Duterte Ancam Akhiri Perjanjian Pertahanan dengan AS
A
A
A
MANILA - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, berencana mengirimkan pemberitahuan penghentian perjanjian kunjungan pasukan dengan Amerika Serikat (AS). Hal itu diungkapkan oleh juru bicara presiden Rodrigo Duterte.
Juru bicara kepresidenan Salvador Panelo mengatakan Duterte juga dijadwalkan untuk berbicara dengan Presiden AS Donald Trump "kapan saja" tetapi agendanya tidak jelas.
"Saya akan menginstruksikan sekretaris eksekutif untuk memberi tahu Menteri Luar Negeri untuk mengirim pemberitahuan penghentian (perjanjian kunjungan pasukan) kepada pemerintah AS," kata Panelo mengutip pernyataan Duterte seperti dinukil dari 9News, Sabtu (8/2/2020).
Tidak jelas kapan pemberitahuan itu akan dikirim.
Bulan lalu, Duterte mengancam akan mengakhiri Perjanjian Kunjungan Pasukan tahun 1999 (VFA) setelah pemerintah AS membatalkan visa turis Senator Ronald Dela Rosa, mantan kepala polisi nasional.
Dela Rosa menerapkan tindakan keras Duterte terhadap pengedar obat-obatan terlarang, yang telah menewaskan lebih dari 5000 orang yang diduga sebagai pengguna narkoba.
VFA memberikan perlindungan hukum untuk masuknya pasukan AS di Filipina guna latihan bersama dengan pasukan Filipina.
Pakta tersebut dapat diakhiri melalui pemberitahuan tertulis dari salah satu pihak, yang akan berlaku dalam 180 hari.
Duterte juga mengancam akan melarang para senator AS memasuki Filipina karena mengupayakan tindakan serupa terhadap para pejabat Filipina yang memiliki peran dalam penahanan Senator Leila De Lima, seorang pengkritik keras kampanye terhadap peredaran obat-obatan terlarang.
Duterte telah melarang pejabat kabinetnya untuk bepergian ke AS dan menolak undangan untuk bergabung dalam pertemuan khusus dengan Trump dan para pemimpin Asosiasi Bangsa Bangsa Asia Tenggara pada bulan Maret lalu.
Juru bicara kepresidenan Salvador Panelo mengatakan Duterte juga dijadwalkan untuk berbicara dengan Presiden AS Donald Trump "kapan saja" tetapi agendanya tidak jelas.
"Saya akan menginstruksikan sekretaris eksekutif untuk memberi tahu Menteri Luar Negeri untuk mengirim pemberitahuan penghentian (perjanjian kunjungan pasukan) kepada pemerintah AS," kata Panelo mengutip pernyataan Duterte seperti dinukil dari 9News, Sabtu (8/2/2020).
Tidak jelas kapan pemberitahuan itu akan dikirim.
Bulan lalu, Duterte mengancam akan mengakhiri Perjanjian Kunjungan Pasukan tahun 1999 (VFA) setelah pemerintah AS membatalkan visa turis Senator Ronald Dela Rosa, mantan kepala polisi nasional.
Dela Rosa menerapkan tindakan keras Duterte terhadap pengedar obat-obatan terlarang, yang telah menewaskan lebih dari 5000 orang yang diduga sebagai pengguna narkoba.
VFA memberikan perlindungan hukum untuk masuknya pasukan AS di Filipina guna latihan bersama dengan pasukan Filipina.
Pakta tersebut dapat diakhiri melalui pemberitahuan tertulis dari salah satu pihak, yang akan berlaku dalam 180 hari.
Duterte juga mengancam akan melarang para senator AS memasuki Filipina karena mengupayakan tindakan serupa terhadap para pejabat Filipina yang memiliki peran dalam penahanan Senator Leila De Lima, seorang pengkritik keras kampanye terhadap peredaran obat-obatan terlarang.
Duterte telah melarang pejabat kabinetnya untuk bepergian ke AS dan menolak undangan untuk bergabung dalam pertemuan khusus dengan Trump dan para pemimpin Asosiasi Bangsa Bangsa Asia Tenggara pada bulan Maret lalu.
(ian)