Ukraina Tuntut Jaminan Keamanan Seperti Israel Jika Berdamai dengan Rusia

Selasa, 18 Februari 2025 - 07:07 WIB
loading...
Ukraina Tuntut Jaminan...
Presiden Volodymyr Zelensky tuntut jaminan keamanan Ukraina seperti yang diberikan kepada Israel jika berdamai dengan Rusia. Foto/X @ZelenskyyUa
A A A
KYIV - Presiden Volodymyr Zelensky menuntut jaminan keamanan Ukraina seperti yang diberikan kepada Israel jika sepakat berdamai dengan Rusia.

Dia minta tuntutan itu dimasukkan dalam daftar perjanjian damai antara Ukraina dan Rusia. Selain itu, dia juga menuntut bantuan militer yang substansial, dan keanggotaan Uni Eropa segera.

Tuntutannya muncul saat Rusia dan Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan mengadakan perundingan di Riyadh, Arab Saudi pada hari Selasa (18/2/2025), yang ditujukan untuk menemukan resolusi perang Ukraina.



Zelensky bersikeras bahwa tidak ada kesepakatan yang dapat dibuat tanpa partisipasi langsung Kyiv dan menegaskan kembali daftar jaminan keamanan yang dia tuntut akan dimasukkan dalam kesepakatan damai potensial.

Menurut pemimpin Ukraina, sebagaimana dikutip NBC, bantuan militer yang substansial itu termasuk "paket rudal yang kuat" yang dikerahkan di Ukraina yang, menurutnya, hanya akan digunakan Kyiv jika Rusia melancarkan invasi.

Lebih lanjut, dia menuntut kehadiran pasukan besar yang sebanding dengan pasukan Rusia serta keanggotaan segera Ukraina di Uni Eropa.

Sedangkan tuntutan jaminan keamanan serupa dengan yang diberikan kepada Israel, Zelensky menjelaskan: "Kami benar-benar tidak tahu cara kerjanya, tetapi ketika Iran menyerang Israel, Amerika Serikat, Prancis, Inggris, dan beberapa negara lain mulai membela rakyat Israel."

Pemimpin Ukraina itu menekankan bahwa Israel bukanlah anggota NATO, tetapi tetap diberikan perlindungan.

Dia bersikeras bahwa Kyiv harus diberi perlindungan serupa, yang tampaknya menunjukkan bahwa anggota NATO harus berjanji untuk menembak jatuh rudal Rusia di wilayah Ukraina.

Berbicara di Konferensi Keamanan Munich minggu lalu, Zelensky menyuarakan tuntutan serupa setelah AS mengatakan bahwa tujuan Kyiv untuk menjadi anggota NATO tidak realistis.

Kemudian, Zelensky menyatakan bahwa Kyiv akan membutuhkan sekitar 1,5 juta tentara jika tidak ikut serta dalam blok tersebut.

"Jika Ukraina tidak bergabung dengan NATO, itu berarti Ukraina akan membangun NATO di wilayahnya. Jadi, kami membutuhkan tentara sebanyak yang dimiliki Rusia saat ini," kata pemimpin Ukraina itu kepada The Economist.

Presiden AS Donald Trump telah menekankan bahwa meskipun AS berkomitmen untuk memfasilitasi perdamaian, keanggotaan NATO untuk Ukraina tidak mungkin dilakukan.

Dia juga menekankan bahwa Uni Eropa harus mengambil peran yang lebih aktif dalam memastikan keamanan regional dan telah mengesampingkan penempatan pasukan AS di tanah Ukraina.

Pada saat yang sama, dia telah menyatakan kesediaannya untuk mengizinkan sekutu Eropa membeli senjata Amerika untuk pertahanan Kyiv.

Sementara itu, Rusia bersikeras bahwa setiap perjanjian perdamaian yang potensial harus mengatasi akar penyebab konflik, termasuk masalah status netral Ukraina dan pengakuan realitas teritorial yang baru.

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Trump dilaporkan akan bertemu akhir bulan ini dengan delegasi dari Washington dan Moskow yang telah bekerja di Riyadh untuk menyiapkan pertemuan puncak tersebut.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Sensor Rusia Kepung...
Sensor Rusia Kepung Inggris, Mata-matai Kapal Selam Rudal Nuklir London
Tandingi Rusia, Inggris...
Tandingi Rusia, Inggris Uji Mesin Rudal Hipersonik 233 Kali
Hamas Tembakkan 10 Roket...
Hamas Tembakkan 10 Roket ke Israel sebagai Respons Atas Pembantaian Warga Gaza
Puluhan Rudal dan Ratusan...
Puluhan Rudal dan Ratusan Drone Rusia Bombardir Ibu Kota Ukraina
Menyayat Hati, Ini Kata-kata...
Menyayat Hati, Ini Kata-kata Terakhir Paramedis Palestina sebelum Dieksekusi Tentara Israel
Ternyata Ini Alasan...
Ternyata Ini Alasan Trump Tidak Kenakan Tarif pada Rusia
Rusia Hapus Taliban...
Rusia Hapus Taliban dari Daftar Teroris, Afghanistan Perluas Kerja Sama
Paus Fransiskus Tampil...
Paus Fransiskus Tampil Perdana di Vatikan Sejak Pulang dari Rumah Sakit
Jelang Musim Haji, Arab...
Jelang Musim Haji, Arab Saudi Peringatkan Jemaah Gunakan Visa Khusus atau Kena Denda
Rekomendasi
AYP Silaturahmi ke Wali...
AYP Silaturahmi ke Wali Kota Makassar Munafri: Perindo Komitmen Dukung Pemerintahan Appi-Aliyah
Efek Tarif Trump, Harga...
Efek Tarif Trump, Harga Minyak Merosot ke USD65 Pertama Kalinya Sejak 2021
Fakhri Husaini: Regulasi...
Fakhri Husaini: Regulasi Baru Piala Asia U-17 Permudah Jalan Timnas Indonesia ke Piala Dunia!
Berita Terkini
Wanita Ini Tidur di...
Wanita Ini Tidur di Toilet Kantornya karena Tak Mampu Sewa Rumah, Itu Pun Bayar Rp116.000 Per Bulan
23 menit yang lalu
Profil 4 Istri Hamad...
Profil 4 Istri Hamad bin Isa Al-Khalifa, Raja Bahrain yang Bangun Gereja 9.000 Meter Persegi
1 jam yang lalu
Sensor Rusia Kepung...
Sensor Rusia Kepung Inggris, Mata-matai Kapal Selam Rudal Nuklir London
2 jam yang lalu
Tandingi Rusia, Inggris...
Tandingi Rusia, Inggris Uji Mesin Rudal Hipersonik 233 Kali
3 jam yang lalu
Hamas Tembakkan 10 Roket...
Hamas Tembakkan 10 Roket ke Israel sebagai Respons Atas Pembantaian Warga Gaza
3 jam yang lalu
Media Iran Serukan Pembunuhan...
Media Iran Serukan Pembunuhan Donald Trump: Beberapa Peluru Akan Ditembakkan ke Kepalanya yang Kosong
4 jam yang lalu
Infografis
AS Mengakui Perang Ukraina...
AS Mengakui Perang Ukraina Adalah Perang Proksi AS dengan Rusia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved