiden Volodymyr Zelenskyy, yang telah menyatakan keprihatinan bahwa negaranya tidak termasuk dalam pembicaraan antara AS dan Russ di Arab Saudi.

Komentar presiden muncul setelah Zelensky mengatakan dalam konferensi pers tentang kunjungan ke Turki bahwa “kami tidak ingin ada yang membuat keputusan di belakang kami dan saya pikir ini adil.”

Ungkapan itu disampaikan Zelensky setelah AS dan Rusia mengadakan pertemuan yang diduga membahas penyelesaian invasi.

5. Semakin dekat dengan Vladimir Putin

Panasnya hubungan antara Ukraina dengan AS ini membuat Rusia semakin dekat dengan pemerintahan Donald Trump. Bahkan AS dan Moskow setuju untuk membangun kembali staf kedutaan.

Tidak hanya itu, kedua pemimpin negara ini juga berencana akan bertemu secara langsung. Hal ini diungkapkan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, bahwa persiapan untuk pertemuan tatap muka antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin sedang berlangsung.

Rencana itu menandai perubahan yang jelas dari upaya Barat untuk mengisolasi Moskow atas perangnya di Ukraina. Namun penyelenggaraan pertemuan semacam itu masih berada pada tahap awal.
(ahm)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
4 Alasan Australia Sangat...
4 Alasan Australia Sangat Takut dengan Isu Putin Ingin Gunakan Pangkalan Militer di Papua
Australia Protes ke...
Australia Protes ke Indonesia Terkait Rusia Minta Gunakan Pangkalan Militer di Papua
Uni Eropa Larang Calon...
Uni Eropa Larang Calon Anggotanya Rayakan Kemenangan Perang Dunia II di Moskow
China Upgrade Besar-besaran...
China Upgrade Besar-besaran Pangkalan di Laut China Selatan, Terlihat Pesawat Pengebom H-6K
Perang Dagang Sengit,...
Perang Dagang Sengit, Diplomat Beijing: Gaun Sekretaris Pers Gedung Putih Buatan China
AS Kembali Tangkap Mahasiswa...
AS Kembali Tangkap Mahasiswa Pro-Palestina, Namanya Mohsen Mahdawi
Kepala Pentagon: China...
Kepala Pentagon: China Dapat Tenggelamkan Seluruh Kapal Induk AS dalam 20 Menit
Rusia Akan Tempatkan...
Rusia Akan Tempatkan Pesawat Militer di Papua, Australia Minta Penjelasan Indonesia
Presiden Singapura Shanmugaratnam...
Presiden Singapura Shanmugaratnam Bubarkan Parlemen, Pemilu Digelar 3 Mei
Rekomendasi
Ranking BWF Usai Badminton...
Ranking BWF Usai Badminton Asia Championships 2025: Empat Ganda Putra Indonesia Kuasai 10 Besar
UGM Tegaskan Jokowi...
UGM Tegaskan Jokowi Kuliah di Fakultas Kehutanan, Lulus 1985
Viral Transjakarta Melaju...
Viral Transjakarta Melaju di Jalurnya Kena Tilang ETLE, Ini Penjelasan Polisi
Berita Terkini
Hamas Tolak Usulan Gencatan...
Hamas Tolak Usulan Gencatan Senjata yang Mendesak Pejuang Palestina Menyerah
42 menit yang lalu
9 Aturan Aneh Putri...
9 Aturan Aneh Putri Leonor sebagai Penerus Takhta Kerajaan Spanyol
2 jam yang lalu
Mantan Panglima Militer...
Mantan Panglima Militer Israel Ini Sebut PM Netanyahu Adalah Musuh Zionis
3 jam yang lalu
Siapa Anwar Sadat? Presiden...
Siapa Anwar Sadat? Presiden Mesir yang Mengakui Israel tapi Dimusuhi Rakyatnya Sendiri
4 jam yang lalu
Mampukah PM Singapura...
Mampukah PM Singapura Lawrence Wong Lepas dari Bayang-bayang Dinasti Lee Kuan Yew?
6 jam yang lalu
4 Alasan Australia Sangat...
4 Alasan Australia Sangat Takut dengan Isu Putin Ingin Gunakan Pangkalan Militer di Papua
9 jam yang lalu
Infografis
5 Negara yang Memilih...
5 Negara yang Memilih Jalur Negosiasi Tarif dengan AS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved