Segini Besarnya Anggaran Militer Israel Tahun 2024, Mayoritas untuk Bantai Rakyat Palestina
loading...

Pada tahun 2024, total anggaran militer Israel mencapai sekitar lebih dari Rp539 triliun. Sebagian besar dihabiskan perang membantai ribuan warga Palestina di Gaza. Foto/euromedmonitor.org
A
A
A
TEL AVIV - Militer Zionis memulai perang melawan Hamas di Gaza, Palestina, pada 7 Oktober 2023 setelah kelompok itu menyerang Israel selatan. Perang tersebut telah berjalan lebih dari 15 bulan dan mereda sementara setelah kedua pihak menyepakati gencatan senjata untuk memfasilitasi pertukaran tahanan.
Hingga kini, sebanyak 61.805 warga Palestina terbunuh dalam perang brutal Israel di Gaza. Sebanyak 111.633 lainnya terluka.
Mengutip data Statista, pada tahun 2024, total anggaran militer Israel mencapai sekitar 117,5 miliar shekel (lebih dari Rp539 triliun). Sebagian besar anggaran itu dihabiskan untuk operasional perang, yang artinya digunakan untuk membantai ribuan warga Palestina di Gaza.
Sedangkan anggaran pertahanan yang disetujui pemerintah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk tahun 2025 adalah 117 miliar shekel, atau 6,5% dari PDB Israel. Jumlah tersebut 15 miliar shekel lebih tinggi dari usulan awal Kementerian Keuangan dan hampir 60 miliar shekel.
Esteban Klor, seorang profesor ekonomi di Universitas Ibrani Yerusalem dan peneliti senior di INSS (Institut Studi Keamanan Nasional), menunjukkan bahwa hingga pecahnya perang pada bulan Oktober 2023, anggaran pertahanan telah turun terus menerus hingga 4% dari PDB.
"Konsekuensi dari anggaran pertahanan yang terus tinggi sangat signifikan, karena hal itu mengorbankan hal-hal lain," katanya.
"Maka dari itu, sangatlah penting bagi pemerintah untuk dapat menyalurkan pengeluaran lainnya kepada sumber-sumber pertumbuhan. Jika di masa lalu kita dapat membebaskan sumber-sumber untuk hal-hal yang tidak mengarah kepada pertumbuhan ekonomi, beban nonpertahanan kini menjadi lebih berat, karena banyak pengeluaran yang harus dialihkan untuk pertahanan,” paparnya.
"Pada tahun 1970-an, anggaran pertahanan lebih dari 20% dari PDB, dan hal itu menyebabkan hilangnya dekade, karena ekonomi tidak dapat mendukung biaya yang begitu tinggi," kata Klor.
"Saya sarankan kita tidak akan mencapai tingkat tersebut. Saat ini, kita berbicara tentang kenaikan dari sekitar 4% menjadi 7%, yang merupakan biaya yang signifikan, tetapi mereka harus memastikan keamanan yang wajar bagi penduduk Negara Israel.”
Hingga kini, sebanyak 61.805 warga Palestina terbunuh dalam perang brutal Israel di Gaza. Sebanyak 111.633 lainnya terluka.
Mengutip data Statista, pada tahun 2024, total anggaran militer Israel mencapai sekitar 117,5 miliar shekel (lebih dari Rp539 triliun). Sebagian besar anggaran itu dihabiskan untuk operasional perang, yang artinya digunakan untuk membantai ribuan warga Palestina di Gaza.
Sedangkan anggaran pertahanan yang disetujui pemerintah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk tahun 2025 adalah 117 miliar shekel, atau 6,5% dari PDB Israel. Jumlah tersebut 15 miliar shekel lebih tinggi dari usulan awal Kementerian Keuangan dan hampir 60 miliar shekel.
Esteban Klor, seorang profesor ekonomi di Universitas Ibrani Yerusalem dan peneliti senior di INSS (Institut Studi Keamanan Nasional), menunjukkan bahwa hingga pecahnya perang pada bulan Oktober 2023, anggaran pertahanan telah turun terus menerus hingga 4% dari PDB.
"Konsekuensi dari anggaran pertahanan yang terus tinggi sangat signifikan, karena hal itu mengorbankan hal-hal lain," katanya.
"Maka dari itu, sangatlah penting bagi pemerintah untuk dapat menyalurkan pengeluaran lainnya kepada sumber-sumber pertumbuhan. Jika di masa lalu kita dapat membebaskan sumber-sumber untuk hal-hal yang tidak mengarah kepada pertumbuhan ekonomi, beban nonpertahanan kini menjadi lebih berat, karena banyak pengeluaran yang harus dialihkan untuk pertahanan,” paparnya.
"Pada tahun 1970-an, anggaran pertahanan lebih dari 20% dari PDB, dan hal itu menyebabkan hilangnya dekade, karena ekonomi tidak dapat mendukung biaya yang begitu tinggi," kata Klor.
"Saya sarankan kita tidak akan mencapai tingkat tersebut. Saat ini, kita berbicara tentang kenaikan dari sekitar 4% menjadi 7%, yang merupakan biaya yang signifikan, tetapi mereka harus memastikan keamanan yang wajar bagi penduduk Negara Israel.”
Lihat Juga :