Gulingkan Assad, Presiden Baru Suriah al-Sharaa Temui Pangeran Mohammed bin Salman di Arab Saudi
loading...

Presiden pemerintahan transisi Suriah, Ahmed al-Sharaa, menemui Putra Mahkota Mohammed bin Salman di Arab Saudi. Foto/Bandar Algaloud/Saudi Royal Court
A
A
A
RIYADH - Presiden pemerintahan transisi Suriah, Ahmed al-Sharaa, menemui Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) di Arab Saudi pada hari Minggu.
Ini merupakan dalam perjalanan luar negeri pertamanya sejak pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS) tersebut diangkat sebagai presiden setelah menggulingkan rezim Bashar al-Assad.
Laporan Saudi Press Agency (SPA) menunjukkan al-Sharaa bertemu dengan Pangeran MBS setelah dia disambut oleh Wakil Gubernur Wilayah Riyadh Pangeran Mohammed bin Abdulrahman bin Abdulaziz sesaat setelah mendarat di Bandara Internasional Raja Khalid.
Al-Sharaa didampingi oleh Menteri Luar Negeri Suriah Asaad al-Shaibani untuk perundingan di Riyadh.
Setelah pertemuan tersebut, al-Sharaa mengatakan bahwa pertemuan dengan Pangeran MBS telah menunjukkan bahwa Arab Saudi memiliki keinginan yang tulus untuk mendukung Suriah dalam membangun masa depannya.
Presiden interim Suriah menambahkan bahwa pertemuannya di Riyadh telah mencakup rencana kerja sama di bidang energi, teknologi, pendidikan, dan kesehatan.
Laporan Osama bin Javaid dari Al Jazeera menyebutkan bahwa al-Sharaa memilih Riyadh sebagai tujuan pertama kunjungan luar negerinya untuk memastikan bahwa Arab Saudi mengetahui dan menyadari pentingnya Suriah baru ini bagi mereka.
Al-Sharaa memimpin oposisi Suriah dalam menggulingkan rezim Presiden Bashar al-Assad yang telah lama berkuasa pada 8 Desember 2024, setelah pasukan pemberontak maju dengan cepat di seluruh negeri. Sejak saat itu, pemerintahan Suriah yang baru telah berupaya untuk mendapatkan legitimasi regional dan internasional serta mencabut sanksi Barat yang merusak terhadap Suriah.
Namun, kekhawatiran atas keanggotaan al-Sharaa di masa lalu dalam al-Qaeda telah meredam dukungan dari beberapa pihak, bahkan ketika kepemimpinan baru Suriah menekankan integrasi regional dan perlindungan bagi minoritas agama dan etnis.
Selama kunjungan ke Damaskus minggu lalu, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan mengatakan negaranya terlibat dalam dialog aktif dengan Eropa dan Amerika Serikat untuk membantu mencabut sanksi ekonomi yang dijatuhkan kepada Suriah.
Menurut laporan Osama bin Javaid, kunjungan al-Sharaa dimaksudkan untuk mengingatkan pejabat Arab Saudi tentang janji itu dan memperoleh semua bantuan yang memungkinkan dalam membangun kembali infrastruktur, pemerintahan, dan lembaga Suriah.
Selain itu, perjalanan ke Riyadh melambangkan pergeseran seismik dalam penyelarasan negara dan hubungan masa depan dari kesetiaan Presiden Bashar al-Assad yang digulingkan kepada Iran dan Rusia.
Bulan lalu, al-Sharaa mengatakan kepada Al Arabiya TV bahwa Arab Saudi tentu akan memiliki peran besar dalam masa depan Suriah, yang menunjukkan peluang investasi besar bagi semua negara tetangga.
Perjalanan hari Minggu dilakukan setelah al-Shibani juga melakukan perjalanan ke Riyadh bulan lalu.
Sementara itu, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani mengunjungi Damaskus pada Kamis lalu, menjadi pemimpin Arab pertama yang melakukannya sejak penggulingan al-Assad.
Ini merupakan dalam perjalanan luar negeri pertamanya sejak pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS) tersebut diangkat sebagai presiden setelah menggulingkan rezim Bashar al-Assad.
Laporan Saudi Press Agency (SPA) menunjukkan al-Sharaa bertemu dengan Pangeran MBS setelah dia disambut oleh Wakil Gubernur Wilayah Riyadh Pangeran Mohammed bin Abdulrahman bin Abdulaziz sesaat setelah mendarat di Bandara Internasional Raja Khalid.
Al-Sharaa didampingi oleh Menteri Luar Negeri Suriah Asaad al-Shaibani untuk perundingan di Riyadh.
Setelah pertemuan tersebut, al-Sharaa mengatakan bahwa pertemuan dengan Pangeran MBS telah menunjukkan bahwa Arab Saudi memiliki keinginan yang tulus untuk mendukung Suriah dalam membangun masa depannya.
Presiden interim Suriah menambahkan bahwa pertemuannya di Riyadh telah mencakup rencana kerja sama di bidang energi, teknologi, pendidikan, dan kesehatan.
Laporan Osama bin Javaid dari Al Jazeera menyebutkan bahwa al-Sharaa memilih Riyadh sebagai tujuan pertama kunjungan luar negerinya untuk memastikan bahwa Arab Saudi mengetahui dan menyadari pentingnya Suriah baru ini bagi mereka.
Al-Sharaa memimpin oposisi Suriah dalam menggulingkan rezim Presiden Bashar al-Assad yang telah lama berkuasa pada 8 Desember 2024, setelah pasukan pemberontak maju dengan cepat di seluruh negeri. Sejak saat itu, pemerintahan Suriah yang baru telah berupaya untuk mendapatkan legitimasi regional dan internasional serta mencabut sanksi Barat yang merusak terhadap Suriah.
Namun, kekhawatiran atas keanggotaan al-Sharaa di masa lalu dalam al-Qaeda telah meredam dukungan dari beberapa pihak, bahkan ketika kepemimpinan baru Suriah menekankan integrasi regional dan perlindungan bagi minoritas agama dan etnis.
Selama kunjungan ke Damaskus minggu lalu, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan mengatakan negaranya terlibat dalam dialog aktif dengan Eropa dan Amerika Serikat untuk membantu mencabut sanksi ekonomi yang dijatuhkan kepada Suriah.
Menurut laporan Osama bin Javaid, kunjungan al-Sharaa dimaksudkan untuk mengingatkan pejabat Arab Saudi tentang janji itu dan memperoleh semua bantuan yang memungkinkan dalam membangun kembali infrastruktur, pemerintahan, dan lembaga Suriah.
Selain itu, perjalanan ke Riyadh melambangkan pergeseran seismik dalam penyelarasan negara dan hubungan masa depan dari kesetiaan Presiden Bashar al-Assad yang digulingkan kepada Iran dan Rusia.
Bulan lalu, al-Sharaa mengatakan kepada Al Arabiya TV bahwa Arab Saudi tentu akan memiliki peran besar dalam masa depan Suriah, yang menunjukkan peluang investasi besar bagi semua negara tetangga.
Perjalanan hari Minggu dilakukan setelah al-Shibani juga melakukan perjalanan ke Riyadh bulan lalu.
Sementara itu, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani mengunjungi Damaskus pada Kamis lalu, menjadi pemimpin Arab pertama yang melakukannya sejak penggulingan al-Assad.
(mas)
Lihat Juga :