Gagal Lenyapkan Hamas, PM Israel Netanyahu Terjebak dalam Banyak Hal

Selasa, 21 Januari 2025 - 10:40 WIB
loading...
Gagal Lenyapkan Hamas,...
PM Israel Benjamin Netanyahu dinilai telah terjebak dalam banyak hal setelah tujuan perangnya tak tercapai, yakni melenyapkan Hamas. Foto/Jerusalem Post
A A A
TEL AVIV - Kesepakatan gencatan senjata memastikan pembebasan para sandera Israel yang ditawan di Gaza, tetapi disertai dengan peringatan: Israel gagal mencapai tujuan utama perangnya, yakni melenyapkan kekuasaan Hamas di Gaza.

Tujuan utama itu merupakan poin yang berulang kali ditekankan oleh Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu untuk terus melanjutkan perang.

Profesor Yossi Mekelberg, konsultan senior program MENA di lembaga think tank Chatham House, mengatakan kepada Al Arabiya English bahwa Netanyahu “terjebak dalam banyak hal” setelah para pemimpin utama dalam pemerintahan koalisinya yang rapuh tetap menentang gencatan senjata dengan alasan ancaman Hamas.



Penentangan terhadap gencatan senjata itu muncul terlepas ada tekanan dari pemerintahan Donald Trump yang mulai berkuasa di Amerika Serikat (AS).

Sementara itu, fokus media dan publik Israel kini beralih pada penanganan Netanyahu terhadap perang di Gaza.

“Di satu sisi, dia (Netanyahu) tidak ingin kehilangan koalisinya, dan dia tidak ingin kehilangan kekuasaan dan menghadapi persidangan korupsinya, tetapi pada saat yang sama dia tidak ingin mengecewakan [Donald] Trump karena tidak seperti [Joe] Biden, dia tahu dia tidak dapat memanipulasinya, jadi dia terjebak dalam banyak hal,” kata Mekelberg, Selasa (21/1/2025).

"Partai sayap kanan yang dipimpin oleh Bezalel Smotrich sangat tidak senang dengan perjanjian [gencatan senjata] ini, jika mereka pergi, dia tidak akan memiliki suara mayoritas di pemerintahan dan dia tidak dapat mengikuti Pemilu baru karena kebanyakan orang mengatakan mereka ingin Netanyahu keluar," paparnya.

Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir dan dua menteri lainnya dari partai nasionalis-religiusnya telah mengundurkan diri dari kabinet Netanyahu karena tidak setuju dengan kesepakatan gencatan senjata Gaza. Kubu Ben-Gvir menarik diri dari koalisi yang berkuasa.

Menteri Keuangan Israel sayap kanan Bezalel Smotrich juga mengancam pada hari Minggu akan keluar dari pemerintahan koalisi jika Israel menghentikan perang melawan Hamas di Gaza.

Smotrich mengepalai Partai Zionisme Religius nasionalis yang merupakan bagian dari pemerintahan Netanyahu.

Menurut Mekelberg, gagasan Israel untuk melenyapkan Hamas atau kemenangan total “lebih merupakan tipu daya daripada sesuatu yang dapat dicapai.”

Gencatan senjata tersebut juga telah mengalihkan fokus media Israel kepada Netanyahu, yang mengatakan bahwa Israel tidak akan berhenti sampai Hamas benar-benar diberantas dari Jalur Gaza—sebuah poin yang berulang kali ditekankan oleh Netanyahu untuk menjaga agar perang terus berlangsung.

“Mereka yang berada di media sayap kanan mengkritiknya (Netanyahu); mereka tidak terlalu senang,” kata Mekelberg.

“Media yang lebih pragmatis, yang merupakan mayoritas media di Israel melihat [gencatan senjata] ini sebagai harga yang pantas dibayar untuk melihat para sandera kembali.”

Mayoritas orang Israel, katanya, lebih suka gencatan senjata dan para sandera kembali daripada melanjutkan perang.

Ketika ditanya tentang kemungkinan Netanyahu memulai kembali perang di Gaza dengan menyebutkan tujuannya untuk melenyapkan Hamas, Mekelberg berkata: “Itu adalah skenario yang mungkin, itu bukan yang pasti, tetapi itu adalah sebuah skenario."
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Korban Tewas Ledakan...
Korban Tewas Ledakan Dahsyat Pelabuhan Iran Capai 70 Orang, Teheran Sebut Ada Kelalaian
Mengapa Hamas Menolak...
Mengapa Hamas Menolak Penunjukkan Hussein al-Sheikh sebagai Pengganti Mahmoud Abbas?
Meski Digaji Rp37 Juta,...
Meski Digaji Rp37 Juta, Tentara Israel Mengaku Dieksploitasi dan Risikonya Sangat Berat
3 Fakta Ledakan Pelabuhan...
3 Fakta Ledakan Pelabuhan Iran yang Menggemparkan, Benarkah Ada Keterlibatan Israel?
Ledakan Dahsyat Pelabuhan...
Ledakan Dahsyat Pelabuhan Iran Tewaskan 40 Orang dan 1.242 Luka, Ini Respons Khamenei
Presiden Palestina Mahmoud...
Presiden Palestina Mahmoud Abbas Tunjuk Calon Penggantinya setelah Berkuasa 21 Tahun
Gulingkan Assad, Ahmed...
Gulingkan Assad, Ahmed al-Sharaa Ingin Suriah Normalisasi Hubungan dengan Israel
Mengenal Genevieve Jeanningros,...
Mengenal Genevieve Jeanningros, Biarawati yang Terobos Protokol Vatikan Demi Melihat Jenazah Paus
Ini Hukuman bagi Pelanggar...
Ini Hukuman bagi Pelanggar Ketentuan Haji, Denda Hampir Rp900 Juta hingga Deportasi
Rekomendasi
Cara Cek Hasil Tes RBB...
Cara Cek Hasil Tes RBB BUMN 2025, Mudah Banget!
Pendidikan Kardinal...
Pendidikan Kardinal Ignatius Suharyo, Kandidat Potensial Pengganti Paus Fransiskus
2 Makanan Indonesia...
2 Makanan Indonesia Masuk Daftar Sup Ayam Terenak di Dunia, Soto Lamongan Jadi Favorit
Berita Terkini
Jet Tempur Su-27 Ukraina...
Jet Tempur Su-27 Ukraina Jatuh saat Bertempur Melawan Drone Rusia
16 menit yang lalu
Korban Tewas Ledakan...
Korban Tewas Ledakan Dahsyat Pelabuhan Iran Capai 70 Orang, Teheran Sebut Ada Kelalaian
48 menit yang lalu
Jatuh dari Kapal Induk...
Jatuh dari Kapal Induk Nuklir, Jet Tempur F/A-18 AS Seharga Rp1 Triliun Hilang di Laut Merah
1 jam yang lalu
Pakistan Klaim Serangan...
Pakistan Klaim Serangan Militer India Segera Terjadi
1 jam yang lalu
Wapres AS JD Vance:...
Wapres AS JD Vance: Ukraina Tak Akan Menang Perang Melawan Rusia!
2 jam yang lalu
Siapa Rami Makhlouf?...
Siapa Rami Makhlouf? Pengusaha yang Membentuk 150.00 Pasukan Elite dan Menyebut Bashar Al Assad sebagai Singa Palsu
4 jam yang lalu
Infografis
Terungkap, PM Israel...
Terungkap, PM Israel Benjamin Netanyahu Pernah Dipukul Putranya
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved