Cek Fakta: China Ingin Bunuh 20.000 Pasien Virus Corona Hoaks!

Senin, 10 Februari 2020 - 12:02 WIB
Cek Fakta: China Ingin Bunuh 20.000 Pasien Virus Corona Hoaks!
Cek Fakta: China Ingin Bunuh 20.000 Pasien Virus Corona Hoaks!
A A A
JAKARTA - Sebuah artikel yang diterbitkan situs AB-TC City News menyebutkan China meminta persetujuan pengadilan untuk membunuh 20.000 pasien virus Corona baru, 2019-nCoV . Hasil cek fakta SINDOnews.com, Senin (10/2/2020), memastikan informasi dari situs itu adalah berita palsu atau hoaks.

Artikel yang meresahkan itu diterbitkan 6 Februari 2020 dan viral di kalangan pengguna Facebook di Malawi dan Zimbabwe. Blog-blog di Nigeria juga menerbitkan ulang artikel itu. (Baca: Virus Corona Sudah Bunuh 909 Orang, Publik China Mulai Marah )

Situs AB-TC City News menulis; "China meminta persetujuan pengadilan untuk membunuh lebih dari 20.000 pasien Coronavirus untuk menghindari penyebaran virus lebih lanjut."

Di bagian lain di artikel itu tertulis: "Pengadilan tertinggi di Chhina, Mahkamah Agung Rakyat, diharapkan memberikan persetujuan pada hari Jumat untuk pembunuhan massal pasien Coronavirus di China sebagai cara pasti untuk mengendalikan penyebaran virus mematikan."

Menurut situs web cek fakta Afrika, africacheck.org, AB-TC City News menunjukkan semua tanda-tanda sebagai situs sampah dan bukan sumber berita yang bisa dipercaya. (Baca juga: Wabah Corona Bunuh 910 Orang, China Bantah Anggapan Senjata Biologi )

Kejanggalan nyata dari berita palsu itu terlihat dari penulisan laporan yang buruk dan penuh dengan kesalahan ejaan. Contoh, "Chhina” bukannya “China”.

Situs itu juga penuh dengan artikel palsu. Pada tahun 2020 saja telah menerbitkan laporan yang mengklaim Pangeran Andrew dari Inggris melakukan bunuh diri. Faktaanya, dia masih hidup.

Kemudian ada juga laporan pasangan selebriti Afrika Selatan; Connie dan Shona Ferguson, yang ditulis tenggelam dalam perjalanan memancing. Faktanya tidak demikian. Situs itu bahkan menerbitkan artikel yang menyebut mahasiswa di sebuah universitas di Afrika mengembangkan vaksin anti-Coronavirus, yang faktanya juga tidak terjadi.

Pada tanggal 30 Januari situs itu melaporkan bahwa lima orang Singapura, yang belum pernah bepergian ke China , telah terinfeksi virus Corona baru. Pemerintah Singapura dengan cepat menganggap laporan itu salah.

Kejanggalan Nyata


Jika China meminta izin kepada Mahkamah Agung untuk membunuh 20.000 orang, itu sudah pasti akan menjadi berita internasional. Faktanya, tak ada berita semacam itu. Di situs we Mahkamah Agung China juga tidak menyebutkan kasus ini.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menerbitkan laporan situasi harian tentang wabah Coronavirus jenis baru, 2019-nCoV. WHO memberikan statistik pada kasus dan kematian, dan dampak sesuai perkembangan baru.

Jika China berusaha membunuh 20.000 orang sebagai cara untuk menghentikan penyebaran virus, WHO pasti akan melaporkannya. Faktanya, WHO tidak menyebutkan hal itu dalam pembaruan laporannya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3133 seconds (0.1#10.140)