Pria China Menolak Digusur dengan Tawaran Rp3,5 Miliar, Kini Menyesal Rumahnya Dikepung Jalan Tol
loading...

Pria China menolak digusur dengan tawaran Rp3,5 miliar. Sekarang menyesal rumahnya dikepung jalan tol. Foto/via NDTV
A
A
A
SHANGHAI - Seorang pria tua bernama Huang Ping menolak meninggalkan rumahnya di Jinxi, China, dengan kompensasi 1,6 juta Yuan (lebih dari Rp3,5 miliar) ditambah tiga properti. Rumahnya itu terkena proyek jalan tol.
Lantaran menolak digusur, rumah pria yang suka melawan pemerintah itu sekarang dikepung jalan tol.
Para pekerja proyek sudah lelah bernegosiasi, jadi jalan tol itu sekarang berdiri dengan rumah Huang terlihat berdiri membelah jalan di barat daya Shanghai tersebut.
Huang sekarang mengaku menyesal karena menolak tawaran kompensasi dari pemerintah.
Dia tetap menghuni rumahnya yang berlantai dua, sementara jalan tol itu akan dibuka pada musim semi.
Untuk menghindari kebisingan dan debu dari konstruksi, Huang dan cucunya yang berusia 11 tahun menghabiskan sebagian besar waktu mereka di pusat kota. Mereka kembali ke rumah itu setiap malam setelah jam kerja berakhir.
Huang khawatir setelah jalan tol beroperasi, kebisingan akan terus terjadi, sehingga sulit bagi dia dan cucunya untuk hidup dengan tenang.
"Jika saya dapat memutar kembali waktu, saya akan menyetujui persyaratan pembongkaran yang mereka tawarkan. Sekarang rasanya seperti saya kalah taruhan besar," katanya kepada The Metro, yang dilansir Minggu (26/1/2025).
"Saya sedikit menyesalinya,” imbuh Huang.
Ketika Huang menyesali keputusannya, penduduk setempat menganggap semuanya menarik dan berbondong-bondong ke properti itu untuk mengambil gambar.
Huang mengaku telah ditawari 1,6 juta Yuan (lebih dari Rp3,5 miliar) dan dua properti lainnya, yang kemudian ditingkatkan menjadi tiga.
Sekretaris Komite Partai Komunis China untuk wilayah Jinxi sebelumnya mengatakan bahwa Huang menolak untuk pindah karena dia tidak puas dengan tawaran pemerintah.
Sekarang Huang tinggal di tengah jalan tol yang akan segera menjadi jalan yang sangat ramai. Dia harus melewati pipa besar untuk mencapai pintu depannya. Atap rumah pemilik rumah hampir sejajar dengan dua jalur jalan. Saat ini, rumahnya menjadi tujuan wisata yang populer.
Lantaran menolak digusur, rumah pria yang suka melawan pemerintah itu sekarang dikepung jalan tol.
Para pekerja proyek sudah lelah bernegosiasi, jadi jalan tol itu sekarang berdiri dengan rumah Huang terlihat berdiri membelah jalan di barat daya Shanghai tersebut.
Huang sekarang mengaku menyesal karena menolak tawaran kompensasi dari pemerintah.
Dia tetap menghuni rumahnya yang berlantai dua, sementara jalan tol itu akan dibuka pada musim semi.
Untuk menghindari kebisingan dan debu dari konstruksi, Huang dan cucunya yang berusia 11 tahun menghabiskan sebagian besar waktu mereka di pusat kota. Mereka kembali ke rumah itu setiap malam setelah jam kerja berakhir.
Huang khawatir setelah jalan tol beroperasi, kebisingan akan terus terjadi, sehingga sulit bagi dia dan cucunya untuk hidup dengan tenang.
"Jika saya dapat memutar kembali waktu, saya akan menyetujui persyaratan pembongkaran yang mereka tawarkan. Sekarang rasanya seperti saya kalah taruhan besar," katanya kepada The Metro, yang dilansir Minggu (26/1/2025).
"Saya sedikit menyesalinya,” imbuh Huang.
Ketika Huang menyesali keputusannya, penduduk setempat menganggap semuanya menarik dan berbondong-bondong ke properti itu untuk mengambil gambar.
Huang mengaku telah ditawari 1,6 juta Yuan (lebih dari Rp3,5 miliar) dan dua properti lainnya, yang kemudian ditingkatkan menjadi tiga.
Sekretaris Komite Partai Komunis China untuk wilayah Jinxi sebelumnya mengatakan bahwa Huang menolak untuk pindah karena dia tidak puas dengan tawaran pemerintah.
Sekarang Huang tinggal di tengah jalan tol yang akan segera menjadi jalan yang sangat ramai. Dia harus melewati pipa besar untuk mencapai pintu depannya. Atap rumah pemilik rumah hampir sejajar dengan dua jalur jalan. Saat ini, rumahnya menjadi tujuan wisata yang populer.
(mas)
Lihat Juga :