Langka, Jenderal Top Iran Akui Teheran Kalah Telak di Suriah

Kamis, 09 Januari 2025 - 10:03 WIB
loading...
A A A
Pejabat Garda Revolusi, yang meminta agar namanya tidak disebutkan karena dia sedang membahas isu-isu sensitif, mengatakan kebijakan Iran belum difinalisasi tetapi konsensus telah muncul dalam pertemuan-pertemuan yang ia hadiri di mana strategi diperdebatkan.

Dia mengatakan Iran akan diuntungkan jika Suriah jatuh ke dalam kekacauan karena Iran tahu bagaimana cara berkembang dan mengamankan kepentingannya dalam lanskap yang bergejolak.

Di Iran, Garda Revolusi memiliki wewenang untuk menetapkan kebijakan regional dan mengesampingkan Kementerian Luar Negeri.

Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, yang memegang keputusan akhir mengenai masalah-masalah penting negara, telah mengatakan dalam setidaknya dua pidato sejak jatuhnya Assad bahwa perlawanan belum mati di Suriah, seraya menambahkan bahwa pemuda Suriah akan merebut kembali negara mereka dari pemberontak yang berkuasa, yang disebutnya sebagai antek-antek Israel dan Amerika Serikat.

Presiden Masoud Pezeshkian dan Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi bersikap lebih lunak, dengan mengatakan bahwa mereka mendukung stabilitas di Suriah dan hubungan diplomatik dengan pemerintah baru.

Ketegangan seputar pandangan-pandangan yang saling bertentangan ini mengenai Suriah cukup menyita perhatian para pejabat sehingga mereka memulai kampanye pengendalian kerusakan dengan publik minggu lalu. Para komandan militer senior dan pakar yang dekat dengan pemerintah menyampaikan pidato dan mengadakan sesi tanya jawab dengan para hadirin di masjid dan pusat-pusat komunitas di beberapa kota.

Pidato Jenderal Esbati, pada tanggal 31 Desember di masjid Valiasr di Teheran tengah, ditujukan kepada jajaran militer dan konstituen masjid, menurut pemberitahuan publik acara tersebut, yang berjudul, "Menjawab pertanyaan tentang keruntuhan Suriah."

Sesi tersebut dimulai dengan Jenderal Esbati yang memberi tahu khalayak bahwa dia meninggalkan Suriah dengan pesawat militer terakhir ke Teheran pada malam sebelum Damaskus jatuh ke tangan pemberontak. Sesi tersebut diakhiri dengan dia menjawab pertanyaan dari para hadirin.

Dia menyampaikan penilaiannya yang paling serius tentang kemampuan militer Iran dalam memerangi Israel dan Amerika Serikat.

Ketika ditanya apakah Iran akan membalas dendam atas pembunuhan pemimpin lama Hizbullah, Hassan Nasrallah, dia menjawab bahwa Iran sudah melakukannya, merujuk pada rentetan rudal musim gugur lalu.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1003 seconds (0.1#10.140)