Zelensky: Fakta Ukraina Tak Memiliki Senjata Nuklir Adalah Buruk
loading...
A
A
A
Pemimpin Ukraina itu kemudian mengkritik AS, Inggris, dan negara-negara bersenjata nuklir lainnya karena mengabaikan permintaan Kyiv yang berulang kali untuk melindungi integritas dan kedaulatan wilayah Ukraina.
"Mereka tidak peduli," kata Zelensky dalam bahasa Rusia, meskipun secara aktif menghindari berbicara dalam bahasa tersebut selama wawancara.
"Rusia tidak peduli, begitu pula semua penjamin keamanan lainnya. Tidak seorang pun dari mereka peduli dengan negara ini, orang-orang ini, jaminan keamanan ini, dan lain-lain," paparnya.
Zelensky telah berulang kali menuduh Moskow melanggar Memorandum Budapest dan menyatakan penyesalannya bahwa negaranya menyerahkan senjata nuklirnya, dengan menyatakan pada awal tahun 2022—sebelum Rusia melancarkan serangannya—bahwa Kyiv memiliki "hak penuh" untuk membatalkan keputusan tersebut.
Pada bulan Oktober, dia menyatakan bahwa hanya ada dua pilihan untuk memastikan keamanan Ukraina: bergabung dengan NATO atau memperoleh senjata nuklir.
Rusia berpendapat bahwa Ukraina tidak pernah memiliki senjata nuklir sejak awal, karena aset Soviet secara hukum adalah milik Moskow.
Pejabat Rusia juga telah berulang kali menyatakan bahwa dokumen tahun 1994 tersebut dirusak oleh ekspansi NATO ke arah timur, yang mengancam kepentingan keamanan vital Moskow, dan bahwa AS-lah yang menginjak-injaknya dengan mensponsori kudeta Maidan di Kyiv pada tahun 2014.
"Mereka tidak peduli," kata Zelensky dalam bahasa Rusia, meskipun secara aktif menghindari berbicara dalam bahasa tersebut selama wawancara.
"Rusia tidak peduli, begitu pula semua penjamin keamanan lainnya. Tidak seorang pun dari mereka peduli dengan negara ini, orang-orang ini, jaminan keamanan ini, dan lain-lain," paparnya.
Zelensky telah berulang kali menuduh Moskow melanggar Memorandum Budapest dan menyatakan penyesalannya bahwa negaranya menyerahkan senjata nuklirnya, dengan menyatakan pada awal tahun 2022—sebelum Rusia melancarkan serangannya—bahwa Kyiv memiliki "hak penuh" untuk membatalkan keputusan tersebut.
Pada bulan Oktober, dia menyatakan bahwa hanya ada dua pilihan untuk memastikan keamanan Ukraina: bergabung dengan NATO atau memperoleh senjata nuklir.
Rusia berpendapat bahwa Ukraina tidak pernah memiliki senjata nuklir sejak awal, karena aset Soviet secara hukum adalah milik Moskow.
Pejabat Rusia juga telah berulang kali menyatakan bahwa dokumen tahun 1994 tersebut dirusak oleh ekspansi NATO ke arah timur, yang mengancam kepentingan keamanan vital Moskow, dan bahwa AS-lah yang menginjak-injaknya dengan mensponsori kudeta Maidan di Kyiv pada tahun 2014.
(mas)