Gagal Lenyapkan Hamas, PM Israel Netanyahu Terjebak dalam Banyak Hal
loading...

PM Israel Benjamin Netanyahu dinilai telah terjebak dalam banyak hal setelah tujuan perangnya tak tercapai, yakni melenyapkan Hamas. Foto/Jerusalem Post
A
A
A
TEL AVIV - Kesepakatan gencatan senjata memastikan pembebasan para sandera Israel yang ditawan di Gaza, tetapi disertai dengan peringatan: Israel gagal mencapai tujuan utama perangnya, yakni melenyapkan kekuasaan Hamas di Gaza.
Tujuan utama itu merupakan poin yang berulang kali ditekankan oleh Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu untuk terus melanjutkan perang.
Profesor Yossi Mekelberg, konsultan senior program MENA di lembaga think tank Chatham House, mengatakan kepada Al Arabiya English bahwa Netanyahu “terjebak dalam banyak hal” setelah para pemimpin utama dalam pemerintahan koalisinya yang rapuh tetap menentang gencatan senjata dengan alasan ancaman Hamas.
Penentangan terhadap gencatan senjata itu muncul terlepas ada tekanan dari pemerintahan Donald Trump yang mulai berkuasa di Amerika Serikat (AS).
Sementara itu, fokus media dan publik Israel kini beralih pada penanganan Netanyahu terhadap perang di Gaza.
“Di satu sisi, dia (Netanyahu) tidak ingin kehilangan koalisinya, dan dia tidak ingin kehilangan kekuasaan dan menghadapi persidangan korupsinya, tetapi pada saat yang sama dia tidak ingin mengecewakan [Donald] Trump karena tidak seperti [Joe] Biden, dia tahu dia tidak dapat memanipulasinya, jadi dia terjebak dalam banyak hal,” kata Mekelberg, Selasa (21/1/2025).
"Partai sayap kanan yang dipimpin oleh Bezalel Smotrich sangat tidak senang dengan perjanjian [gencatan senjata] ini, jika mereka pergi, dia tidak akan memiliki suara mayoritas di pemerintahan dan dia tidak dapat mengikuti Pemilu baru karena kebanyakan orang mengatakan mereka ingin Netanyahu keluar," paparnya.
Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir dan dua menteri lainnya dari partai nasionalis-religiusnya telah mengundurkan diri dari kabinet Netanyahu karena tidak setuju dengan kesepakatan gencatan senjata Gaza. Kubu Ben-Gvir menarik diri dari koalisi yang berkuasa.
Menteri Keuangan Israel sayap kanan Bezalel Smotrich juga mengancam pada hari Minggu akan keluar dari pemerintahan koalisi jika Israel menghentikan perang melawan Hamas di Gaza.
Smotrich mengepalai Partai Zionisme Religius nasionalis yang merupakan bagian dari pemerintahan Netanyahu.
Tujuan utama itu merupakan poin yang berulang kali ditekankan oleh Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu untuk terus melanjutkan perang.
Profesor Yossi Mekelberg, konsultan senior program MENA di lembaga think tank Chatham House, mengatakan kepada Al Arabiya English bahwa Netanyahu “terjebak dalam banyak hal” setelah para pemimpin utama dalam pemerintahan koalisinya yang rapuh tetap menentang gencatan senjata dengan alasan ancaman Hamas.
Penentangan terhadap gencatan senjata itu muncul terlepas ada tekanan dari pemerintahan Donald Trump yang mulai berkuasa di Amerika Serikat (AS).
Sementara itu, fokus media dan publik Israel kini beralih pada penanganan Netanyahu terhadap perang di Gaza.
“Di satu sisi, dia (Netanyahu) tidak ingin kehilangan koalisinya, dan dia tidak ingin kehilangan kekuasaan dan menghadapi persidangan korupsinya, tetapi pada saat yang sama dia tidak ingin mengecewakan [Donald] Trump karena tidak seperti [Joe] Biden, dia tahu dia tidak dapat memanipulasinya, jadi dia terjebak dalam banyak hal,” kata Mekelberg, Selasa (21/1/2025).
"Partai sayap kanan yang dipimpin oleh Bezalel Smotrich sangat tidak senang dengan perjanjian [gencatan senjata] ini, jika mereka pergi, dia tidak akan memiliki suara mayoritas di pemerintahan dan dia tidak dapat mengikuti Pemilu baru karena kebanyakan orang mengatakan mereka ingin Netanyahu keluar," paparnya.
Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir dan dua menteri lainnya dari partai nasionalis-religiusnya telah mengundurkan diri dari kabinet Netanyahu karena tidak setuju dengan kesepakatan gencatan senjata Gaza. Kubu Ben-Gvir menarik diri dari koalisi yang berkuasa.
Menteri Keuangan Israel sayap kanan Bezalel Smotrich juga mengancam pada hari Minggu akan keluar dari pemerintahan koalisi jika Israel menghentikan perang melawan Hamas di Gaza.
Smotrich mengepalai Partai Zionisme Religius nasionalis yang merupakan bagian dari pemerintahan Netanyahu.
Lihat Juga :