Polarisasi Politik AS Semakin Kentara
loading...
A
A
A
Polarisasi politik juga merambah ke pandemi korona. Walaupun semua orang sepakat bahwa pandemi itu memang isu kesehatan yang menjadi isu bersama. Trump pun memanfaatkan isu tersebut untuk tetap menjaga loyalitas pendukung Partai Republik.
Polarisasi pun kembali dimainkan Trump saat berkunjung ke Kenosha, Wisconsin, yang dilanda kerusuhan antara warga kulit hitam dan aparat kepolisian. Kunjungan tersebut menunjukkan dukungan kepada aparat kepolisian.
Trump pun menyalahkan teror domestik atas kerusakan parah yang terjadi di kota tersebut. Kerusuhan di Kenosha telah terjadi sejak 23 Agustus lalu sejak polisi menembak Jacob Blake sebanyak tujuh kali. Trump justru bukan menyembuhkan krisis ketidakadilan dan rasial, tetapi justru memanaskannya. Dia terus mengampanyekan pesan “hukum dan tatanan” untuk memperkuat kembali dukungan kaum kulit putih.
Strategi tersebut kali ini sepertinya berhasil. Beberapa jajak pendapat menyatakan popularitasnya kini kian mendekati mantan Wakil Presiden Joe Biden. (Baca juga: Dilanda Kekeringan, Petani Bogor Diminta Segara Urus Klaim Asuransi)
Trump tidak mengunjungi Jacob Blake ataupun keluarganya. Dia hanya berjanji membangun kembali Kenosha dan memberikan bantuan federal kepada Wisconsin.
Ayah dari seorang pria kulit hitam yang ditembak oleh polisi menolak untuk "berpolitik" terkait kehidupan putranya ketika Presiden Donald Trump mengunjungi Kota Kenosha pada Selasa (1/9).
Bagaimana komentar keluarga Blakse? Dalam wawancara dengan CNN, ayah Blake, Jacob Blake Senior, mengatakan kehidupan putranya lebih penting ketimbang pertemuan dengan Presiden Trump. "Saya tidak sedang berpolitik. Ini semua tentang anak saya. Ini tidak ada hubungannya dengan kesempatan foto dengan pejabat," ujarnya.
Para pejabat lokal telah mendesak Trump agar tidak mengunjungi Kenosha, yang terletak di negara bagian Wisconsin. Alasannya, mereka khawatir kehadirannya di kota itu dapat kembali memicu gelombang protes yang telah mereda dalam beberapa hari terakhir. Namun, Trump telah menolak permintaan tersebut dan menuduh sejumlah wali kota dan gubernur yang berasal dari Partai Demokrat gagal mengatasi aksi kekerasan. (Lihat videonya: Lonjakan pasien Corona di RSUP Persahabatan Jakarta Timur)
Trump juga membela seorang remaja pendukungnya yang dituduh menembak mati dua pria di tengah unjuk rasa memprotes penembakan Blake. Dia menduga Kyle Rittenhouse, 17, melakukannya untuk membela diri. "Saya kira dia dalam masalah besar, dia kemungkinan akan dibunuh," kata Trump. (Andika H Mustaqim)
Polarisasi pun kembali dimainkan Trump saat berkunjung ke Kenosha, Wisconsin, yang dilanda kerusuhan antara warga kulit hitam dan aparat kepolisian. Kunjungan tersebut menunjukkan dukungan kepada aparat kepolisian.
Trump pun menyalahkan teror domestik atas kerusakan parah yang terjadi di kota tersebut. Kerusuhan di Kenosha telah terjadi sejak 23 Agustus lalu sejak polisi menembak Jacob Blake sebanyak tujuh kali. Trump justru bukan menyembuhkan krisis ketidakadilan dan rasial, tetapi justru memanaskannya. Dia terus mengampanyekan pesan “hukum dan tatanan” untuk memperkuat kembali dukungan kaum kulit putih.
Strategi tersebut kali ini sepertinya berhasil. Beberapa jajak pendapat menyatakan popularitasnya kini kian mendekati mantan Wakil Presiden Joe Biden. (Baca juga: Dilanda Kekeringan, Petani Bogor Diminta Segara Urus Klaim Asuransi)
Trump tidak mengunjungi Jacob Blake ataupun keluarganya. Dia hanya berjanji membangun kembali Kenosha dan memberikan bantuan federal kepada Wisconsin.
Ayah dari seorang pria kulit hitam yang ditembak oleh polisi menolak untuk "berpolitik" terkait kehidupan putranya ketika Presiden Donald Trump mengunjungi Kota Kenosha pada Selasa (1/9).
Bagaimana komentar keluarga Blakse? Dalam wawancara dengan CNN, ayah Blake, Jacob Blake Senior, mengatakan kehidupan putranya lebih penting ketimbang pertemuan dengan Presiden Trump. "Saya tidak sedang berpolitik. Ini semua tentang anak saya. Ini tidak ada hubungannya dengan kesempatan foto dengan pejabat," ujarnya.
Para pejabat lokal telah mendesak Trump agar tidak mengunjungi Kenosha, yang terletak di negara bagian Wisconsin. Alasannya, mereka khawatir kehadirannya di kota itu dapat kembali memicu gelombang protes yang telah mereda dalam beberapa hari terakhir. Namun, Trump telah menolak permintaan tersebut dan menuduh sejumlah wali kota dan gubernur yang berasal dari Partai Demokrat gagal mengatasi aksi kekerasan. (Lihat videonya: Lonjakan pasien Corona di RSUP Persahabatan Jakarta Timur)
Trump juga membela seorang remaja pendukungnya yang dituduh menembak mati dua pria di tengah unjuk rasa memprotes penembakan Blake. Dia menduga Kyle Rittenhouse, 17, melakukannya untuk membela diri. "Saya kira dia dalam masalah besar, dia kemungkinan akan dibunuh," kata Trump. (Andika H Mustaqim)