Hamas Siap Memulai Dialog dengan Amerika Serikat

Selasa, 21 Januari 2025 - 20:30 WIB
loading...
Hamas Siap Memulai Dialog...
Pejabat tinggi Hamas Dr Musa Abu-Marzouq. Foto/palestine chronicle
A A A
JALUR GAZA - Seorang pejabat senior Gerakan Perlawanan Palestina Hamas mengumumkan kesiapan kelompoknya memulai dialog dengan Amerika Serikat (AS).

Sikap Hamas itu muncul hanya beberapa jam setelah perjanjian gencatan senjata Gaza antara Israel dan Hamas mulai berlaku.

Langkah langka yang dilakukan Hamas ini, yang telah lama mengkritik Washington atas dukungannya yang tak tergoyahkan terhadap Israel, bertujuan memperluas hubungan internasional kelompok tersebut dan meningkatkan citra globalnya.

Mousa Abu Marzouk mengatakan dalam wawancara telepon pada hari Minggu (19/1/2025) dengan The New York Times, "Kami siap berdialog dengan Amerika dan mencapai kesepahaman tentang segala hal."

Pejabat tinggi Hamas tersebut menambahkan Hamas bersedia menjadi tuan rumah bagi utusan dari pemerintahan Presiden AS Donald Trump di Gaza dan bahkan akan memberikan perlindungan jika diperlukan.

"Dia dapat datang dan melihat orang-orang serta mencoba memahami perasaan dan keinginan mereka sehingga posisi Amerika dapat didasarkan pada kepentingan semua pihak, dan bukan hanya satu pihak," papar dia.

Abu Marzouk mencatat dialog semacam itu dapat membantu Washington memahami perasaan dan aspirasi Palestina, yang berpotensi mengarah pada posisi AS yang lebih seimbang yang mencerminkan kepentingan semua pihak daripada berpihak pada satu pihak yakni rezim apartheid Israel.

NBC News melaporkan pada hari Sabtu bahwa utusan Trump untuk Timur Tengah, Steven Witkoff, sedang mempertimbangkan kunjungan ke Gaza untuk membantu mempertahankan gencatan senjata, menurut seorang anggota tim transisi Trump yang mengetahui proses gencatan senjata.

Masih belum jelas, menurut The New York Times, apakah pernyataan Abu Marzouk mencerminkan posisi semua pemimpin senior Hamas, termasuk Mohammed Sinwar dan Ezzedine Haddad, dua komandan militer terkemuka di Gaza.

Peran Trump


Abu Marzouk memuji presiden AS saat ini, yang perannya sangat menentukan dalam mencapai gencatan senjata.

"Jika bukan karena Presiden Trump, desakannya untuk mengakhiri perang, dan pengiriman perwakilan yang tegas, kesepakatan itu tidak akan terjadi," ungkap Abu Marzouk, mengacu pada Witkoff.

Hamas kemungkinan akan menghadapi kebutuhan untuk membuat konsesi guna mengamankan bantuan internasional yang dibutuhkan untuk rekonstruksi Gaza.

Meskipun kelompok tersebut telah menyatakan kesediaannya melepaskan pemerintahan sipilnya di Gaza, mereka menolak membubarkan sayap militernya, menurut surat kabar tersebut.

Amerika Serikat telah mengklasifikasikan Hamas sebagai "organisasi teroris" sejak 1997, sebutan yang juga digunakan negara-negara Barat lainnya.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Hamas telah berupaya meningkatkan hubungannya dengan pemerintah Barat, termasuk menerbitkan dokumen politik pada tahun 2017 yang menguraikan posisi yang lebih moderat dibandingkan dengan piagam pendiriannya.

Meskipun dokumen tersebut menunjukkan kesediaan menerima negara Palestina di sepanjang perbatasan tahun 1967 sebagai "rumus konsensus nasional", mereka tetap menolak mengakui rezim apartheid Israel.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Akibat Ulah Trump, Rakyat...
Akibat Ulah Trump, Rakyat AS Kini Bergantung pada Paylater untuk Belanja Sembako
Dampak Perang Dagang:...
Dampak Perang Dagang: Canton Fair Sepi, Industri Ekspor China Terguncang
Putin Berulang Kali...
Putin Berulang Kali Mengibuli Banyak Presiden AS, Korban Terbarunya Adalah Trump
Presiden Palestina Mahmoud...
Presiden Palestina Mahmoud Abbas Tunjuk Calon Penggantinya setelah Berkuasa 21 Tahun
Terungkap, Putra Wakil...
Terungkap, Putra Wakil Bos CIA Tewas dalam Perang Dukung Rusia Melawan Ukraina
Jenderal Senior Rusia...
Jenderal Senior Rusia Dihabisi dengan Bom Mobil, Trump: Ini Masalah Besar!
Satelit Rahasia Rusia...
Satelit Rahasia Rusia yang Diduga Terhubung Senjata Nuklir Berputar di Luar Kendali
Mengenal Genevieve Jeanningros,...
Mengenal Genevieve Jeanningros, Biarawati yang Terobos Protokol Vatikan Demi Melihat Jenazah Paus
Ngeri! Siswa SMA Ngamuk...
Ngeri! Siswa SMA Ngamuk di Kelas Tusuk 5 Orang termasuk Kepala Sekolah
Rekomendasi
Pemuda Patriot Nusantara...
Pemuda Patriot Nusantara Klaim Laporkan Roy Suryo Cs Bukan Pesanan Jokowi
Sanksi AS Gagal Runtuhkan...
Sanksi AS Gagal Runtuhkan Moskow, Rusia Catat Pertumbuhan Ekonomi 4,1%
Promotor Tinju Bantah...
Promotor Tinju Bantah Eubank Jr Alami Patah Rahang
Berita Terkini
Meski Digaji Rp37 Juta,...
Meski Digaji Rp37 Juta, Tentara Israel Mengaku Dieksploitasi dan Risikonya Sangat Berat
26 menit yang lalu
Spanyol dan Portugal...
Spanyol dan Portugal Lumpuh, Kereta Api Macet, Transaksi Hanya dengan Uang Tunai
2 jam yang lalu
Putin Umumkan Gencatan...
Putin Umumkan Gencatan Senjata 3 Hari untuk Perayaan Kemenangan Perang Dunia II
2 jam yang lalu
Pendaki Asal China Mendaki...
Pendaki Asal China Mendaki Gunung Fuji hanya untuk Mencari Ponselnya yang Hilang
4 jam yang lalu
Akibat Ulah Trump, Rakyat...
Akibat Ulah Trump, Rakyat AS Kini Bergantung pada Paylater untuk Belanja Sembako
5 jam yang lalu
Kim Jong-un Janji Bangun...
Kim Jong-un Janji Bangun Monumen bagi Tentaranya yang Gugur di Perang Rusia
5 jam yang lalu
Infografis
Amerika Serikat Tuduh...
Amerika Serikat Tuduh Satelit China Dukung Houthi Yaman
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved