Virus Flu Burung H5N1 Tewaskan Warga AS, Publik Ketakutan Muncul Pandemi Baru

Selasa, 07 Januari 2025 - 19:45 WIB
loading...
Virus Flu Burung H5N1...
Petugas menangani wabah flu burung. Foto/anadolu
A A A
WASHINGTON - Kematian pertama akibat flu burung H5N1 tercatat di Amerika Serikat (AS), tepatnya di negara bagian Louisiana, menurut departemen kesehatan setempat.

Pada akhir Desember, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) melaporkan adanya mutasi virus flu burung pada seorang pasien yang menderita penyakit parah.

"Departemen Kesehatan Louisiana melaporkan pasien yang dirawat di rumah sakit dengan kasus pertama flu burung yang sangat patogen (HPAI), atau H5N1, pada manusia di Louisiana dan AS telah meninggal," ungkap departemen tersebut.

Pasien tersebut berusia lebih dari 65 tahun dan memiliki kondisi medis yang mendasarinya. Menurut departemen tersebut, dia tertular flu burung setelah kontak dengan burung peliharaan dan burung liar.

“Kasus ini saat ini merupakan satu-satunya kasus infeksi flu burung pada manusia di Louisiana,” papar departemen itu, seraya menambahkan risiko terhadap populasi secara keseluruhan tetap rendah.

Sebelumnya, para ilmuwan dari Scripps Research Institute yang berpusat di AS menemukan hanya satu mutasi saja sudah cukup bagi strain flu burung H5N1 yang sangat patogen untuk mulai menyebar dengan mudah di antara manusia.

“Jika ini terjadi bukan dalam kondisi laboratorium, tetapi di alam liar, manusia terancam dengan pandemi baru,” ungkap mereka.

Sejak awal tahun 2024, wabah virus flu burung telah tercatat di seluruh dunia. Meskipun geografi penyebaran virus flu burung sangat luas, menurut Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH), wabah yang tercatat di antara burung liar dan domestik secara signifikan lebih sedikit di dunia pada tahun 2024 dibandingkan pada tahun 2023.

Lebih sedikit fokus infeksi juga diidentifikasi di wilayah Rusia dibandingkan pada periode sebelumnya, lembaga tersebut mencatat.

Flu burung adalah penyakit virus menular akut pada burung, yang ditandai dengan kerusakan pada organ pencernaan dan pernapasan, serta kematian yang tinggi.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0861 seconds (0.1#10.140)